6.3.3 Pelatihan Tanggap Darurat
Latihan tanggap darurat kebakaran juga berisikan tentang cara evakuasi sesuai dengan prosedur yang ada di area tersebut, untuk memastikan bahwa
semua elemen yang terlibat benar-benar mampu bertindak dam keadaan darurat. Tujuan dari latihan kebakaran adalah menciptakan kesiapsiagaan anggota tim di
dalam menghadapi kebakaran agar mampu bekerja untuk menaggulangi
kebakaran secara efektif dan efisien.
Berdasarkan pemeriksaan dengan menggunakan daftar checklist mengenai pelatihan tanggap darurat kebakaran dalam NFPA 101, PT PJB UP Muara
Karang memiliki tingkat pemenuhan sebesar 66.66 . Komponen-komponen dari prosedur tanggap darurat yang telah dipenuhi diantaranya: terdapat program
latihan penanggulangan kebakaran secara periodik, minimal 1 tahun sekali dan terdapat program latihan evakuasi kebakaran.
Seluruh karyawan PT PJB UP Muara Karang diberikan pelatihan mengenai penanganan kebakaran 2-3 kali dalam setahun secara rutin. Pelatihan tersebut
meliputi: tata cara prosedur apa saja yang harus di lakukan, tata cara evakuasi, P3K pertolongan pertama pada kecelakaan, PPGD Pelatihan Penanganan
Gawat Darurat hingga cara penggunaan alat-alat proteksi aktif yang ada meliputi: APAR, hidran, serta cara membunyikan alarm manual ketika terjadi
kebakaran. Sedangkan komponen yang tidak terpenuhi adalah latihan yang
diselenggarakan diharapkan dan waktu tak terduga dan pada berbagai kondisi untuk mensimulasikan kondisi tidak biasa yang dapat terjadi dalam keadaan
darurat yang sebenarnya. Pelatihan penanganan tanggap darurat tidak dapat dilakukan dalam waktu yang tidak terduga dikarenakan hal tersebut dapat
mengganggu proses produksi. Kebutuhan listrik yang tinggi harus dipenuhi, sehingga proses produksi pun harus terus berlangsung tanpa adanya gangguan.
Peserta yang mengikuti pelatihan adalah karyawan yang sedang tidak dalam shift waktu kerja. Sehingga diberikan pemberitahuan sebelumnya untuk
mengikuti pelatihan tersebut. Hal tersebut tidak sesuai dengan standar NFPA 101 yang menyebutkan bahwa latihan yang diselenggarakan diharapkan dan waktu
tak terduga dan pada berbagai kondisi. Latihan tersebut bertujuan untuk menstimulasikan kondisi tidak biasa yang dapat terjadi dalam keadaan darurat
yang sebenarnya. Dengan demikian karyawan akan lebih siap untuk menghadapi masalah kebakaran kapanpun dan dalam kondisi apapun terutama hal-hal tidak
terduga yang mungkin terjadi. Saran yang dapat diberikan untuk pemenuhan pelatihan tanggap darurat yaitu
agar dilakukan simulasi kebakaran dalam waktu yang tidak terduga dan berbagai kondisi. Sehingga ketika terjadi kejadian kebakaran, karyawan dapat siap
menghadapi berbagai kondisi dan dapat melakukan penanggulangan dengan segera.
Dalam firman Allah surat Ar-rum ayat 8 disebutkan bahwa:
“Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang kejadian diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya
melainkan dengan tujuan yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan
pertemuan dengan Tuhannya”. 30:8 Allah tidak serta merta membuat suatu kejadian tanpa tujuan. Pasti akan
selalu ada hikmah dibalik kejadian yang dikehendakiNya. Baik kejadian baik maupun buruk. Seperti dengan terjadinya kejadian kebakaran, pastilah Allah
menghendaki sesuatu yang baik dengan adanya bencana kebakaran. Yaitu agar kita selaku umat manusia tidak lalai dan lebih berhati-hati. Mempersiapkan
segala sesuatunya terhadap kemungkinan-kemungkinan yang mungkin terjadi. Dengan diperingatkannya kejadian tersebut maka kita haruslah lebih
waspada, lebih mempersiapkan baik dari kemampuan untuk menanggulangi kebakaran, peralatan yang digunakan untuk penanggulangan serta cara untuk
menyelamatkan diri. Manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna dengan diberikannya akal. Hal tersebut dimaksudkan agar manusia selalu berfikir
dan menggali ilmu sebanyak-banyaknya untuk diaplikasikan dalam kebaikan.
6.3.4 Tingkat Pemenuhan Manajemen Tanggap Darurat