Lampiran SE BI No. 526BPS Tanggal 27 Oktober 2003 Bagian III Akuntansi Aktiva
Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia III-21
traktor dan jika diperlukan dibentuk penyisihan kerugian piutang. PSAK
59: Akuntansi Akuntansi Perbankan Syariah, paragraf 101
m. Penerimaan barang pesanan tidak sesuai spesifikasi dan jadwal yang direncanakan
1 Jika bank menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan spesifikasi dan tidak dapat memperoleh kembali seluruh jum-
lah uang yang telah dibayarkan kepada subkontraktor, maka jumlah yang belum diperoleh kembali diakui sebagai piutang
istishna jatuh
tempo kepada subkontraktor dan jika diperlukan dibentuk penyisihan kerugian piutang. PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah,
paragraf 102
2 Jika bank menerima barang pesanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi, maka barang pesanan tersebut diukur dengan nilai yang
lebih rendah antara nilai wajar dan harga perolehan. Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan.
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah, paragraf 103
3 Dalam istishna
paralel, jika pembeli akhir menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan spesifikasi yang disepakati,
maka barang pesanan diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar dan harga pokok
istishna . Selisih yang terjadi diakui
sebagai kerugian pada periode berjalan. PSAK 59: Akuntansi
Perbankan Syariah, paragraf 104
n. Jika penyelesaian piutang istishna
dilakukan dengan cara ditangguhkan dari tanggal penyerahan aktiva
istishna maka perlakuan akuntansi untuk
piutang istishna
mengikuti perlakuan akuntansi untuk piutang murabahah
. o. Jika penyelesaian piutang
istishna dilakukan dengan cara pembayaran
dimuka pada saat akad maka perlakuan akuntansi untuk piutang istishna
mengikuti perlakuan akuntansi untuk akuntansi salam
.
3. Penjelasan
a. Spesifikasi dan harga barang pesanan dalam istishna
disepakati oleh pembeli dan penjual di awal akad. Pada dasarnya harga barang tidak
dapat berubah selama jangka waktu akad, kecuali disepakati oleh kedua belah pihak.
b. Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi: jenis, macam, kualitas dan kuantitasnya. Barang pesanan harus
sesuai dengan karakteristik yang telah disepakati antara pembeli dan penjual. Jika barang pesanan yang dikirimkan salah atau cacat maka
penjual harus bertanggung jawab atas kelalaiannya.
c. Jika pembeli dalam akad
istishna tidak mewajibkan bank untuk membuat
sendiri barang pesanan, maka untuk memenuhi kewajiban pada akad pertama, bank dapat mengadakan akad
istishna kedua dengan pihak
ketiga subkontraktor. Akad istishna
kedua ini disebut istishna
paralel. d. Pada dasarnya akad
istishna tidak dapat dibatalkan, kecuali memenuhi
kondisi: 1 kedua belah pihak setuju untuk menghentikannya; dan
2 akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat menghalangi pelaksanaan atau penyelesaian akad.
Lampiran SE BI No. 526BPS Tanggal 27 Oktober 2003 Bagian III Akuntansi Aktiva
Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia III-22
e. Selain karena ketentuan pada poin d, akad istishna
dapat dihentikan jika kedua belah pihak telah memenuhi kewajibannya.
f. Pengakuan pendapatan pada piutang
istishna harus diakui bila seluruh
kondisi berikut terpenuhi: 1 Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah
memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli. 2 Perusahaan tidak lagi mengelola atau mengendalikan secara efektif
atas barang yang dijual. 3 Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur secara andal.
4 Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada perusahaan tersebut.
5 Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan dapat diukur secara andal.
g. Mekanisme pembayaran istishna
harus disepakati dalam akad dan dapat dilakukan dengan cara:
1 Pembayaran dimuka, yaitu pembayaran dilakukan secara keseluruh- an pada saat akad sebelum aktiva
istishna diserahkan kepada
pembeli akhir. 2 Pembayaran saat penyerahan barang, yaitu pembayaran dilakukan
pada saat barang diterima oleh pembeli akhir. Cara pembayaran ini dimungkinkan adanya pembayaran termin sesuai dengan progres
pembuatan aktiva istishna
. 3 Pembayaran ditangguhkan, yaitu pembayaran dilakukan setelah
aktiva istishna
diserahkan kepada pembeli akhir. h. Metode pengakuan pendapatan yang digunakan jika bank menggunakan
mekanisme pembayaran dimuka adalah pengakuan pendapatan dan jurnal transaksinya sebagaimana dalam transaksi
salam .
i. Metode pengakuan pendapatan yang dapat digunakan jika bank meng-
gunakan mekanisme pembayaran dimuka dan saat penyerahan adalah metode persentase penyelesaian dan metode akad selesai.
j. Metode pengakuan pendapatan yang digunakan jika bank menggunakan
mekanisme pembayaran ditangguhkan adalah pengakuan pendapatan dan jurnal transaksinya sebagaimana dalam transaksi
murabahah .
k. Pembeli mempunyai hak untuk memperoleh jaminan dari penjual atas:
1 jumlah yang telah dibayarkan; 2 penyerahan barang pesanan sesuai dengan spesifikasi dan tepat
waktu. l.
Penjual mempunyai hak untuk mendapatkan jaminan bahwa harga yang disepakati akan dibayar tepat waktu.
m. Perpindahan kepemilikan barang pesanan dari penjual ke pembeli dilaku- kan pada saat penyerahan sebesar jumlah yang disepakati. Perpindahan
kepemilikan ini terjadi secara otomatis dengan tanpa syarat. n. Biaya pra-akad adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh bank terkait
dengan aktiva istishna
sebelum akad ditandatangani dan disepakati oleh nasabah.
4. Perlakuan Akuntansi