Lampiran SE BI No. 526BPS Tanggal 27 Oktober 2003 Bagian III Akuntansi Aktiva
Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia III-37
c. Sumber pinjaman
qardh yang berasal dari ekstern bank dilaporkan dalam
laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan,
sedangkan sumber pinjaman
qardh yang berasal dari intern bank dilaporkan di neraca bank
sebagai pinjaman qardh
. d. Atas pinjaman
qardh , bank hanya boleh mengenakan biaya administrasi.
e. Jika ada penerimaan imbalan bonus yang tidak dipersyaratkan sebelum- nya maka penerimaan imbalan tersebut dimasukkan sebagai pendapatan
operasi lainnya. f.
Jika pada akhir periode, peminjam dana qardh
tidak dapat mengembalikan dana, maka pinjaman
qardh dapat diperpanjang atau dihapusbukukan.
g. Bank dapat meminta jaminan atas pemberian qardh
. h. Jika giro simpanan nasabah atau simpanan bank lain bersaldo negatif ma-
ka saldo giro negatif tersebut dicatat dineraca bank sebagai pinjaman qardh
.
4. Perlakuan Akuntansi
Pengakuan dan Pengukuran
a. Pinjaman qardh
diakui sebesar jumlah yang dipinjamkan pada saat terjadinya.
b. Pengenaan biaya administrasi diakui sebagai pendapatan operasi lainnya. c.
Penerimaan imbalan diakui sebagai pendapatan operasi lainnya sebesar jumlah yang diterima.
Penyajian
Pinjaman qardh
yang bersumber dari intern bank, disajikan dalam neraca bank pada pos pinjaman
qardh , sedangkan yang bersumber dari ekstern bank,
disajikan dalam laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan
.
5. Ilustrasi Jurnal
a. Pada saat pinjaman qardh
diberikan Db. Pinjaman
qardh Kr.
Kasrekening nasabahkliring b. Pada saat penerimaan biaya administrasi
Db. Kas Kr.
Pendapatan operasional lainnya-pendapatan administrasi pinjaman qardh
c. Pada saat penerimaan imbalan
Db. Kas Kr.
Pendapatan operasional lainnya-pendapatan administrasi pinjaman qardh
d. Pada saat pelunasancicilan Db. Kasrekening nasabahkliring
Kr. Pinjaman
qardh e. Pada saat penghapusan pinjaman
qardh .
Db. Cadangan penyisihan kerugian pinjaman qardh
Kr. Pinjaman
qardh
6. Pengungkapan
Lampiran SE BI No. 526BPS Tanggal 27 Oktober 2003 Bagian III Akuntansi Aktiva
Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia III-38
Hal-hal yang harus diungkapkan, antara lain: a. rincian jumlah pinjaman
qardh berdasarkan sumber dana, jenis peng-
gunaan dan sektor ekonomi; b. jumlah pinjaman
qardh yang diberikan kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa; c.
kebijakan manajemen dalam pelaksanaan pengendalian risiko pinjaman qardh
; dan d
. ikhtisar pinjaman
qardh yang dihapus buku yang menunjukkan saldo awal,
penghapusan selama tahun berjalan, penerimaan atas pinjaman qardh
yang telah dihapusbukukan dan pinjaman qardh
yang telah dihapustagih dan saldo akhir pinjaman
qardh yang dihapus buku.
7. Ketentuan Lain-lain
— J. PENYALURAN DANA INVESTASI TERIKAT
EXECUTING 1.
Definisi
Penyaluran dana investasi terikat mudharabah muqayyadah- executing
adalah akad kerjasama usaha antara bank sebagai pengelola dana mudharib
dan nasabah sebagai pemilik dana shahibul maal
dimana pemilik dana mem- berikan persyaratan tertentu dalam tujuan pembiayaan, sektor usaha, lokasi
dan persyaratan lainnya serta bank ikut menanggung risiko atas penyaluran dana investasi terikat tersebut.
2. Dasar Pengaturan
Apabila bank bertindak sebagai agen dalam menyalurkan dana mudharabah
muqayyadah-executing atau investasi terikat tetapi bank menanggung risiko
atas penyaluran dana tersebut executing agent
maka pelaporannya dilakukan
dalam neraca sebesar porsi risiko yang ditanggung oleh bank. PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah, paragraf 34
3. Penjelasan
Penyaluran dana investasi terikat mudharabah muqayyadah-executing
dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip penyaluran dana yang ada dan
mengikuti ketentuan pada masing-masing penyaluran dana tersebut.
4. Perlakuan Akuntansi
Pengakuan, Pengukuran dan Penyajian
Sesuai dengan prinsip-prinsip penyaluran dana yang ada dan mengikuti ketentuan pada masing-masing penyaluran dana tersebut.
5. Ilustrasi Jurnal