5.3.6.3 Rata-Rata Tingkat Pemenuhan Sistem Tanggap Darurat Kebakaran Di Area Office PLTU
Tabel 5.68 Rata-rata Tingkat Pemenuhan Sistem Tanggap Darurat di Area Office PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No Komponen
Presentase Tingkat Pemenuhan
1 Manajemen Tanggap Darurat
88.88 2
Sarana Proteksi Aktif 55.10
3 Sarana Penyelamat Jiwa
76.78
Rata-rata 73.58
Berdasarkan tabel 5.68 rata-rata tingkat pemenuhan sistem tanggap darurat di area office PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010 adalah 73.58 yaitu
cukup baik C dimana komponen sudah terpasang tapi ada sebagian kecil
instalasi yang tidak sesuai dengan persyaratan.
5.3.7 Gudang
5.3.7.1Sarana Proteksi Aktif
Tabel 5.69 Tingkat Pemenuhan Rata-Rata Sarana Proteksi Aktif Di Area Gudang PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
NO. KOMPONEN
TINGKAT PEMENUHAN
1. APAR
98.53 2.
APAB 100
3. Alarm
100 4.
Sprinkler 100
5. Detektor
100
NO. KOMPONEN
TINGKAT PEMENUHAN
6. Hidran Gedung
7. Hidran Halaman
JUMLAH 71.23
Berdasarkan tabel 5.70, hasil pemeriksaan area gudang mendapat tingkat pemenuhan sebesar 71.23 . Berikut uraian hasil sarana proteksi yang didapat
di area gudang PLTU PT PJB UP Muara Karang: 1.
APAR dan APAB APAR
APAR yang disediakan pada area gudang merupakan jenis DCP dengan berat 5 kg sebanyak 1 buah, berat 6kg sebanyak 5 buah dan 25kg sebanyak 4 buah.
Jadi APAR yang disediakan di gudang berjumlah 7 buah. Namun tidak terdapat APAR yang dapat memadamkan kebakaran jenis D. Berdasarkan hasil observasi
dan wawancara, pemeliharaan APAR dilakukan sebulan sekali meliputi kondisi nozzle, draft pressure indicator manometer, segel, apakah ada karat atau tidak
dan penimbangan berat APAR yang dilakukan oleh petugas K3. Untuk pengisian ulang biasanya dilakukan ketika ada APAR yang kadaluarsa, bahkan sebagian
APAR yang kadaluarsa ini dimanfaatkan digunakan dalam latihan pemadaman kebakaran.
Tabel 5.70 Tingkat Pemenuhan APAR per Elemen Pertanyaan di area Gudang PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. Pada APAR terdapat klasifikasi
kebakaran yang sesuai dengan jenis kebakaran
Terdapat APAR
tipe DCP
untuk memadamkan jenis kebakaran A, B, C.
namun tidak terdapat APAR yang dapat memadamkan jenis kebakaran D.
75 25
2. Jumlah
APAR berdasarkan
luas bangunan Area gudang sebaiknya memiliki APAR
yang berjumlah 1 buah. Sedangkan APAR yang ada adalah 7 buah.
100
3. Sebelum dipakai segel
pengaman harus dalam keadaa n baik dan penutup tabung terp
asang kuat Segel yang terpasang pada seluruh APAR
yang ada di area office berada dalam keadaan baik dan penutup tabung terpasang kuat.
100
4. Lubang
penyemprot tidak
tersumbat dan slang tahan tekanan tinggi serta tidak bocor
Berdasarkan pengecekan bersama pihak K3 lubang penyemprot tidak tersumbat ataupun
bocor dan tahan tekanan tinggi. 100
5. Bahan baku pemadam dalam
keadaan baik dan tidak lewat masa berlakunya
Berdasarkan pemeriksaan manometer APAR jenis DCP serta pengecekan kartu pemeriksa
an menunjukan APAR dalam kondisi baik dan tidak lewat masa berlakunya.
100
6. APAR ditempatkan di lokasi
yang mudah terlihat, mudah dijangkau dan
letaknya tidak terhalangi oleh benda lain
APAR-APAR diletakan di dekat mesin- mesin produksi serta sepanjang jalan yang
dilalui oleh karyawan. Sehingga mudah dijangkau dan terlihat.
100
7. Apar diletakan di
sepanjang jalan
yang biasa
dilalui termasuk jalan keluar di area
APAR-APAR diletakan di sepanjang jalan yang dilalui oleh karyawan termasuk jalan
untuk keluar area. 100
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
8. Isi tabung gas sesuai dengan
tekanan yang dipergunakan dan dijaga tetap penuh serta dapat
dioperasikan Setelah dilakukan pengecekan manometer
APAR, jarum berada pada bar hijau. Hal tersebut menunjukan isi tabung gas sesuai
dengan tekanan dan dapat dioperasikan dengan baik.
100
9. APAR yang memiliki cabinet
lemari tidak boleh dikunci Seluruh APAR yang diletakan dalam lemari
berada dalam kondisi tidak terkunci 100
10. APAR
yang diletakan
di cabinet
harus diletakan
sedemikian rupa
sehingga instruksi operasi pemadaman
dapat terlihat dari depan Instruksi cara pemakaian menempel pada
bagian depan dinding tabung sehingga ketika membuka cabinet instruksi tersebut dapat
segera terlihat. 100
11. Jarak antar APAR maksimal
75 ft 6.97 m Jarak antar APAR antara 2-4 m
100
12. Terdapat cara dan petunjuk
pengoperasian dengan jelas di bagian depan APAR
Terdapat petunjuk
intruksi cara
pengoperasianya yang tertempel di seluruh bagian depan APAR.
100
13. Pemasangan
dihindari dari
bahaya fisik ex: tubrukan, getaran, lingkungan
Seluruh APAR diletakan di dalam cabinet dan rak.
100
14. APAR dengan berat
≥ 40 lb sebaiknya dipasang dengan
tinggi kurang dari 3,5 ft 1.07m diatas lantai.
APAR dengan berat ≥ 18.14 kg yang
diletakan di dalam cabinet memiliki tinggi antara 60-100 cm.
100
15. Sedangkan APAR dengan berat
≤ 40 lb 18.14 kg sebaiknya dipasang kurang dari dari 5ft
1,53m diatas lantai. APAR dengan berat
≤ 18.14 kg yang diletakan di rak memiliki tinggi antara 40-60
cm 100
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
16. Tekanan regulator pada APAR
sebaiknya diperiksa tiap tahun untuk
mengetahui tekanan
outlet statis dan laju alir Tekanan pada manometer APAR diperiksa
setiap satu bulan sekali 100
17. Jarak dari bagian bawah APAR
ke lantai tidak melebihi 4 in 102 mm
Jarak bagian bawah ke APAR adalah 20 cm. 100
Tingkat Pemenuhan APAR 98.53
Berdasarkan tabel 5.70 APAR di area gudang memiliki tingkat pemenuhan sebesar 98.53 . Area gudang dengan luas 106.8 m
2
memiliki potensi kebakaran tipe A, B, C dan D. namun APAR yang tersedia hanya mampu memadamkan
kelas kebakaran tipe A, B dan C. berdasarkan perhitungan jumlah kebutuhan APAR, area gudang hanya membutuhkan 1 buah APAR. Sedangkan APAR yang
tersedia berjumlah 7 buah. APAR diperiksa setiap 1 bulan sekali oleh perwakilan pihak K3. Pemeriksaan tersebut mencakup kondisi nozzle, draft pressure
indicator manometer, segel, apakah ada karat atau tidak dan penimbangan berat APAR yang dilakukan oleh petugas K3.
Untuk pengisian ulang dilakukan ketika ada APAR yang kadaluarsa berdasarkan kartu cek APAR. Ketika dilakukan pemeriksaan kondisi APAR
dalam keadaan baik dengan cara mengecek secara visual kondisi nozzle lubang penyemprot dari sumbatan dan kebocoran, kesesuaian bahan baku dan masa
kadaluarsa APAR dengan cara mengecek manometer APAR tipe DCP dan penimbangan APAR tipe CO2. Seluruh APAR diletakan di rak dan cabinet
sepanjang jalan yang biasa dilewati oleh karyawan termasuk jalur jalan keluar sehingga mudah dilihat dan dijangkau. APAR yang diletakan di dalam cabinet
dalam keadaan tidak terkunci. Jarak antar APAR yang ada di area gudang berkisar antara 2-4 m. APAR yang ada terletak dengan tinggi 40-60 cm untuk
APAR dengan berat ≤ 18.14 kg dan 60-100 cm untuk APAR dengan ≥ dari 18.14
kg. untuk jarak bagian bawah APAR ke lantai mencapai 20cm.
APAB
APAB diletakan untuk area-area produksi dimana terdapat area yang berbahaya dengan personel yang sedikit. Jumlah APAB yang terletak di area
gudang adalah 4 buah yang memiliki jenis DCP Dry Chemical Powder dengan berat antara 25-40 kg. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, pemeliharaan
APAB dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan APAR yakni satu bulan sekali meliputi kondisi nozzle, draft pressure indicator manometer, segel, apakah ada
karat atau tidak, kondisi roda. Untuk pengisian ulang biasanya dilakukan ketika ada APAB yang kadaluarsa.
Tabel 5.71 Tingkat Pemenuhan APAB per Elemen Pertanyaan di Area Gudang PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. APAB disediakan untuk memproteksi
bahaya yang
menunjukan: area
berisiko tinggi, personel yang ada terbatas
APAB disediakan untuk area gudang. Dimana area tersebut merupakan area
produksi dengan jumlah personel terbatas.
100
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
2. Tekanan
regulator pada
APAB sebaiknya diperiksa tiap tahun untuk
mengetahui tekanan outlet statis dan laju alir
Pengecekan APAB dilakukan setiap satu
bulan sekali.
Termasuk pengecekan manometer.
100
3. Selang pada APAB harus diletakan
sedemikian rupa untuk menghindari terbelit dan kaku
Kondisi selang yang berada pada APAB di area PLTU terlilit rapi
untuk menghindari kekakuan dan terbelit.
100
Tingkat Pemenuhan APAB 100
Berdasarkan tabel 5.71, di PLTU PT PJB UP Muara Karang tingkat pemenuhan APAB sebesar 100 . APAB di sediakan untuk area gudang yang
mana area tersebut merupakan area produksi dengan jumlah personel terbatas. Pemeliharaan APAB dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan APAR yakni
satu bulan sekali meliputi kondisi nozzle, draft pressure indicator manometer, segel, apakah ada karat atau tidak, kondisi roda. Untuk pengisian ulang biasanya
dilakukan ketika ada APAB yang kadaluarsa.
2. Alarm
Berdasarkan hasil observasi dan data sekunder, PT PJB UP Muara Karang sudah memiliki alarm yang terintegrasi dengan detektor. Alarm yang terdapat di
area-area PLTU ini adalah alarm kebakaran yang berupa audible dan visible alarm. Sedangkan berdasarkan cara pengaktifannya, alarm yang terdapat di
PLTU yaitu alarm manual dan panel indikator kebakaran. Untuk pengetesan
fungsi alarm di PLTU, dilakukan setiap 3 bulan sekali secara rutin yang digabung dengan pemeriksaan detektor. Pemeriksaan ini dilakukan oleh karyawan unit K3
yang meliputi pemeriksaan panel penujuk alarm, lampu-lampu, LED panel kebakaran dan annunciator, baterai tambahan, bel, speaker dan amplifier serta
power supply. Terdapat satu buah alarm tipe full down di area gudang.terletak di jalur lintasan keluar sehingga mudah terlihat serta terjangkau.
Tabel 5.72 Tingkat Pemenuhan Alarm per Elemen Pertanyaan di area Gudang PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. Terdapat
sistem alarm
kebakaran Di area gudang terdapat alarm manual yang
full down. 100
2. Alarm dapat dilihat dengan
jelas Alarm manual dicat menggunakan warna
merah dan terdapat tanda petunjuk fire alarm. Sehingga alarm dapat terlihat dengan jelas
100
3. Alarm dalam kondisi baik dan
siap digunakan Berdasarkan data sekunder alarm dalam
kondisi baik dan siap digunakan. 100
4. Alarm
otomatis terhubung
dengan sprinkler Terdapat
system sprinkler
yang ketika
mengeluarkan air karena terjadinya kebakaran, maka alarm akan menyala secara otomatis.
100
5. Terdapat energi cadangan yang
dapat menyalakan
alarm selama 30 detik
Menurut hasil wawancara PLTU memiliki energy cadangan untuk menyalakan alarm
yaitu diesel. 100
6. Alarm diletakan pada lintasan
jalur keluar dengan tinggi 1,4 m dari lantai
Alarm diletakan di jalur lintasan keluar area. 100
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
7. Jarak alarm tidak boleh lebih
dari 30 m dari semua bagian bangunan
Alarm memiliki jarak maksimal 20 m dari semua bagian area.
100
Tingkat Pemenuhan Alarm 100
Berdasarkan tabel 5.72 area gudang memiliki tingkat pemenuhan alarm sebesar 100 . Yang artinya seluruh komponen telah terpenuhi. Terdapat satu
buah alarm tipe full down yang diletakan di lintasan jalur keluar dengan jarak maksimal 20 m dari setiap bagian bangunan. Alarm tersebut dicat merah dan
memiliki tinggi 1.47 dari lantai sehingga mudah dilihat dan dijangkau. Berdasarkan data pemeriksaan alarm rutin, kondisi alarm yang ada di area
gudang sudah baik dan siap untuk digunakan. Selain itu terdapat energy cadangan yaitu diesel untuk menyalakan alarm apabila terjadi trip akibat
kebakaran. Alarm yang ada terhubung dengan sprinkler, dimana sprinkler mengeluarkan air untuk memadamkan kebakaran maka alarm akan otomatis
berbunyi.
3. Sprinkler
Di area gudang terdapat sebanyak 24 buah sprinkler jenis glass bulb. Sprinkler tersebut terpasang pada atap bangunan yang dikombinasikan dengan
detektor panas dan asap.
Tabel 5.73 Tingkat Pemenuhan Sprinkler per Elemen Pertanyaan di Area Gudang PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. Terdapat
jaringan dan
persediaan air bersih yang bebas lumpur serta pasir
Terdapat air desalisasi dalam water fire tank dengan volume 9000 L khusus untuk
alat proteksi aktif kebakaran termasuk sprinkler
100
2. Jarak antar sprinkler tidak
lebih dari 4,6 m Jarak antar sprinkler sekitar 2 m
100
3. Jarak dari sprinkler ke dinding
tidak lebih dari 4,6 m Jarak dari sprinkler ke dinding adalah 2-3
m 100
4. Terhubung otomatis dengan
alarm kebakaran Seluruh sprinkler terhubung otomatis
dengan panel indicator kebakaran di control room.
100
5. Kepala
sprinkler dalam
keadaan baik Berdasarkan pemeriksaan visual dan data
pemeriksaan rutin bulanan kepala sprinkler tidak dalam kondisi rusak.
100
6. Kepala
sprinkler tidak
terhalang benda lain Berdasarkan pemeriksaan visual dan data
pemeriksaan rutin bulanan kepala sprinkler tidak tertutup cat ataupun benda lainnya.
100
7. Terdapat
prosedur pemeriksaan dan uji coba
Terdapat prosedur khusus untuk melakukan pengetesan sprinkler
100
Tingkat Pemenuhan Sprinkler 100
Berdasarkan tabel 5.73 area gudang memiliki tingkat pemenuhan sprinkler sebesar 100 . Hal tersebut menunjukan seluruh komponen telah terpenuhi.
Jenis prinkler yang ada di area gudang adalah jenis glass bulb sprinkler. Jarak antar sprinkler yang ada berkisar antara 2 m dan jarak dari sprinkler ke dinding
antara 2-3 m. system sprinkler yang ada sudah terhubung secara otomatis dengan panel indikator kebakaran di control room. Sehingga ketika sprinkler bereaksi
akibat adanya kebakaran, langsung terlihat di panel indikator kebakaran dan alarm menyala secara otomatis.
Berdasarkan hasil pemeriksaan secara visual yang dilakukan bersama pihak K3 dan data pemeriksaan rutin, kepala sprinkler tidak dalam kondisi rusak serta
tidak terhalang benda lain seperti cat ataupun oli. Untuk pelakukan pengetesan dan pemeriksaan sprinkler terdapat prosedur khusus yang mengacu pada Sistem
Manajemen Terpadu SMT dengan nomor PK-UPMKR-16 mengenai pemeriksaan, pemeliharaan dan pengujian alat pemadam kebakaran.
Untuk sumber air yang digunakan untuk sprinkler dan alat proteksi lainnya menggunakan sumber air dari air laut yang telah di murnikan sebelumnya dan
disimpan fire water tank dengan kapasitas 9000 L. tangki tersebut tidak boleh dalam keadaan kosong dan dilengkapi dengan alarm khusus. Jadi ketika air
dalam tangki kurang dari 6000 L secara otomatis alarm akan berbunyi.
4. Detektor
Untuk pengetesan fungsi detektor dilakukan 3 bulan sekali secara rutin. Pemeriksaan dilakukan dengan cara pengetesan sesuai dengan jenis detektor
yang dilakukan oleh salah satu karyawan bagian K3 dengan koordinasi terlebih dahulu dengan operator yang ada di control room. Detektor yang ada di PLTU
terhubung dengan alarm dan sprinkler. Sehingga ketika detector mendeteksi adanya kejadian kebakaran, penanggulangan dapat dilakukan dengan segera.
Karena alarm terhubung dengan detektor dan sprinkler, maka untuk pengetesan fungsi alat proteksi tersebut dilaksanakan secara bersamaan. Untuk pengetesan
detektor disesuaikan dengan tipe detektor. Terdapat detector yang terpasang di area gudang. yaitu heat detector sebanyak 5 buah dan smoke detector sebanyak 5
buah. Jadi jumlah detector yang ada di area gudang yaitu 10 buah.
Tabel 5.74 Tingkat Pemenuhan Detektor per Elemen Pertanyaan di Area Gudang PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. Terdapat sistem pendeteksian dini terhadap
bahaya kebakaran Terdapat 10 buah detektor
yang terpasang di area gudang. 100
2. Pada atap datar, detektor dipasang pada
jarak lebih dari 10 cm dari dinding Jarak dari detektor ke dinding
adalah 2-3 m dari dinding 100
3. Jarak antar detector maksimal 9,1 m atau
sesuai rekomendasi dari pabrik Jarak antar detektor yaitu 2-4
m. 100
4. Sensor dalam keadaan bersih tidak dicat
Sensor detektor tidak terhalang benda lain termasuk cat.
100
5. Detektor tidak boleh dipasang dalam jarak
kurang dari 1,5 m dari AC Tidak terdapat AC di area
gudang 100
6. Setiap kelompok sistem tidak boleh
dipasang lebih dari 20 buah detektor asap Terdapat
5 buah
smoke detector di area gudang.
100
7. Setiap kelompok sistem tidak boleh
dipasang ≥ 20 buah detektor nyala
Tidak terdapat detektor nyala di area gudang.
100
8. Setiap kelompok sistem tidak boleh
dipasang lebih dari 40 buah detektor panas Terdapat 5 buah heat detector
di area gudang. 100
Tingkat Pemenuhan Detektor 100
Berdasarkan tabel 5.74 area gudang memiliki tingkat pemenuhan detektor sebesar 100 . Hal tersebut menunjukan bahwa detektor yang ada di area
gudang telah memenuhi semua komponen. Di area gudang terdapat 10 buah detektor yang terpasang dengan rincian heat detector sebanyak 5 buah dan smoke
detector berjumlah 5 buah. Tidak terdapat flame detector mengikuti kondisi lapangan yang menyesuaikan dengan kondisi peralatan yang ada di area ini.
Jarak antar detektor berkisar antara 2-4 m, sedangkan untuk jarak detektor ke dinding berkisar antara 2-3 m. berdasarkan pemeriksaan, sensor detektor berada
dalam kondisi baik sehingga ketika pengetesan dilakukan detektor dapat mendeteksi bahaya kebakaran sesuai dengan jenisnya.
5. Hidran
Berdasarkan hasil observasi lapangan dan wawancara dengan karyawan PT PJB UP Muara Karang, jenis hidran yang ada di area PLTU merupakan jenis
hidran gedung dan hidran halaman. Sedangkan tipe hidran yang digunakan yaitu hidran dengan kunci katub dan model macino serta ulir. Untuk hidran gedung PT
PJB UP Muara Karang menggunakan hidran kelas 2 yang memiliki selang berdiameter 1.5 in. dan panjangnya 30 m. Sedangkan untuk hidran halaman, PT
PJB UP Muara Karang menggunakan hidran kelas 1 yang memiliki selang dengan diameter 2.5 in dan panjang 30 m serta disediakan selang tambahan
sepanjang 20 m.Untuk pengetesan fungsi hidran dilakukan setiap 3 bulan sekali secara rutin. Pengetesan fungsi hidran dilakukan oleh karyawan bagian K3 yang
meliputi: pemeriksaan nozzle mulut pancar dari sumbatan dan kebocoran.
Untuk menjaga tekanan air digunakan sumber AC listrik, dan diesel. Sedangkan sumber air disimpan dalam “fire water tank” dengan kapasitas 9000 L. Air
tersebut merupakan hasil penyulingan air laut.
Hidran Gedung
Tidak terdapat hidran gedung di area gudang.
Hidran Halaman
Tidak terdapat hidran halaman di area ini.
5.3.7.2 Sarana Penyelamat Jiwa
Tabel 5.75 Tingkat Pemenuhan Rata-Rata Sarana Penyelamat Jiwa Di Area Gudang PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
NO. KOMPONEN
TINGKAT PEMENUHAN
1. Petunjuk jalan keluar
100 2.
Sarana jalan keluar 100
3. Pintu darurat
85.71 4.
Tangga darurat -
5. Penerangan darurat
75 6.
Tempat berhimpun 100
JUMLAH 92.14
Berdasarkan tabel 5.75, hasil pemeriksaan komponen-komponen sarana penyelamat jiwa yang ada di area gudang mendapat tingkat pemenuhan sebesar
92.14 . Berikut uraian hasil yang didapat di area gudang PLTU PT PJB UP Muara Karang:
1. Petunjuk jalan keluar
Berdasarkan hasil observasi, di area gudang terdapat petunjuk jalan keluar baik yang berupa tanda panah berwarna hijau yang dapat menyala dalam keadaan
gelap maupun tulisan “EXIT”. Lampu yang digunakan untuk menerangi tulisan “EXIT” memiliki 2 sumber yaitu listrik yang dihasilkan sendiri dan diesel.
Petunjuk jalan keluar diletakan di setiap tempat dimana terdapat karyawan bekerja atau tempat yang biasa dilalui oleh karyawan.
Tabel 5.76 Tingkat Pemenuhan Petunjuk Jalan Keluar per Elemen Pertanyaan di area Gudang PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. Terdapat petunjuk arah jalan
keluar Terdapat petunjuk arah jalan
keluar di area gudang 100
2. Petunjuk arah diberikan
penerangan dari sumber daya listrik darurat
Papan petunjuk arah bertulisanka n “EXIT” memiliki 2 sumber
listrik untuk pencahayaan. 100
3. Petunjuk jalan keluar berupa p
apan bertuliskan “EXIT”
atau panah petunjuk arah jalan Terdapat petunjuk arah dengan
tanda panah ataupun tulisan “EXIT” di area gudang
100
4. Rambu dipasang di tempat
yang mudah terlihat atau dekat dengan
pintu keluarpintu
kebakaran Tanda
panah petunjuk
arah diletakan di sepanjang sarana
jalan keluar dan tempat terdapat karyawan. Untuk petunjuk jalan
keluar yang
berupa tulisan
“EXIT” di pintu keluar yang ada 100
Tingkat Pemenuhan Petunjuk Jalan Keluar 100
Berdasarkan tabel 5.76 area gudang memiliki tingkat pemenuhan petunjuk jalan keluar sebesar 100 . Hal tersebut menunjukan bahwa petunjuk jalan
keluar yang berada di area gudang sudah sesuai dengan NFPA 101 dan Kepmen PU No.10KPTS2000. Petunjuk jalan keluar yang berupa tulisan “EXIT” yang
diberi sumber pencahayaan diletakan di setiap bagian atas pintu keluar area. Sedangkan petunjuk jalan keluar yang berupa tanda panah petunjuk arah
diletakan di dinding sepanjang sarana jalan keluar dan tempat-tempat dimana terdapat karyawan.
Untuk mencapai tempat berhimpun terdapat papan penunjuk jalan yang berupa arah panah dan tulisan di luar bangunan yang menunjukan arah tempat
berhimpun. Sumber energy untuk menyalakan petunjuk jalan keluar yang berupa tulisan “EXIT” berasal dari AC listrik. namun apabila listrik tersebut mati akan
segera digantikan oleh sumber energy cadangan yaitu diesel.
2. Sarana jalan keluar
Gudang adalah area dengan luas 291.5 m
2
. Terdapat 5 orang karyawan yang bekerja setiap harinya. Terdapat 1 buah sarana jalan keluar di area ini dengan
lebar antara 2.5 m. Untuk jarak maksimal yang dapat ditempuh untuk menuju exit adalah 27.50 m. Hal tersebut dikarenakan luas bangunan yang tidak terlalu
besar sehingga karyawan yang berada di area tersebut dapat dengan mudah mencapai halaman luar apabila terjadi bahaya kebakaran.
Tabel 5.77 Tingkat Pemenuhan Sarana Jalan Keluar per Elemen Pertanyaan di Area Gudang PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. Terdapat sarana jalan keluar
Terdapat sarana jalan keluar di area gudang
100
2. Lebar minimal jalan keluar adalah 2 m Jalan keluar yang ada di area
gudang memiliki lebar 2.5 m 100
3. Jumlah jalan keluar terdapat lebih dari
1 dan letaknya berjauhan Terdapat 1 buah jalan keluar
100
4. Jarak ke exit tidak melebihi 200 ft 61
m atau 250 ft 76 m pada bangunan yang telah dilengkapi sprinkler
Jarak maksimal ke exit adalah 27.5 m.
100
5. Jarak antar eksit tidak boleh lebih dari
60 m Hanya terdapat 1 buah exit dengan
jarak tempuh maksimal 27.5 m. 100
6. Sarana jalan keluar harus bebas dan
tidak terhalang benda apapun Tidak terdapat benda di sepanjang
jalan keluar menuju exit. 100
Tingkat Pemenuhan Sarana Jalan Keluar 66.66
Berdasarkan tabel 5.78 area gudang memiliki tingkat pemenuhan sarana jalan keluar sebesar 66.66 . Hal tersebut menunjukan bahwa sarana jalan keluar
yang ada di area gudang masih terdapat kekurangan yang belum sesuai dengan NFPA 101. Sarana jalan keluar yang terdapat di area ini hanya terdapat 1 buah.
Karyawan yang bekerja di area ini setiap harinya berjumlah 5 orang. Jarak tempuh maksimal untuk mencapai exit adalah 27.5 m dan tidak terdapat benda
yang menghalangi sepanjang jalan keluar di area gudang ini.
3. Pintu darurat
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, area gudang hanya memiliki 1 pintu utama yang memiliki multifungsi sebagai pintu darurat ketika terjadinya keadaan
darurat. Pintu ini selalu dibuka setiap harinya sebagai sarana aktifitas di area tersebut dan terhubung langsung dengan jalan umum. Pintu ini memiliki kriteria
yang sama dengan pintu darurat yaitu tahan kebakaran, dapat menutup sendiri dapat dibuka tanpa menggunakan kunci, dll.
Tabel 5.78 Tingkat Pemenuhan Pintu Darurat per Elemen Pertanyaan di Area Gudang PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. Terdapat
pintu kebakaran
darurat Terdapat pintu yang tahan api yang selalu tidak
terkunci dan dapat menutup secara otomatis serta terhubung langsung dengan halaman luar.
100
2. Ukuran pintu L: 90-120 cm,
T: 210 cm Pintu memiliki lebar 110 cm dan tinggi 210 cm 100
3. Bebas hambatan
Tidak terdapat benda yang menghalangi pintu 100
4. Pintu dapat tertutup sendiri
Pintu dapat menutup secara otomatis 100
5. Digunakan khusus pada saat
keadaan darurat Para karyawan menggunakan pintu tersebut
untuk keluar masuk area setiap harinya. 100
6. Pintu dapat dibuka tanpa anak
kunci Pintu selalu dalam keadaan tidak terkunci
100
7. Pintu darurat berhubungan
langsung dengan
jalan keluarhalaman luar
Pintu terhubung langsung dengan halaman luar 100
Tingkat Pemenuhan Pintu Darurat 85. 71
Berdasarkan tabel 5.78, pintu darurat yang berada di area gudang memiliki tingkat pemenuhan sebesar 85.71 . Terdapat pintu pintu yang tahan api yang
selalu dalam keadaan tidak terkunci dan dapat menutup secara otomatis serta terhubung langsung dengan halaman luar. pintu tersebut memiliki lebar 110 cm
dan tinggi 210 cm dan tidak terdapat benda yang menghalangi pintu. Namun para karyawan menggunakan pintu tersebut untuk keluar masuk area setiap harinya.
4. Tangga darurat
Berdasarkan hasil penemuan di lapangan, area gudang tidak memiliki tangga darurat. Hal tersebut dikarenakan area ini hanya terdiri dari satu lantai saja. Maka
tidak dilakukan pemeriksaan mengenai tangga darurat di area ini.
5. Penerangan darurat
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, area gudang sudah memiliki penerangan darurat. Lampu penerangan darurat tersebut diletakan di sepanjang
jalan keluar dan di tempat-tempat di mana biasanya terdapat karyawan. Lampu penerangan darurat tersebut memiliki baterai cadangan, dengan stop kontak yang
menyambung pada sumber listrik sehingga ketika terjadi “trip“ akibat kebakaran, lampu akan menyala secara otomatis.
Berdasarkan pengetesan, lampu tersebut dapat bertahan menyala selama 8 jam dengan baterai dan langsung menyala ketika dicabut dari stop kontak.
Setelah diukur dengan menggunakan luxmeter kekuatan cahaya pada penerangan darurat adalah 20 lux. Namun seluruh penerangan darurat yang ada di PLTU
berwarna putih. Selain itu di PLTU PT PJB UP Muara Karang, lampu-lampu yang ada memiliki 2 sumber penerangan yaitu AC listrik dan diesel. Sehingga
ketika listrik padam, secara otomatis lampu akan menggunakan diesel. Hal tersebut dikarenakan penerangan sangatlah penting untuk kelangsungan proses
produksi.
Tabel 5.79 Tingkat Pemenuhan Penerangan Darurat per Elemen Pertanyaan di area Gudang PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. Tersedia penerangan darurat dari
sumber aliran listrik darurat Terdapat
2 sumber
listrik berbeda yaitu dari AC listrik
dan diesel serta batterai 100
2. Lampu
penerangan berwarna
kuning orangekuning Seluruh lampu berwarna putih
100
3. Lampu
penerangan darurat
memiliki kekuatan minimal 10 lux
Untuk lampu darurat yang ada memiliki kekuatan sebesar 20
lux 100
4. Penempatan
lampu darurat
dengan baik sehingga bila satu lampu
mati tidak
akan menyebabkan gelap
Lampu di letakan sepanjang jalan keluar menuju exit
100
Tingkat Pemenuhan Penerangan Darurat 75
Berdasarkan tabel 5.80 area gudang memiliki tingkat pemenuhan penerangan darurat sebesar 75 . Hal tersebut menunjukan bahwa penerangan darurat yang
ada di area gudang masih terdapat kekurangan yang belum sesuai dengan NFPA
101. Untuk lampu darurat diletakan di sepanjang sarana jalan keluar dan memiliki baterai cadangan yang di charge ketika AC listrik berjalan normal. Dan
seluruh penerangan yang ada di area PLTU memiliki sumber aliran listrik yang berbeda yaitu dari AC listrik dan diesel. Lampu darurat yang ada berwarna putih
dan memiliki kekuatan sebesar 20 lux.
6. Tempat berhimpun
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, PLTU PT PJB UP Muara Karang memiliki tempat berhimpun 1 yang terletak tepat di depan gedung office. Tempat
berhimpun memiliki luas 100 m
2
dan terdapat papan petunjuk yang menunjukan letak tempat berhimpun.
Tabel 5.80 Tingkat Pemenuhan Tempat Berhimpun per Elemen Pertanyaan di Area Gudang PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. Tersedia tempat berhimpun
setelah evakuasi
Terdapat tempat berhimpun yang terletak di depan area office
100
2. Tersedia petunjuk tempat
berhimpun Terdapat petunjuk yang menuju ke arah area
berhimpun. 100
3. Luas tempat berhimpun
sesuai dengan minimal 0.3 m
2
orang Tempat berhimpun yang ada memiliki luas
100 m
2
dan sesuai dengan jumlah orang yang bekerja di PLTU PT PJB UP Muara Karang
100
4. Kondisi tempat berhimpun
aman Tempat berhimpun berada dalam kondisi
aman dan bebas dari bahan berbahaya. 100
Tingkat Pemenuhan Tempat Berhimpun 100
Berdasarkan tabel 5.80 area gudang memiliki tingkat pemenuhan tempat berhimpun sebesar 100 . Maka seluruh tempat berhimpun yang ada di area
PLTU adalah sesuai dengan standar NFPA 101 tentang safety code life.Terdapat tempat berhimpun untuk seluruh area-area yang ada di PLTU PT PJB UP Muara
Karang. Tempat berhimpun tersebut memiliki luas 100 m
2
yang diberi line menggunakan cat warna kuning. Tempat berhimpun berada di depan area office
karena tidak terdapat lahan yang cukup aman di area-area lainnya. Jumlah karyawan yang bekerja di setiap area setiap harinya adalah sebagai berikut:
1. Area Desalination Plant : 3 orang 2. Area Turbine Floor
: 12 orang 3. Area Office
: 82 orang 4. Area Gudang
: 5 orang Jumlah
: 102 orang
5.3.7.3 Rata-Rata Tingkat Pemenuhan Sistem Tanggap Darurat Kebakaran Di
Area Gudang PLTU
Tabel 5.81 Rata-rata Tingkat Pemenuhan Sistem Tanggap Darurat di Area Gudang PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No Komponen
Presentase Tingkat Pemenuhan
1 Manajemen Tanggap Darurat
88.88 2
Sarana Proteksi Aktif 71.23
3 Sarana Penyelamat Jiwa
92.14
Rata-rata
84.08 100 m
2
0.3 m
2
= 333.33 333 orang
Berdasarkan tabel 5.81 rata-rata tingkat pemenuhan sistem tanggap darurat di area gudang PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010 adalah 84.08 yaitu
baik B dimana semua komponen sistem proteksi kebakaran berfungsi sempurna, sehingga gedung dapat digunakan secara optimum, dimana para
pemakai gedung dapat melakukan kegiatannya dengan mendapat perlindungan dari kebakaran yang baik.
5.4 Rata-Rata Tingkat Pemenuhan Sistem Tanggap Darurat Kebakaran Di