Definisi Dasar Pengaturan LAPORAN LABA RUGI

Lampiran SE BI No. 526BPS Tanggal 27 Oktober 2003 Bagian VII Laporan Laba Rugi Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia VII-1

BAGIAN VII LAPORAN LABA RUGI

A. Definisi

Laporan laba rugi adalah laporan yang menggambarkan kinerja dan kegiatan usaha bank syariah pada suatu periode tertentu yang meliputi pendapatan dan beban yang timbul pada operasi utama bank dan operasi lainnya

B. Dasar Pengaturan

1. Dengan memperhatikan ketentuan dalam PSAK lainnya, penyajian dalam laporan laba rugi mencakup, tetapi tidak terbatas pada pos-pos pendapatan dan beban berikut: Pendapatan operasi utama: Pendapatan dari jual beli: pendapatan marjin murabahah ; pendapatan salam paralel; pendapatan bersih istishna paralel; Pendapatan dari sewa: pendapatan bersih ijarah ; Pendapatan dari bagi hasil: pendapatan bagi hasil mudharabah ; pendapatan bagi hasil musyarakah ; Pendapatan operasi utama lainnya; Hak pihak ketiga atas bagi hasil investasi tidak terikat; Pendapatan operasi lainnya; Beban operasi lainnya; Pendapatan non-operasi; Beban non-operasi; Zakat; dan Pajak. PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah, paragraf 162 2. Pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian harus diungkapkan berdasarkan jenis menurut karakteristik transaksi. PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah, paragraf 196 3. Sejauh bisa dilaksanakan, hal-hal tersebut dibawah ini yang berasal dari investasi yang dibiayai bersama oleh bank dan para pemilik dana investasi tidak terikat dan investasi yang hanya dibiayai oleh bank harus diungkapkan secara terpisah: a. pendapatan dan keuntungan investasi; b. beban dan kerugian investasi; c. laba rugi investasi; d. bagian para pemilik dana investasi tidak terikat pada pendapatan kerugian dari investasi sebelum bagian mudharib ; e. bagian bank pada pendapatan kerugian investasi; dan f. bagian bank pada pendapatan dana investasi tidak terikat sebagai mudharib . PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah, paragraf 197 Lampiran SE BI No. 526BPS Tanggal 27 Oktober 2003 Bagian VII Laporan Laba Rugi Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia VII-2 4. Bank menyajikan laporan laba rugi dengan mengelompokkan pendapatan dan beban menurut karakteristiknya dan disusun dalam bentuk berjenjang multiple step yang menggambarkan pendapatan atau beban yang berasal dari kegiatan utama bank dan kegiatan lain. PSAK 31: Akuntansi Perbankan, paragraf 90. 5. Laporan laba rugi bank menyajikan secara terperinci unsur pendapatan dan beban, serta membedakan antara unsur-unsur pendapatan dan beban yang berasal dari kegiatan operasional dan non operasional. PSAK 31: Akuntansi Perbankan, paragraf 91 6. Pos-pos pendapatan dan beban tidak boleh disalinghapuskan, kecuali yang berhubungan dengan transaksi lindung nilai dan dengan aktiva dan kewajiban yang disalinghapuskan sebagaimana diatur pada paragraf 87. PSAK 31: Akuntansi Perbankan, paragraf 95 7. Saling hapus harus dilakukan secara hati-hati. Tidak semua pos bisa disaling- hapuskan. Saling hapus yang tidak tepat dapat menyulitkan pengguna laporan keuangan dalam memahami kinerja dari berbagai aktivitas bank dan tingkat imbal hasil yang diperoleh dari jenis-jenis aktiva tertentu. PSAK 31: Akuntansi Perbankan, paragraf 96 8. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari hal-hal berikut dapat dilaporkan secara neto: a. penjualan dan perubahan nilai tercatat efek; b. penjualan penyertaan efek investasi; dan c. transaksi dalam valuta asing. PSAK 31: Akuntansi Perbankan, paragraf 97.

C. Penjelasan