Penjelasan Perlakuan Akuntansi PERSEDIAAN 1.

Lampiran SE BI No. 526BPS Tanggal 27 Oktober 2003 Bagian III Akuntansi Aktiva Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia III-50 besar dari nilai tercatat piutang salam maka selisihnya menjadi hak nasabah; dan d bank dapat mengenakan denda kepada nasabah, denda hanya boleh dikenakan kepada nasabah yang mampu menunaikan kewajibannya, tetapi tidak memenuhinya dengan sengaja. Hal ini tidak berlaku bagi nasabah yang tidak mampu menunaikan kewajibannya karena force majeur . PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah, paragraf 76 b. Barang pesanan yang telah diterima diakui sebagai persediaan. Pada akhir periode pelaporan keuangan, persediaan yang diperoleh melalui transaksi salam diukur sebesar nilai terendah biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi. Apabila nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian. PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah, paragraf 77 Barang Pesanan Istishna a. Jika bank menerima barang pesanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi, maka barang pesanan tersebut diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar dan biaya perolehan. Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan. PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah, paragraf 103 b. Dalam istishna paralel, jika pembeli akhir menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan spesifikasi yang disepakati, maka barang pesanan diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar dan harga pokok istishna . Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan. PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah, paragraf 104 Penyaluran Persediaan untuk Pembiayaan Mudharabah a. Pembiayaan mudharabah diakui pada saat pembayaran kas atau penyerahan aktiva non-kas kepada pengelola dana. PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah, paragraf 14.a b. Pembiayaan mudharabah dalam bentuk aktiva non-kas: 1 diukur sebesar nilai wajar aktiva non-kas pada saat penyerahan; dan 2 selisih antara nilai wajar dan nilai buku aktiva non-kas diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank. PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah, paragraf 15.b Penyaluran Persediaan untuk Pembiayaan Musyarakah a. Pembiayaan musyarakah diakui pada saat pembayaran tunai atau penyerahan aktiva non-kas kepada mitra musyarakah . PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah, paragraf 41 b. Pembiayaan musyarakah dalam bentuk aktiva non-kas dinilai sebesar nilai wajar dan jika terdapat selisih antara nilai wajar dan nilai buku aktiva non- kas, maka selisih tersebut diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank pada saat penyerahan. PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah, paragraf 42.aii

3. Penjelasan

Lampiran SE BI No. 526BPS Tanggal 27 Oktober 2003 Bagian III Akuntansi Aktiva Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia III-51 a. Bank memperoleh persediaan dengan akad murabahah , salam , istishna dan atau akad lainnya. b. Hal-hal yang tidak termasuk dalam pengertian persediaan, adalah: a aktiva istishna dalam penyelesaian; b aktiva tetap yang digunakan oleh bank; dan c aktiva ijarah . c. Persediaan tersebut termasuk pula persediaan dalam perjalanan yang memenuhi kriteria berikut: 1 dalam transaksi pembelian dengan syarat penyerahan FOB Shipping Point Franco gudang penjual. 2 dalam transaksi penjualan dengan syarat penyerahan FOB Destination Point Franco gudang pembeli. d. Biaya perolehan meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai. e. Jika potongan harga pembelian dari pemasok diperoleh sebelum akad ditandatangani, maka mengurangi biaya perolehan aktiva murabahah. Apabila potongan harga pembelian dari pemasok diperoleh setelah akad ditandatangani, maka potongan tersebut dibagi berdasarkan perjanjian antara bank syariah dan nasabah pembeli.

4. Perlakuan Akuntansi

Pengakuan dan Pengukuran a. Persediaan aktiva murabahah diakui pada awal perolehan sebesar biaya perolehan. b. Potongan pembelian dari pemasok sebelum akad ditandatangani diakui sebagai pengurang biaya perolehan aktiva murabahah . c. Pada akhir periode laporan keuangan, persediaan aktiva murabahah diukur: 1 sebesar biaya perolehan jika aktiva tersebut tersedia untuk dijual dalam murabahah pesanan mengikat. 2 sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi atau biaya perolehan mana yang lebih rendah, jika aktiva tersedia untuk dijual dalam murabahah pesanan tidak mengikat atau murabahah tanpa pesanan. Selisih ku- rang antara biaya perolehan dengan nilai bersih yang dapat direali- sasi diakui sebagai kerugian. d. Pada akhir periode laporan keuangan, persediaan diukur sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi atau biaya perolehan mana yang lebih rendah the lower of cost and net realizable value . Selisih kurang antara biaya perolehan dengan nilai bersih yang dapat direalisasi diakui sebagai kerugian. Penyajian Persediaan disajikan sebagai aktiva persediaan.

5. Ilustrasi Jurnal