6.4.2 Sarana Penyelamat Jiwa
Sarana penyelamatan adalah sarana yang dipersiapkan untuk dipergunakan oleh penghuni maupun petugas pemadam kebakaran dalam
upaya penyelamatan jiwa manusia maupun harta-benda bila terjadi kebakaran pada suatu bangunan gedung dan lingkungan. Sarana penyelamat jiwa tersebut
terdiri dari petunjuk jalan keluar, sarana jalan keluar, pintu darurat, tangga
darurat, penerangan darurat dan titik berkumpul. 1.
Petunjuk Jalan Keluar
Petunjuk arah jalan keluar adalah tanda gambar dan tulisan dalam suatu bangunan gedung atau industri yang memberikan petunjuk arah jalan keluar
dari lokasi. Biasanya ditempatkan di beberapa lokasi strategis, misalnya di persimpangan jalan
koridor atau lorong-lorong dalam lokasi gedung atau bangunan industri. Perda DKI No.03 tahun 1992
Berdasarkan tabel 5.12 area desalination plant memiliki tingkat pemenuhan petunjuk jalan keluar sebesar 100 . Hal tersebut menunjukan bahwa
petunjuk jalan keluar yang berada di area desalination plant sudah sesuai dengan NFPA 101 dan Kepmen PU No.10KPTS2000. Saran yang dapat
diberikan untuk pihak perusahaan adalah pemeliharaan petunjuk jalan keluar sehingga tetap dapat berjalan sebagaimana fungsinya. Selain hal tersebut
sebaiknya pihak perusahaan membuat papan petunjuk jalan keluar dengan ukuran yang lebih besar. Sehingga karyawan maupun pihak selain karyawan
dapat melihat tanda tersebut dengan mudah.
2. Sarana Jalan Keluar
Menurut NFPA 101, akses keluar adalah sebagian sarana jalan keluar yang mengarah ke pintu masuk untuk keluar. Sedangkan dalam KEPMEN PU
No.10KPTS2000 tentang Ketentuan Tehnik Pengaman Terhadap Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, Eksit atau jalan ke luar
adalah: a. salah satu atau kombinasi dari berikut ini jika memberikan jalan ke luar
menuju ke jalan umum atau ruang terbuka: 1. bagian dalam dan luar tangga,
2. ramp, 3. lorong yang dilindungi terhadap kebakaran,
4. bukaan pintu yang menuju jalan umum atau ruang terbuka. b. jalan ke luar horisontal atau lorong yang dilindungi terhadap kebakaran
yang menuju ke eksit horisontal.
Berdasarkan tabel 5.13 area desalination plant memiliki tingkat pemenuhan sarana jalan keluar sebesar 66.66 . Hal tersebut menunjukan bahwa sarana
jalan keluar yang ada di area desalination plant masih terdapat kekurangan yang belum sesuai dengan NFPA 101. Komponen yang masih belum sesuai
dengan NFPA 101 adalah lebar minimal jalan keluar adalah 2 m, jumlah jalan keluar terdapat lebih dari 1 dan letaknya berjauhan. Namun terdapat
pengecualian, sarana jalan keluar diperbolehkan dengan jumlah 1 buah apabila semua karyawan yang berada di dalam area tesebut dapat dievakuasi
dengan aman selama terjadinya kejadian darurat.
Area desalination plant hanya memiliki 1 sarana jalan keluar. Jumlah pegawai yang bekerja di area desalination plant setiap harinya adalah 3orang.
Saran yang dapat diberikan adalah agar tetap menjaga sepanjang sarana jalan keluar agar tetap bersih dan bebas dari benda-benda yang dapat menghambat
proses evakuasi. Sehingga ketika tejadi keadaan darurat karyawan dapat dengan segera dievakuasi dengan aman tanpa adanya hambatan.
3. Pintu Darurat
Menurut Puslitbang Departemen Pekerjaan Umum pintu kebakaran adalah pintu-pintu yang langsung menuju tangga kebakaran dan hanya dipergunakan
apabila terjadi kebakaran. Sedangkan menurut NFPA 101, pintu darurat atau pintu kebakaran adalah pintu yang dipergunakan sebagai jalan keluar untuk
usaha penyelamatan jiwa manusia pada saat terjadi kebakaran. Berdasarkan tabel 5.14, pintu darurat yang berada di area desalination plant
memiliki tingkat pemenuhan sebesar 85.71 . Hampir seluruh komponen kesesuaian pintu darurat sudah dipenuhi. Namun para karyawan
menggunakan pintu tersebut untuk keluar masuk area setiap harinya. Saran yang dapat diberikan untuk pihak perusahaan adalah memberlakukan pintu
darurat tersebut sesuai fungsinya, yaitu hanya digunakan ketika terjadi kejadian darurat kebakaran saja. Maka ketika terjadi keadaan darurat
kebakaran para karyawan dapat mengevakuasi dirnya dengan segera melalui pintu-pintu darurat tersebut.
4. Tangga Darurat
Tangga darurat atau tangga kebakaran digunakan sebagai sarana jalan jika terjadi kebakaran. Menurut KEPMEN PU No.10KPTS2000, tangga
kebakaran adalah tangga yang direncanakan khusus untuk penyelamatan bila terjadi kebakaran. Di area desalination tidak dilakukan pemeriksaan
mengenai tangga darurat. Hal tersebut dikarenakan area ini hanya terdiri dari satu lantai saja.
5. Penerangan Darurat
Penerangan darurat merupakan penerangan untuk menerangi sepanjang jalur evakuasi jika penerangan utama tidak berfungsi pada waktu terjadi
kebakaran, sehingga memudahkan usaha penyelamatan. Penerangan darurat yang digunakan untuk sarana jalan keluar harus bersumber dari aliran listrik
yang dapat diandalkan dan dipertanggungjawabkan. Lampu darurat dipasang pada tangga kebakaran, bordes, jalan penghubung dan jalan-jalan yang akan
dilalui pada saat evakuasi. Perda DKI, 1992 Area desalination tidak memiliki lampu darurat. Namun terdapat 3 sumber
listrik di area ini yaitu: AC listrik, DC listrik batterai dan diesel. AC listrik digunakan sebagai sumber listrik utama yang digunakan untuk seluruh
kepentingan kegiatan yang berlangsung. Saran yang dapat diberikan adalah agar perusahaan tetap menyediakan lampu darurat di area ini, walaupun
sudah ada 3 sumber listrik yang berbeda.
6. Tempat berhimpun
Suatu tempat di area sekitar atau di luar lokasi yang diperuntukan sebagai tempat berhimpun dan dilakukan penghitungan saat terjadi keadaan darurat.
Tempat ini pula merupakan lokasi akhir yang dituju sebagaimana digambarkan dalam rute evakuasi. Tempat berhimpun darurat harus aman
dari bahaya kebakaran dan lainnya. NFPA 101 Berdasarkan hasil pemeriksaan tempat berhimpun dengan menggunakan
daftar checklist NFPA 101, PLTU PT PJB UP Muara Karang memiliki tingkat pemenuhan sebesar 100 . Tempat berhimpun yang berada di area
PLTU terletak di depan gedung office dikarenakan tempat tersebut strategis. Area-area PLTU lainnya berada di dekat gedung office tersebut. Sehingga
satu tempat berhimpun saja dirasa cukup. Namun desalination plant terletak cukup jauh dari tempat berhimpun tersebut. Untuk mencapainya, karyawan
harus melewati area ground floor terlebih dahulu. Walaupun demikian karyawan yang bekerja di area tersebut berada dalam jumlah sedikit dan
memahami kondisi lapangan sehingga dapat mencapai tempat berhimpun. Saran yang dapat diberikan terhadap perusahaan adalah agar tetap
memelihara kondisi tempat berhimpun selalu dalam kondisi aman. perawatan garis pembatas dan tanda petunjuk tempat berhimpun sehingga selalu dalam
keadaan baik dan dapat dilihat dengan mudah oleh karyawan.
6.4.3 Tingkat Pemenuhan Sistem Tanggap Darurat Kebakaran di Area Desalination Plant