6.8 Office
6.8.1 Sarana Proteksi Aktif
Menurut  KEPMEN  PU  No.10KPTS2000,  sarana  proteksi  kebakaran  aktif adalah  sistem    perlindungan    terhadap    kebakaran    yang  dilaksanakan    dengan
mempergunakan    peralatan    yang    dapat    bekerja    secara  otomatis    maupun manual,  digunakan  oleh  penghuni  atau  petugas  pemadam kebakaran  dalam
melaksanakan    operasi    pemadaman.  Adapun  yang  termasuk  kedalam  sistem proteksi  kebakaran  aktif,  adalah:  APAR,  detektor  kebakaran,  alarm,  sprinkler,
hidran.
1. APAR dan APAB
APAR merupakan alat pemadam api yang dapat dijinjing dengan berat yang tidak  melebihi  10  kg  adapun  media  pemadam  yang  digunakan  adalah  air,
serbuk  kimia,  busa  dan    gas.  APAR  bersifat  praktis  dan  mudah  cara penggunaannya, tapi hanya efektif untuk memadamkan kebakaran kecil atau
awal  kebakaran  sesuai  dengan  klasifikasi  kebakarannya  Peraturan  Menteri Tenaga  Kerja  dan  Transmigrasi  No:  PER.04MEN1980.  Sedangkan
menurut NFPA 10, APAR adalah suatu peralatan ringan yang berisi tepung, cairan atau gas yang dapat disemprotkan bertekanan untuk tujan pemadaman
kebakaran. Berdasarkan  tabel  5.59  APAR  di  area  office  memiliki  tingkat  pemenuhan
sebesar 100 . Area office dengan luas 836.6 m
2
memiliki potensi kebakaran tipe  A,  B,  C,  maka  hal  tersebut  telah  sesuai  dengan  standar  karena  APAR
yang  disediakan  di  area  ini  merupakan  APAR  yang  dapat  memadamkan
kebakaran  jenis  A,  B  dan  C.  Tidak  terdapat  APAB  di  area  ini,  hal  ini dikarenakan  jumlah  karyawan  yang  bekerja  paling  banyak  dibandingkan
area-area lainnya yaitu 82 orang. Saran  yang  dapat  diberikan  terhadap  perusahaan  adalah  tetap  melakukan
pemeriksaan secara rutin yang sesuai dengan standar. Sehingga APAR selalu dalam keadaan berfungsi dengan baik dan siap untuk digunakan. Jadi ketika
terjadi  kebakaran,  karyawan  dapat  menggunakannya  untuk  penanggulangan
dengan segera. 2.
Alarm
PT  PJB  UP  Muara  Karang  sudah  memiliki  alarm  yang  terintegrasi  dengan detektor. Alarm yang terdapat di area-area PLTU ini adalah alarm kebakaran
yang  berupa  audible  dan  visible  alarm.  Sedangkan  berdasarkan  cara pengaktifannya, alarm yang terdapat di PLTU yaitu alarm manual dan panel
indikator  kebakaran.  Untuk  area  office  tipe  alarm  yang  digunakan  adalah alarm manual tipe push button.
Berdasarkan tabel 5.60 area office memiliki tingkat pemenuhan alarm sebesar 85.71 . Komponen yang belum dipenuhi di area ini adalah alarm yang ada
belum  terhubung  secara  otomatis  dengan  sprinkler.  Saran  yang  dapat diberikan  adalah  agar  menyediakan  sprinkler  karena  terdapat  kemungkinan
terjadi kebakaran  yang tidak terdeteksi oleh  sarana proteksi aktif dan  hanya terlihat oleh karyawan saja.
3. Sprinkler
Sprinkler  adalah  alat  pemancar  air  untuk  pemadaman  kebakaran  yang
mempunyai  tudung  berbentuk  deflektor  pada  ujung  mulut  pancarnya,
sehingga  air  dapat  memancar  ke  semua  arah  secara  merata  KEPMEN  PU
No.10KPTS2000.  Sedangkan  menurut  NFPA  13,  sistem  sprinkler  untuk tujuan  perlindungan  kebakaran,  merupakan  suatu  sistem  terpadu  dari  pipa
bawah tanah dan dia atas tanah yang dirancang sesuai dengan standar teknik proteksi kebakaran.
Setelah  dilakukan  pemeriksaan,  maka  dapat  diketahui  bahwa  tidak  terdapat system  sprinkler  yang  terpasang  di  area  office.  Saran  yang  dapat  diberikan
adalah  agar  menyediakan  sprinkler  karena  terdapat  kemungkinan    terjadi kebakaran yang tidak terdeteksi oleh sarana proteksi aktif dan hanya terlihat
oleh karyawan saja.
4. Detektor
Menurut  NFPA,  detektor  kebakaran  otomatis  adalah  sebuah  alat  yang didesain  untuk  mendeteksi  adanya  kebakaran  dan  melakukan  tindakan.
Sedangkan  menurut  Permenaker  PER.02MEN1983  peralatan  pendeteksian secara otomatis disebut juga dengan Fire Detector yang secara otomatis akan
mendeteksi kebakaran, kemudian mengaktifkan alarmnya. Berdasarkan  tabel  5.61  area  office  memiliki  tingkat  pemenuhan  detektor
sebesar  100  .  Hal  tersebut  menunjukan  bahwa  detektor  yang  ada  di  area office telah memenuhi semua komponen. Saran yang dapat diberikan adalah
pemeriksaan  rutin  detektor  agar  tetap  dilakukan  secara  continue  sesuai
dengan  standar  minimal.  Agar  detektor    selalu  berfungsi  dengan  baik  dan
siap untuk digunakan kapanpun. 5.
Hidran
Berdasarkan KEPMEN PU No.10KPTS2000, yang dimaksud dengan hidran adalah  alat  yang  dilengkapi  dengan  slang  dan  mulut  pancar  nozzle  untuk
mengalirkan  air  bertekanan,  yang  digunakan  bagi  keperluan  pemadaman kebakaran.  Sedangkan  menurut  NFPA  14,  sistem  pipa  berdiri  adalah
pengaturan  dari  pemipaan,  katup,  sambungan  selang,  dan  peralatan  bersatu dipasang  di  sebuah  bangunan  atau  struktur  dengan  sambungan  selang  yang
terletak  di  sedemikian  rupa  sehingga  air  dapat  dialirkan  atau  disemprotkan melalui
selang dan
nozzlel terpasang,
yang bertujuan
untuk pemadaman kebakaran  dan  melindungi  sebuah  bangunan  atau  struktur  dan
isinya selain untuk melindungi penghuni. Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan, tidak terdapat hidran gedung
ataupun  hidran  halaman  di  area  ini.  Menurut  salah  seorang  pihak  K3  hal tersebut  dikarenakan  alat  proteksi  lainnya  sudah  mencukupi  untuk
memproteksi area office dari kejadian kebakaran. Padahal  hidran  memiliki  fungsi  yang  sangat  penting  dimana  apabila  sistem
proteksi  aktif  yang  lainnya  tidak  mampu  menanggulangi  kebakaran,  maka untuk memadamkan api digunakan hidran. Saran yang dapat diberikan yaitu
menyediakan hidran di area ini.
6.8.2 Sarana Penyelamat Jiwa