2.7 Sistem Tanggap Darurat
Menurut  KEPMEN  PU  No.10KPTS2000,  Sistem  Tanggap  Darurat  adalah salah  satu  kombinasi  dari  metode  yang  digunakan  pada  bangunan  untuk
memperingatkan  orang  terhadap  keadaan  darurat  ,  penyediaan  tempat penyelamatan,  membatasi  penyebaran  kebakaran,  pemadaman  kebakaran,
pemadaman  kebakaran.  Tanggap  darurat  bencana  adalah  serangkaian  kegiatan yang  dilakukan  dengan  segera  pada  saat  kejadian  bencana  untuk  menangani
dampak  buruk  yang  ditimbulkan,  yang  meliputi  kegiatan  penyelamatan  dan evakuasi  korban,  harta  benda,  pemenuhan  kebutuhan  dasar,  perlindungan,
pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.UU No.24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana.
Sedangkan  menurut  WHO  dalam  Risk  Reduction  and  Emergency Preparedness  2007,  yang  dimaksud  dengan  kesiapsiagaan  darurat  adalah
sebuah  program  kegiatan  jangka  panjang  yang  tujuannya  adalah  untuk memperkuat keseluruhan kapasitas dan kemampuan suatu negara atau komunitas
untuk  mengelola  secara  efisien  semua  jenis  keadaan  darurat  dan  membawa transisi  teratur  dari  bantuan  melalui  pemulihan,  dan  kembali  ke  pembangunan
yang berkelanjutan. Hal
ini membutuhkan
rencana keadaan
darurat dikembangkan,  personil  pada  semua  tingkat  dan  di  semua  sektor  dilatih,  dan
komunitas  yang  menghadapi  risiko  dididik,  dan  bahwa  tindakan  tersebut  akan dipantau dan dievaluasi teratur.
Menurut Puslitbang Departemen Pekerjaan Umum untuk mengetahui tingkat keandalan  bangunan  terhadap  bahaya  kebakaran  harus  dilakukan  pemeriksaan
yang  dilakukan  oleh  tenaga  ahli  yang  sesuai  bidangnya  dan  hasilnya  disahkan oleh instansi yang berwenang.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi: a.  Kelengkapan tapak
b.  Sarana penyelamatan c.  Sistem proteksi aktif
d.  Sistem proteksi pasif Sedangkan  dalam  KEPMEN  PU  No.10  Tahun  2000  pengaman  terhadap
bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan meliputi: a.  Perencanaan tapak untuk proteksi kebakaran
b.  Sarana penyelamatan c.  Sistem proteksi aktif
d.  Sistem proteksi pasif Untuk  melakukan  audit  sistem  pencegahan  dan  penanggulangan  kebakaran,
Indonesia  telah  membuat  peraturan-  peraturan  yang  terkait  yang  dijadikan standar  acuan.  Namun  kesemua  standar-standar  tersebut  mengacu  pada  standar
internasional  yang  dikeluarkan  oleh  NFPA  National  Fire  Protection Association  diantaranya:  NFPA  10  tentang  Standard  For  Portable  Fire
Checklist,  NFPA  13  tentang  Standard  For  Installation  Of  Sprinkler  Checklist, NFPA 14 Standard installation of Standpipe and Hose System and Hose System
Checklist,  NFPA  72  tentang  Nation  Fire  Alarm  Code  Checklist,  NFPA  101 tentang Life Safety Code Checklist.
2.8 Manajemen Tanggap Darurat