Dasar Pengaturan Penjelasan PINJAMAN SUBORDINASI 1.

Lampiran SE BI No. 526BPS Tanggal 27 Oktober 2003 Bagian IV Akuntansi Kewajiban Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia IV-21

6. Pengungkapan

a. Bank harus mengungkapkan rincian pembiayaan yang diterima mengenai: 1 Jenis sumber dana pinjaman yang diterima; 2 Jangka waktu, imbalan dan jatuh tempo pinjaman yang diterima; 3 Jenis valuta rupiah dan valuta asing; 4 Perikatan yang menyertainya; 5 Nilai aktiva bank yang dijaminkan; dan 6 Hubungan istimewa. b. Apabila pemerintah atau pihak lain menyediakan bantuan kepada bank berupa dana atau fasilitas pinjaman dengan tingkat imbalan yang lebih rendah dari tingkat imbalan di pasar maka manajemen perlu mengung- kapkan mengenai bantuan tersebut dan dampaknya terhadap laba bersih.

7. Ketentuan Lain-lain

J. PINJAMAN SUBORDINASI 1.

Definisi Pinjaman subordinasi adalah pinjaman yang berdasarkan suatu perjanjian hanya dapat dilunasi apabila bank telah memenuhi kewajiban tertentu dan dalam hal terjadi likuidasi hak tagihnya berlaku paling akhir dari semua kewajiban dan investasi tidak terikat.

2. Dasar Pengaturan

Pinjaman subordinasi adalah pinjaman yang berdasarkan suatu perjanjian hanya dapat dilunasi apabila bank telah memenuhi kewajiban tertentu dan dalam hal terjadi likuidasi hak tagihnya berlaku paling akhir dari semua simpanan dan pinjaman diterima. PSAK 31: Akuntansi Perbankan, paragraf 11

3. Penjelasan

a. Tujuan adanya pinjaman subordinasi: 1 Mengumpulkan dana untuk menambah setoran modal 2 Memenuhi kebutuhan dana di bank dari pemilik atau pemegang saham. 3 Memperkuat permodalan bank. b. Prinsip syariah yang dapat digunakan untuk pinjaman subordinasi adalah qardh atau mudharabah muqayyadah . c. Qardh merupakan pinjaman tanpa imbalan yang memungkinkan peminjam untuk menggunakan dana tersebut selama jangka waktu tertentu dan wajib mengembalikannya dalam jumlah yang sama pada akhir periode yang disepakati. Lampiran SE BI No. 526BPS Tanggal 27 Oktober 2003 Bagian IV Akuntansi Kewajiban Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia IV-22 d. Pinjaman subordinasi yang menggunakan prinsip qardh harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1 Adanya akad tertulis antara bank dan pemberi pinjaman; 2 Pemilik dana dilarang meminta tambahan yang ditetapkan dimuka; 3 Penerima dana dapat memberikan hadiahbonus berdasarkan kemauan sendiri; 4 Mendapat persetujuan dari Bank Indonesia; 5 Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan disetor penuh. 6 Minimal berjangka waktu lima tahun; 7 Pelunasan sebelum jatuh tempo harus mendapat persetujuan Bank Indonesia dan dengan pelunasan tersebut permodalan bank tetap sehat; dan 8 Hak tagihnya dalam hal likuidasi berlaku paling akhir jika ada sisa hasil likuidasi. e. Mudharabah muqayyadah adalah akad mudharabah dimana shahibul maal memberikan batasan kepada mudharib mengenai tempat, cara dan obyek investasi. f. Pinjaman subordinasi yang menggunakan prinsip mudharabah muqayyadah harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1 Adanya akad tertulis antara bank dan pemberi pinjaman 2 Pemilik dana memperoleh nisbah bagi hasil sesuai kesepakatan; 3 Mendapat persetujuan dari Bank Indonesia; 4 Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan disetor penuh; 5 Minimal berjangka waktu lima tahun; 6 Pelunasan sebelum jatuh tempo harus mendapat persetujuan Bank Indonesia dan dengan pelunasan tersebut permodalan bank tetap sehat; dan 7 Hak tagihnya dalam hal likuidasi berlaku paling akhir jika ada sisa hasil likuidasi. g. Jenis pinjaman subordinasi, antara lain hutang dalam rangka pembiayaan dari Islamic Development Bank dan lembaga keuangan internasional lainnya, Bank Indonesia, pemegang saham atau pihak-pihak serupa lainnya sepanjang memenuhi persyaratan di atas. h. Pinjaman subordinasi yang dapat dijadikan komponen modal pelengkap ditetapkan berdasarkan ketentuan yang berlaku.

4. Perlakuan Akuntansi