5.3.4.3Rata-Rata Tingkat Pemenuhan Sistem Tanggap Darurat Kebakaran Di Area Mezzanine Floor PLTU
Tabel 5.43 Rata-rata Tingkat Pemenuhan Manajemen Tanggap Darurat di Area Mezzanine Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No Komponen
Presentase Tingkat Pemenuhan
1 Manajemen Tanggap Darurat
88.88 2
Sarana Proteksi Aktif 74.99
3 Sarana Penyelamat Jiwa
72.14
Rata-rata 78.67
Berdasarkan tabel 5.43 rata-rata tingkat pemenuhan sistem tanggap darurat di area mezzanine floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010 adalah 78.67
yaitu Cukup baik C dimana semua komponen sistem proteksi kebakaran sudah terpasang tapi ada sebagian kecil instalasi yang tidak sesuai dengan
persyaratan.
5.3.5 Turbine Floor
5.3.5.1 Sarana Proteksi Aktif
Tabel 5.44 Tingkat Pemenuhan Rata-Rata Sarana Proteksi Aktif Di Area Turbine Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
NO. KOMPONEN
TINGKAT PEMENUHAN
1. APAR
98.53 2.
APAB 100
3. Alarm
85.71
NO. KOMPONEN
TINGKAT PEMENUHAN
4. Sprinkler
100 5.
Detektor 100
6. Hidran Gedung
80
JUMLAH 94.04
Berdasarkan tabel 5.44, hasil pemeriksaan area turbine floor mendapat tingkat pemenuhan sebesar 94.04 . Berikut uraian hasil sarana proteksi yang
didapat di area turbine floor PLTU PT PJB UP Muara Karang: 1.
APAR dan APAB APAR
APAR yang disediakan pada area turbine floor merupakan jenis DCP dan CO2. Untuk APAR jenis DCP dengan berat 4.5 kg sebanyak 1 buah, 6 kg
sebanyak 3 buah, 9 kg sebanyak 13 buah, 12 kg sebanyak 5 buah, 25 kg sebanyak 1 buah dan 40 kg sebanyak 6 buah. Sedangkan untuk APAR jenis CO2
dengan berat 4.5 kg sebanyak 1 buah, 6 kg sebanyak 1 buah dan 7 kg sebanyak 1 buah. Jadi jumlah APAR yang ada di area turbine floor adalah jenis DCP
sebanyak 33 buah dan jenis CO2 sebanyak 3 buah. Namun tidak terdapat APAR yang dapat memadamkan kebakaran jenis D.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, pemeliharaan APAR dilakukan sebulan sekali meliputi kondisi nozzle, draft pressure indicator manometer,
segel, apakah ada karat atau tidak dan penimbangan berat APAR yang dilakukan oleh petugas K3. Untuk pengisian ulang biasanya dilakukan ketika ada APAR
yang kadaluarsa, bahkan sebagian APAR yang kadaluarsa ini dimanfaatkan digunakan dalam latihan pemadaman kebakaran.
Tabel 5.45 Tingkat Pemenuhan APAR per Elemen Pertanyaan di Area Turbine Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. Pada APAR terdapat klasifikasi
kebakaran yang sesuai dengan jenis kebakaran
Terdapat APAR
tipe DCP
untuk memadamkan semua jenis kebakaran kecuali
jenis kebakaran D. 75
25
2. Jumlah APAR berdasarkan luas
bangunan Area turbine floor sebaiknya memiliki 1 buah
APAR. Terdapat 7 buah APAR di area ini 100
3. Sebelum
dipakai segel
pengaman harus dalam keadaan baik
dan penutup
tabung terpasang kuat
Segel yang terpasang pada seluruh APAR yang berada di area office berada dalam
keadaan baik dan penutup tabung terpasang kuat.
100
4. Lubangpenyemprot
tidak tersumbat dan slang tahan
tekanan tinggi serta tidak bocor Berdasarkan pengecekan bersama pihak K3
lubang penyemprot tidak tersumbat ataupun bocor dan tahan tekanan tinggi.
100
5. Bahan baku pemadam dalam
keadaan baik dan tidak lewat masa berlakunya
Berdasarkan pemeriksaan manometer kartu pemeriksaan menunjukan kondisiAPAR baik
tidak lewat masa berlakunya. 100
6. APAR ditempatkan di lokasi
yang mudah terlihat, mudah dijangkau dan
letaknya tidak terhalangi oleh benda lain
APAR-APAR diletakan di dekat mesin-mesin produksi serta sepanjang jalan yang dilalui
oleh karyawan sehingga mudah dijangkau dan terlihat.
100
7. Apar diletakan di
sepanjang jalan
yang biasa
dilalui termasuk jalan keluar di area
APAR diletakan di sepanjang jalan yang dilalui oleh karyawan termasuk jalan untuk
keluar area. 100
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
8. Isi tabung gas sesuai dengan
tekanan yang dipergunakan dan dijaga tetap penuh serta dapat
dioperasikan Setelah dilakukan pengecekan manometer
APAR, jarum berada pada bar hijau yang menunjukan isi tabung gas sesuai dengan
tekanan dan dapat dioperasikan dengan baik. 100
9. APAR yang memiliki cabinet
lemari tidak boleh dikunci Seluruh APAR yang diletakan dalam lemari
berada dalam kondisi tidak terkunci 100
10. APAR dalam cabinet harus diletakan sedemikian rupa
sehingga instruksi
operasi pemadaman terlihat dari depan
Instruksi cara pemakaian menempel pada bagian dinding tabung sehingga ketika
membuka cabinet instruksi tersebut dapat segera terlihat.
100
11. Jarak antar APAR maksimal 75 ft 6.97 m
Jarak antar APAR antara 2-4 m 100
12. Terdapat cara petunjuk pengoperasian dengan jelas di
bagian depan APAR Terdapat petunjuk intruksi cara pengoperasian
yang tertempel di bagian depan seluruh APAR.
100
13. Pemasangan dihindari
dari bahaya fisik
Seluruh APAR diletakan di dalam cabinet dan rak.
100
14. APAR dengan berat ≥ 40 lb
sebaiknya dipasang ≤3,5 ft
1.07m diatas lantai. APAR dengan berat
≥ 18.14 kg yang diletakan di dalam cabinet memiliki tinggi
antara 60-100 cm. 100
15. APAR dengan berat ≤ 40 lb
18.14 kg sebaiknya dipasang ≤5ft 1,53m diatas lantai.
APAR dengan berat ≤ 18.14 kg yang
diletakan di rak memiliki tinggi antara 40-60 cm
100
16. Tekanan regulator pada APAR sebaiknya diperiksa tiap tahun
untuk mengetahui
tekanan outlet statis dan laju alir
Tekanan pada manometer APAR diperiksa setiap satu bulan sekali
100
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
17. Jarak dari bagian bawah APAR ke lantai tidak melebihi 4 in
102 mm Jarak bagian bawah ke APAR adalah 20 cm.
100
Tingkat Pemenuhan APAR 98.53
Berdasarkan tabel 5.45 APAR di area turbine floor memiliki tingkat pemenuhan sebesar 98.53 . Area turbine floor dengan luas 4.018,35 m
2
memiliki potensi kebakaran tipe A, B, C dan D. namun APAR yang tersedia hanya mampu memadamkan kelas kebakaran tipe A, B dan C. berdasarkan
perhitungan jumlah kebutuhan APAR, area turbine floor hanya membutuhkan 4 buah APAR. Sedangkan APAR yang tersedia berjumlah 36 buah. APAR
diperiksa setiap 1 bulan sekali oleh perwakilan pihak K3. Pemeriksaan tersebut mencakup kondisi nozzle, draft pressure indicator manometer, segel, apakah
ada karat atau tidak dan penimbangan berat APAR yang dilakukan oleh petugas K3.
Untuk pengisian ulang biasanya dilakukan ketika ada APAR yang kadaluarsa berdasarkan kartu cek APAR. Ketika dilakukan pemeriksaan kondisi APAR
dalam keadaan baik dengan cara mengecek secara visual kondisi nozzle lubang penyemprot dari sumbatan dan kebocoran, kesesuaian bahan baku dan masa
kadaluarsa APAR dengan cara mengecek manometer APAR tipe DCP dan penimbangan APAR tipe CO2.Seluruh APAR diletakan di rak dan cabinet
sepanjang jalan yang biasa dilewati oleh karyawan termasuk jalur jalan keluar serta diletakan di dekat mesin produksi sehingga mudah dilihat dan dijangkau.
APAR yang diletakan di dalam cabinet berada dalam keadaan tidak terkunci. Jarak antar APAR yang ada di area turbine floor berkisar antara 2-4 m. APAR
yang ada terletak dengan tinggi 40-60 cm untuk APAR dengan berat kurang dari18.14 kg dan 60-100 cm untuk APAR dengan berat lebih dari 18.14 kg.
untuk jarak bagian bawah APAR ke lantai mencapai 20 cm.
APAB
APAB diletakan untuk area-area produksi dimana terdapat area yang berbahaya dengan personel yang sedikit. Jumlah APAB yang terletak di area
turbine floor adalah 1 buah yang memiliki jenis DCP Dry Chemical Powder dengan berat antara 25 kg. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara,
pemeliharaan APAB dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan APAR yakni satu bulan sekali meliputi kondisi nozzle, draft pressure indicator manometer,
segel, apakah ada karat atau tidak, kondisi roda. Untuk pengisian ulang biasanya dilakukan ketika ada APAB yang kadaluarsa.
Tabel 5.46 Tingkat Pemenuhan APAB per Elemen Pertanyaan di Turbine Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. APAB
disediakan untuk
memproteksi bahaya
yang menunjukan: area berisiko tinggi,
personel yang ada terbatas APAB disediakan untuk area turbine
floor. Dimana area tersebut merupakan area produksi dengan jumlah personel
terbatas. 100
2. Tekanan regulator pada APAB
sebaiknya diperiksa tiap tahun Pengecekan manometer APAB dilakukan
setiap satu bulan sekali.. 100
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
3. Selang
pada APAB
harus diletakan sedemikian rupa untuk
menghindari terbelit dan kaku Kondisi selang yang berada pada APAB
di area PLTU terlilit rapi untuk menghindari kekakuan dan terbelit.
100
Tingkat Pemenuhan APAB 100
Berdasarkan tabel 5.46, di area turbine floor PLTU PT PJB UP Muara Karang tingkat pemenuhan APAB sebesar 100 . APAB di sediakan untuk area
turbine floor yang mana area tersebut merupakan area produksi dengan jumlah personel terbatas. Pemeliharaan APAB dilakukan bersamaan dengan
pemeriksaan APAR yakni satu bulan sekali meliputi kondisi nozzle, draft pressure indicator manometer, segel, apakah ada karat atau tidak, kondisi roda.
Untuk pengisian ulang biasanya dilakukan ketika ada APAB yang kadaluarsa.
2. Alarm
Berdasarkan hasil observasi dan data sekunder, PT PJB UP Muara Karang sudah memiliki alarm yang terintegrasi dengan detektor. Berdasarkan cara
pengaktifannya, alarm yang terdapat di PLTU yaitu alarm manual dan panel indikator kebakaran.
Untuk pengetesan fungsi alarm di PLTU, dilakukan setiap 3 bulan sekali secara rutin yang digabung dengan pemeriksaan detektor. Pemeriksaan ini
dilakukan oleh karyawan unit K3 yang meliputi pemeriksaan panel penujuk alarm, lampu-lampu, LED panel kebakaran dan annunciator, baterai tambahan,
bel, speaker dan amplifier serta power supply. Terdapat satu buah alarm manual
tipe push button di area turbine floor serta panel indicator kebakaran semua mesin yang terletak di control room 4, 5. Sistem kerja yang ada di PT PJB UP
Muara Karang sudah menggunakan “system control display”. Pusat pengontrolan semua mesin produksi dilakukan di control room ini. Sehinga ketika terjadi
masalah pada mesin baik akibat kebakaran maupun hal lainnya karyawan akan segera tahu sehingga dapat dilakukan tindakan dengan segera.
Tabel 5.47 Tingkat Pemenuhan Alarm per Elemen Pertanyaan di Area Turbine Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. Terdapat sistem alarm
kebakaran Di area turbine floor terdapat alarm manual
yang bertipe push button. Dan semua mesin terhubung dengan panel indikator kebakaran
100
2. Alarm
dapat dilihat
dengan jelas Alarm manual dicat menggunakan warna merah
dan menempel pada bagian atas hidran ruangan serta terdapat tanda petunjuk fire alarm.
Sehingga alarm dapat terlihat dengan jelas 100
3. Alarm
dalam kondisi
baik dan siap digunakan Berdasarkan data sekunder alarm dalam kondisi
baik dan siap digunakan. 100
4. Alarm
otomatis terhubung
dengan sprinkler
Terdapat system sprinkler yang terhubung dengan alarm. Ketika terjadi kebakaran dan
sprinkler memancarkan air, maka alarm akan berbunyi secara otomatis.
100
5. Terdapat energi cadangan
yang dapat menyalakan alarm selama 30 detik
Menurut hasil wawancara PLTU memiliki energy cadangan untuk menyalakan alarm yaitu
diesel. 100
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
6. Alarm diletakan pada
lintasan jalur
keluar dengan tinggi 1,4 m dari
lantai Alarm diletakan pada pintu keluar control room
local dengan tinggi 1.4 m. 100
7. Jarak alarm tidak boleh
lebih dari 30 m dari semua bagian bangunan
Alarm memiliki jarak maksimal 36 m dari semua bagian area turbine floor.
100
Tingkat Pemenuhan Alarm 85.71
Berdasarkan tabel 5.47 area turbine floor memiliki tingkat pemenuhan alarm sebesar 85.71 . Terdapat satu buah alarm manual tipe push button di area
turbine floor serta panel indicator kebakaran semua mesin yang terletak di control room 4, 5. Sehingga ketika terjadi masalah pada mesin baik akibat
kebakaran maupun hal lainnya karyawan akan segera tahu sehingga dapat dilakukan tindakan dengan segera. Alarm manual ini memiliki tinggi 1,47 m dari
lantai dan berjarak maksimal 20 m dari semua bagian area desalination plant. Menurut data pengecekan rutin alarm dan hasil wawancara, alarm dalam
kondisi baik dan siap untuk digunakan. Pengetesan alarm yang dilakukan diantaranya: pemeriksaan panel penujuk alarm, lampu-lampu, LED panel
kebakaran dan annunciator, baterai tambahan, bel, speaker dan amplifier serta power supply.Selain hal tersebut PT PJB UP Muara Karang juga memiliki diesel
yang berfungsi sebagai sumber energi cadangan yang salah satunya untuk menyalakan alarm ketika terjadi trip akibat terjadinya kebakaran.
3. Sprinkler
Pada area turbine floor, sprinkler hanya terpasang di masing-masing burner boiler sebanyak 8 buah. Jadi jumlah sprinkler yang ada di area turbine floor
adalah 16 buah.
Tabel 5.48 Tingkat Pemenuhan Sprinkler per Elemen Pertanyaan di Area Turbine Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. Terdapat jaringan persediaan air
bersih yang bebas lumpur pasir Terdapat air dengan volume 9000 L
khusus untuk alat proteksi kebakaran 100
2. Jarak antar sprinkler tidak lebih
dari 4,6 m Jarak antar sprinkler sekitar 2-4m
100
3. Jarak dari
sprinkler ke
dinding tidak lebih dari 4,6m Jarak dari sprinkler ke dinding adalah 2-4
m 100
4. Terhubung otomatis dengan alarm
kebakaran Seluruh sprinkler terhubung otomatis
dengan panel indicator kebakaran di control room.
100
5. Kepala sprinkler dalam keadaan
baik Berdasarkan pemeriksaan visual dan data
pemeriksaan rutin
bulanan kepala
sprinkler tidak dalam kondisi rusak. 100
6. Kepala sprinkler tidak terhalang
benda lain Berdasarkan pemeriksaan visual dan data
pemeriksaan rutin
bulanan kepala
sprinkler tidak tertutup cat ataupun benda lainnya.
100
7. Terdapat prosedur pemeriksaan
dan uji coba Terdapat
prosedur khusus
untuk melakukan pengetesan sprinkler
100
Tingkat Pemenuhan Sprinkler 100
Berdasarkan tabel 5.48 area turbine floor memiliki tingkat pemenuhan sprinkler sebesar 100 . Hal tersebut menunjukan seluruh komponen telah
terpenuhi. Jenis prinkler yang ada di area turbine floor adalah jenis glass bulb sprinkler. Jarak antar sprinkler yang ada berkisar antara 2-4 m dan jarak dari
sprinkler ke dinding antara 2-4 m. system sprinkler yang ada sudah terhubung secara otomatis dengan panel indicator kebakaran di control room. Sehingga
ketika sprinkler bereaksi akibat adanya kebakaran, langsung terlihat di panel indicator kebakaran dan alarm menyala secara otomatis.
Berdasarkan hasil pemeriksaan secara visual yang dilakukan bersama pihak K3 dan data pemeriksaan rutin, kepala sprinkler tidak dalam kondisi rusak serta
tidak terhalang benda lain seperti cat ataupun oli. Untuk pelakukan pengetesan dan pemeriksaan sprinkler terdapat prosedur khusus yang mengacu pada Sistem
Manajemen Terpadu SMT dengan nomor PK-UPMKR-16 mengenai pemeriksaan, pemeliharaan dan pengujian alat pemadam kebakaran. Untuk
sumber air yang digunakan untuk sprinkler dan alat proteksi lainnya menggunakan sumber air dari air laut yang telah di murnikan sebelumnya dan
disimpan fire water tank dengan kapasitas 9000 L. tangki tersebut tidak boleh dalam keadaan kosong dan dilengkapi dengan alarm khusus. Jadi ketika air
dalam tangki kurang dari 6000 L secara otomatis alarm akan berbunyi.
4. Detektor
Untuk pengetesan fungsi detektor dilakukan 3 bulan sekali secara rutin. Pemeriksaan dilakukan dengan cara pengetesan sesuai dengan jenis detektor
yang dilakukan oleh salah satu karyawan bagian K3 dengan koordinasi terlebih dahulu dengan operator yang ada di control room. Detektor yang ada di PLTU
terhubung dengan alarm dan sprinkler. Sehingga ketika detector mendeteksi adanya kejadian kebakaran, penanggulangan dapat dilakukan dengan segera.
Karena alarm terhubung dengan detektor dan sprinkler, maka untuk pengetesan fungsi alat proteksi tersebut dilaksanakan secara bersamaan. Untuk pengetesan
detektor disesuaikan dengan tipe detektor. Terdapat detektor yang terpasang di area turbine floor. detektor yang ada yaitu heat detector sebanyak 16 buah. Jadi
jumlah detektor yang ada di area turbine floor yaitu 16 buah.
Tabel 5.49 Tingkat Pemenuhan Detektor per Elemen Pertanyaan di Area Turbine Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. Terdapat
sistem pendeteksian
dini terhadap bahaya kebakaran
Terdapat 16 buah detektor yang terpasang di area turbine floor.
100
2. Pada atap datar, detektor dipasang pada
jarak lebih dari 10 cm dari dinding Jarak dari detektor ke dinding
adalah 2-3 m dari dinding 100
3. Jarak antar detector maksimal 9,1 m
sesuai rekomendasi pabrik pembuatnya Jarak antar detektor yaitu 2–4 m.
100
4. Sensor dalam keadaan bersih tidak dicat
Sensor detektor tidak terhalang benda lain termasuk cat.
100
5. Detektor tidak boleh dipasang dalam
jarak kurang dari 1,5 m dari AC Tidak
terdapat detektor
yang terpasang di control room
100
6. Setiap kelompok sistem tidak boleh
dipasang ≥20 buah detektor asap
Tidak terdapat detektor asap di area turbine floor.
100
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
7. Setiap kelompok sistem tidak boleh
dipasang ≥20 buah detektor nyala
Tidak terdapat detektor nyala di area turbine floor.
100
8. Setiap kelompok sistem tidak boleh
dipasang ≥40 buah detektor panas
Terdapat 16 buah heat detektor di area turbine floor.
100
Tingkat Pemenuhan Detektor 100
Berdasarkan tabel 5.49 area turbine floor memiliki tingkat pemenuhan detektor sebesar 100 . Hal tersebut menunjukan bahwa detektor yang ada di
area turbine floor telah memenuhi semua komponen. Di area turbine floor terdapat 16 buah detektor yang terpasang dengan rincian heat detectorsebanyak
16 buah yang terletak pada mesin burner. Tidak terdapat flame detector dan smoke detector mengikuti kondisi lapangan yang ada di area ini. Jarak antar
detektor berkisar antara 2-4 m, sedangkan untuk jarak detektor ke dinding berkisar antara 2-3 m. berdasarkan pemeriksaan, sensor detektor berada dalam
kondisi baik sehingga ketika pengetesan dilakukan detektor dapat mendeteksi bahaya kebakaran sesuai dengan jenisnya.
5. Hidran
Berdasarkan hasil observasi lapangan dan wawancara dengan karyawan, jenis hidran yang ada di area PLTU merupakan jenis hidran gedung dan hidran
halaman. Sedangkan tipe hidran yang digunakan yaitu hidran dengan kunci katub dan model macino serta ulir. Untuk hidran gedung PT PJB UP Muara Karang
menggunakan hidran kelas 2 yang memiliki selang berdiameter 1.5 in. dan
panjangnya 30 m. Sedangkan untuk hidran halaman, PT PJB UP Muara Karang menggunakan hidran kelas 1 yang memiliki selang dengan diameter 2.5 in dan
panjang 30 m serta disediakan selang tambahan sepanjang 20 m.Untuk pengetesan fungsi hidran dilakukan setiap 3 bulan sekali secara rutin. Pengetesan
fungsi hidran dilakukan oleh karyawan bagian K3 yang meliputi: pemeriksaan nozzle dari sumbatan dan kebocoran. Untuk menjaga tekanan air digunakan
sumber AC listrik, dan diesel. Sedangkan sumber air disimpan dalam “fire water tank” dengan kapasitas 9000 L.
Hidran Gedung
Terdapat 19 buah hidran gedung tipe machine dan ulir. Hidran tersebut terpasang menempel pada dinding ruangan di sekitar mesin-mesin produksi.
Hidran diletakan di setiap lantai pada 2 buah mesin boiler setinggi 7 lantai dan 5 hidran gedung lainnya menempel di ruangan sekitar mesin turbine dan
generator.
Tabel 5.50 Tingkat Pemenuhan Hidran Gedung per Elemen Pertanyaan di area Turbine Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. Tersedianya hidran gedung
Terdapat hidran gedung sebanyak 19 buah di area turbine floor
100
2. Kotak hidran gedung harus
mudah dibuka,
dilihat, dijangkau, dan tidak terhalang
oleh benda lain Hidran gedung yang ada menempel
pada dinding
area dan
tidak terhalang benda lain. Pintu kotak
hidran mudah dibuka. 100
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
3. Semua peralatan hidran dicat
merah kotak hidran berwarna merah
bertuliskan “HIDRAN” yang dicat putih
Seluruh hidran gedung dicat merah dengan tulisan HIDRAN warna
putih 100
4. Terdapat petunjuk penggunaan
yang dipasang ditempat yang mudah dilihat.
Tidak terdapat
petunjuk cara
penggunaan hidran 100
5. Nozzle harus sudah dipasang
pada slang kebakaran. Seluruh nozzle hidran gedung belum
terpasang pada selang kebakaran 100
6. Hidran dalam keadaan siap
digunakan Berdasarkan
pemeriksaan visual
hidran siap untuk digunakan 100
7. Terdapat kelengkapan hidran:
slang, kopling, nozzle, keran pembuka
Di dalam kotak hidran terdapat selang, kopling, nozzle serta keran
pembuka 100
8. Dilakukan uji operasional dan
kelengkapan komponen hidran setiap 1 tahun sekali
Dilakukan pemeriksaan
hidran secara rutin 3 bulan sekali.
100
9. Sumber persediaan air untuk
hidran harus
diperhitungkan minimum
untuk pemakaian
selama 30 menit Sumber air untuk hidran berasal dari
air di water fire tank dengan kapasitas 9000 L dan dilengkapi
dengan alarm yang berbunyi apabila kapasitas air 6000 L.
100
10. Selang berdiameter 1,5 inch dan
panjangnya minimal 30 m Seluruh selang hidran gedung di
area turbine floor berdiameter 1,5 inch dan panjang 30 m.
100
Tingkat Pemenuhan Hidran Gedung 80
Berdasarkan tabel 5.50 area turbine floor memiliki tingkat pemenuhan hidran gedung sebesar 80 . Di area turbine floor terdapat 8 buah hidran gedung yang
menempel pada dinding di area tersebut. Hidran tersebut mudah dilihat serta dijangkau dan pintu kotak hidran dapat dibuka dengan mudah. Terdapat 19 buah
hidran yang diletakan di setiap lantai pada 2 boiler setinggi 7 lantai, sedangkan hidran lainnya terletak di sekitar mesin-mesin lain. Pemeriksaan secara visual
menunjukan bahwa hidran siap untuk digunakan. Pemeriksaan rutin hidran dilakukan 3 bulan sekali. Terdapat komponen yang lengkap di dalam kotak
hidran yang dicat warna merah dengan tulisan HIDRAN berwarna putih. Komponen tersebut meliputi selang dengan diameter 1.5 inch dan panjang 30 m,
kopling, nozzle dan keran pembuka. Sedangkan sumber persediaan untuk penggunaan hidran berasal dari air laut
yang telah di desalisasi dan dialirkan ke water fire tank dengan kapasitas 9000L yang khusus disediakan untuk sumber persedian air bagi alat proteksi kebakaran.
Tangki tersebut tidak boleh kosong, ketika kapasitas air kurang dari 6000L maka secara otomatis alarm akan berbunyi. Namun tidak terdapat petunjuk tata cara
penggunaan hidran dan nozzle belum terpasang pada selang.
Hidran Halaman
Tidak terdapat hidran halaman di area ini. Turbine floor merupakan area yang terletak di atas area mezzanine floor. Maka tidak perlu melakukan
pemeriksaan hidran halaman di area ini.
5.4.5.2 Sarana Penyelamat Jiwa
Tabel 5.51 Tingkat Pemenuhan Rata-Rata Sarana Penyelamat Jiwa Di Area Turbine Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
NO. KOMPONEN
TINGKAT PEMENUHAN
1. Petunjuk jalan keluar
100 2.
Sarana jalan keluar 100
3. Pintu darurat
85.71 4.
Tangga darurat 5.
Penerangan darurat 75
6. Tempat berhimpun
100
JUMLAH 76.78
Berdasarkan tabel 5.51, hasil pemeriksaan komponen-komponen sarana penyelamat jiwa yang ada di area turbine floor mendapat tingkat pemenuhan
sebesar 76.78 . Berikut uraian hasil yang didapat di area turbine floor PLTU PT PJB UP Muara Karang:
1. Petunjuk jalan keluar
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, di area turbine floor terdapat petunjuk jalan keluar baik yang berupa tanda panah berwarna hijau sehingga
dapat menyala dalam keadaan gelap maupun tulisan “EXIT” yang mana terdapat lampu darurat untuk meneranginya. Jadi ketika terjadi “trip” akibat kebakaran,
karyawan tetap dapat melihat tanda petunjuk arah sehingga dapat keluar menuju tempat berhimpun. Lampu yang digunakan untuk menerangi tulisan “EXIT”
memiliki 2 sumber yaitu listrik yang dihasilkan sendiri dan diesel. Petunjuk-
petunjuk jalan keluar diletakan di setiap tempat dimana terdapat karyawan bekerja atau tempat yang biasa dilalui oleh karyawan.
Tabel 5.52 Tingkat Pemenuhan Petunjuk Jalan Keluar per Elemen Pertanyaan di Area Turbine Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. Terdapat petunjuk arah jalan
keluar terdapat petunjuk arah jalan keluar,
baik yang berupa papan petunjuk arah dengan tanda panah ataupun tulisan
“EXIT” di area turbine floor 100
2. Petunjuk arah diberikan
penerangan dari sumber daya listrik darurat
papan petunjuk arah dengan tanda panah ataupun tulisan “EXIT” yang
diberi sumber pencahayaan lampu yang memiliki 2 sumber listrik.
100
3. Petunjuk jalan keluar jalan
keluar berupa papan bertulis kan “EXIT” atau dengan
panah petunjuk arah jalan terdapat petunjuk arah dengan tanda
panah ataupun tulisan “EXIT” di area turbine floor
100
4. Rambu dipasang di tempat
yang mudah terlihat atau dekat
dengan pintu
keluarpintu kebakaran
KEPMEN PU No.10KPTS2000
Di area turbine floor, tanda panah petunjuk arah diletakan di sepanjang
sarana jalan keluar dan tempat-tempat dimana terdapat karyawan. Untuk
petunjuk jalan keluar yang berupa tulisan “EXIT” di dekat tiap-tiap pintu
keluar yang ada di setiap bangunan. 100
Tingkat Pemenuhan Petunjuk Jalan Keluar 100
Berdasarkan tabel 5.52 area turbine floor memiliki tingkat pemenuhan petunjuk jalan keluar sebesar 100 . Hal tersebut menunjukan bahwa petunjuk
jalan keluar yang berada di area turbine floorsudah sesuai dengan NFPA 101 dan Kepmen PU No.10KPTS2000. Petunjuk jalan keluar yang berupa tulisan
“EXIT” yang diberi sumber pencahayaan diletakan di setiap bagian atas bangunan di dekat tangga turun dan pintu keluar, kemudian petunjuk jalan keluar
yang berupa tanda panah petunjuk arah diletakan di dinding sepanjang sarana jalan keluar dan tempat-tempat dimana terdapat karyawan.
Untuk mencapai tempat berhimpun terdapat papan penunjuk jalan yang berupa arah panah dan tulisan di luar bangunan yang menunjukan arah tempat
berhimpun. Sumber energy untuk menyalakan petunjuk jalan keluar yang berupa tulisan “EXIT” berasal dari AC listrik. namun apabila listrik tersebut mati akan
segera digantikan oleh sumber energi cadangan yaitu diesel.
2. Sarana jalan keluar
Turbine floor adalah area dengan luas 4,027.25 m
2
. Tidak terdapat karyawan yang menetap bekerja di area ini. Karyawan hanya sesekali datang untuk
mengecek panel local mesin atau pemeliharaan mesin dan alat proteksi kebakaran. Terdapat 4 buah sarana jalan keluar di area ini dengan lebar antara2-
2.5 m yang letaknya berjauhan antara 15.05 – 22.25 m menuju tangga turun ke area ground floor atau pintu keluar ke area office lantai 2. Untuk jarak maksimal
yang dapat ditempuh untuk menuju exit adalah 22.5 m.
Tabel 5.53 Tingkat Pemenuhan Sarana Jalan Keluar per Elemen Pertanyaan di area Turbine Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. Terdapat sarana jalan keluar
Terdapat sarana jalan keluar di area turbine floor
100
2. Lebar minimal jalan keluar adalah 2 m Jalan keluar yang ada di area turbine
floor memiliki lebar 2-2.5 m 100
3. Jumlah jalan keluar terdapat lebih dari
1 dan letaknya berjauhan Terdapat 5 buah jalan keluar yang
telaknya berjauhan dan berbeda arah.
100
4. Jarak ke exit tidak melebihi 200 ft 61
m atau 250 ft 76 m pada bangunan yang telah dilengkapi sprinkler
Jarak maksimal ke exit adalah 22.25 m.
100
5. Jarak antar eksit tidak boleh lebih dari
60 m Jarak antar exit yang ada di area ini
adalah antara 15.05-22.25m 100
6. Sarana jalan keluar harus bebas dan
tidak terhalang benda apapun Tidak terdapat benda di sepanjang
jalan keluar menuju exit. 100
Tingkat Pemenuhan Sarana Jalan Keluar 100
Berdasarkan tabel 5.53 area turbine floor memiliki tingkat pemenuhan sarana jalan keluar sebesar 100 . Hal tersebut menunjukan bahwa sarana jalan keluar
yang ada di area turbine floor sudah sesuai dengan NFPA 101. Sarana jalan keluar yang terdapat di area ini terdapat 6 buah dengan jarak antar exit yang
berjauhan yaitu antara 15.05-22-25 m. Terdapat karyawan yang bekerja menetap di area ini yang berada di control room 4,5. Jarak maksimal yang dapat ditempuh
dari semua bagian ruangan di area turbine floor adalah 22.25 m dan tidak
terdapat benda sepanjang jalan keluar yang menghalangi karyawan untuk mencapai exit yang berupa tangga menuju area mezzanine floor ataupun pintu ke
area office lantai 3.
3. Pintu darurat
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, area turbine floor memiliki pintu darurat yang terhubung ke area office lantai 3. Pintu tersebut selalu dalam
keadaan tidak terkunci dan dapat menutup secara otomatis. Pintu ini selalu dibuka setiap harinya sebagai sarana aktifitas di area tersebut dan terhubung
langsung dengan jalan umum. Pintu ini memiliki kriteria yang sama dengan pintu darurat yaitu tahan kebakaran, dapat menutup sendiri dapat dibuka tanpa
menggunakan kunci, dll.
Tabel 5.54 Tingkat Pemenuhan Pintu Darurat per Elemen Pertanyaan di Area Turbine Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. Terdapat
pintu kebakaran
darurat Terdapat pintu yang tahan api yang selalu tidak
terkunci dan dapat menutup secara otomatis serta terhubung langsung dengan halaman luar.
100
2. Ukuran pintu L: 90-120 cm,
T: 210 cm Pintu memiliki lebar 110 cm dan tinggi 210 cm 100
3. Bebas hambatan
Tidak terdapat benda yang menghalangi pintu 100
4. Pintu dapat tertutup sendiri
Pintu dapat menutup secara otomatis 100
5. Digunakan khusus pada saat
keadaan darurat Para karyawan menggunakan pintu tersebut
untuk keluar masuk area setiap harinya. 100
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
6. Pintu dapat dibuka tanpa anak
kunci Pintu selalu dalam keadaan tidak terkunci
100
7. Pintu darurat berhubungan
langsung dengan jalan keluar Pintu terhubung langsung dengan halaman luar 100
Tingkat Pemenuhan Pintu Darurat 85. 71
Berdasarkan tabel 5.54, pintu darurat yang berada di area turbine floor memiliki tingkat pemenuhan sebesar 85.71 . Terdapat pintu pintu yang tahan
api yang selalu dalam keadaan tidak terkunci dan dapat menutup secara otomatis serta terhubung langsung dengan halaman luar. pintu tersebut memiliki lebar 110
cm dan tinggi 210 cm dan tidak terdapat benda yang menghalangi pintu. Namun para karyawan menggunakan pintu tersebut untuk keluar masuk area setiap
harinya.
4. Tangga darurat
Berdasarkan hasil observasi di area turbine floor tidak terdapat tangga yang secara khusus dipersiapkan sebagai tangga darurat. Karyawan menggunakan
semua tangga yang ada ketika bekerja setiap harinya. Maka hal ini tidak sesuai dengan standar NFPA 101 tentang safety code life.
5. Penerangan darurat
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, area turbine floor sudah memiliki penerangan darurat. Lampu penerangan darurat tersebut diletakan di sepanjang
jalan keluar dan di tempat-tempat di mana biasanya terdapat karyawan. Lampu penerangan darurat tersebut memiliki baterai cadangan, dengan stop kontak yang
menyambung pada sumber listrik sehingga ketika terjadi “trip“ akibat kebakaran, lampu akan menyala secara otomatis.
Berdasarkan pengetesan, lampu tersebut dapat bertahan menyala selama 8 jam dengan baterai dan langsung menyala ketika dicabut dari stop kontak.
Setelah diukur dengan menggunakan luxmeter kekuatan cahaya pada penerangan darurat adalah 20 lux. Namun seluruh penerangan darurat yang ada di PLTU
berwarna putih. Selain itu di PLTU PT PJB UP Muara Karang, lampu-lampu yang ada memiliki 2 sumber penerangan yaitu AC listrik dan diesel. Sehingga
ketika listrik padam, secara otomatis lampu akan menggunakan diesel. Hal tersebut dikarenakan penerangan sangatlah penting untuk kelangsungan proses
produksi.
Tabel 5.55 Tingkat Pemenuhan Penerangan Darurat per Elemen Pertanyaan di Area Turbine Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. Tersedia penerangan darurat dari
sumber aliran listrik darurat Terdapat 2 sumber listrik berbeda
yaitu AC listrik dan batterai 100
2. Lampu
penerangan berwarna
kuning orangekuning Seluruh lampu berwarna putih
100
3. Lampu penerangan
darurat memiliki kekuatan minimal 10
lux Untuk lampu darurat yang ada
memiliki kekuatan sebesar 20 lux 100
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
4. Penempatan lampu darurat denga
n baik sehingga bila satu lampu mati tidak akan menyebabkan
gelap Lampu di letakan sepanjang jalan
keluar menuju exit 100
Tingkat Pemenuhan Penerangan Darurat 75
Berdasarkan tabel 5.55 area turbine floor memiliki tingkat pemenuhan penerangan darurat sebesar 75 . Hal tersebut menunjukan bahwa penerangan
darurat yang ada di area turbine floor masih terdapat kekurangan yang belum sesuai dengan NFPA 101. Untuk lampu darurat diletakan di sepanjang sarana
jalan keluar dan memiliki baterai cadangan yang di charge ketika AC listrik berjalan normal. Dan seluruh penerangan yang ada di area PLTU memiliki
sumber aliran listrik yang berbeda yaitu dari AC listrik dan diesel. Lampu darurat yang ada berwarna putih dan memiliki kekuatan sebesar 20 lux.
6. Tempat berhimpun
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, PLTU PT PJB UP Muara Karang memiliki tempat berhimpun 1 yang terletak tepat di depan gedung office.
Menurut salah satu pihak K3, tempat berhimpun berada di depan gedung office. Tempat berhimpun tersebut memiliki luas 100 m
2
dan terdapat papan yang menunjukan letak tempat berhimpun. Jumlah keseluruhan karyawan yang
bekerja setiap harinya di area-area PLTU adalah 108 orang.
Tabel 5.56 Tingkat Pemenuhan Tempat Berhimpun per Elemen Pertanyaan di Area Turbine Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. Tersedia tempat berhimpun
setelah evakuasi
Terdapat tempat berhimpun yang terletak di depan area office
100
2. Tersedia petunjuk tempat
berhimpun Terdapat petunjuk mengarah ke arah tempat
berhimpun 100
3. Luas
tempat berhimpun
sesuai dengan minimal 0.3 m
2
orang Tempat berhimpun yang ada memiliki luas 100
m
2
dan sesuai dengan jumlah orang yang bekerja di PLTU PT PJB UP Muara Karang
100
4. Kondisi tempat berhimpun
aman Tempat berhimpun berada dalam kondisi aman
dan bebas dari bahan berbahaya. 100
Tingkat Pemenuhan Tempat Berhimpun 100
Berdasarkan tabel 5.56, area turbine floor memiliki tingkat pemenuhan sebesar 100 . Maka seluruh tempat berhimpun yang ada di area PLTU adalah
sesuai dengan standar NFPA 101 tentang safety code life.Terdapat tempat berhimpun untuk seluruh area-area yang ada di PLTU PT PJB UP Muara
Karang. Tempat berhimpun tersebut terletak di depan area office dengan luas 100 m
2
yang diberi line menggunakan cat warna kuning. Penempatan tempat berhimpun diletakan di depan area office karena tidak terdapat lahan yang cukup
aman di area-area lainnya.Luas tempat berhimpun sudah sesuai dengan standar NFPA 101, karena jumlah karyawan yang bekerja di setiap area setiap harinya
adalah sebagai berikut:
1. Area Desalination Plant : 3 orang 2. Area Turbine Floor
: 12 orang 3. Area Office
: 82 orang 4. Area Gudang
: 5 orang Jumlah
: 102 orang
5.3.5.3 Rata-Rata Tingkat Pemenuhan Sistem Tanggap Darurat Kebakaran Di
Area Turbine Floor PLTU
Tabel 5.57 Rata-rata Tingkat Pemenuhan Manajemen Tanggap Darurat di Area Turbine Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No Komponen
Presentase Tingkat Pemenuhan
1 Manajemen Tanggap Darurat
88.88 2
Sarana Proteksi Aktif 94.04
3 Sarana Penyelamat Jiwa
76.78
Rata-rata 86.56
Berdasarkan tabel 5.57 rata-rata tingkat pemenuhan sistem tanggap darurat di area turbine floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010 adalah 86.56
yaitu Baik B dimana semua komponen sistem proteksi kebakaran berfungsi sempurna, sehingga gedung dapat digunakan secara optimum, dimana para
pemakai gedung dapat melakukan kegiatannya dengan mendapat perlindungan dari kebakaran yang baik.
100 m
2
0.3 m
2
= 333.33 333 orang
5.3.6 Office