Mezzanine Floor Fire Foam, Equipment Angle Valve

5.3.3.3 Rata-Rata Tingkat Pemenuhan Sistem Tanggap Darurat Kebakaran Di Area Ground Floor

Tabel 5.31 Rata-rata Tingkat Pemenuhan Manajemen Tanggap Darurat di Area Ground Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010 No Komponen Presentase Tingkat Pemenuhan 1 Manajemen Tanggap Darurat 88.88 2 Sarana Proteksi Aktif 94.89 3 Sarana Penyelamat Jiwa 90.17 Rata-rata 91.31 Berdasarkan tabel 5.31 rata-rata tingkat pemenuhan sistem tanggap darurat di area ini adalah 91.31 yaitu baik B dimana semua komponen sistem proteksi kebakaran berfungsi sempurna, sehingga gedung dapat digunakan secara optimum, para pemakai gedung dapat melakukan kegiatannya dan mendapat perlindungan dari kebakaran dengan baik.

5.3.4 Mezzanine Floor

5.3.4.1Sarana Proteksi Aktif Tabel 5.32 Tingkat Pemenuhan Rata-Rata Sarana Proteksi Aktif Di Area Mezzanine Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010 NO. KOMPONEN TINGKAT PEMENUHAN 1. APAR 98.53 2. APAB 100 3. Alarm 71.42 4. Sprinkler 5. Detektor 100 6. Hidran Gedung 80 JUMLAH 74.99 Berdasarkan tabel 5.32, hasil pemeriksaan area mezzanine floor mendapat tingkat pemenuhan sebesar 74.99 . Berikut uraian hasil sarana proteksi yang didapat di area mezzanine floor PLTU PT PJB UP Muara Karang:

1. APAR dan APAB

 APAR APAR yang disediakan pada area mezzanine floor merupakan jenis DCP dan CO2. Untuk APAR jenis DCP dengan berat 3.5 kg sebanyak 1 buah, 4 kg sebanyak 8 buah, 5kg sebanyak 2 buah, 6 kg sebanyak 3 buah, 9 kg sebanyak 4 buah, 12 kg sebanyak 5 buah dan 25 kg sebanyak 1 buah. Sedangkan APAR jenis CO2 dengan berat 6 kg tersedia 1 buah. Jadi jumlah APAR yang ada di area mezzanine floor adalah jenis DCP sebanyak 23 buah dan CO2 sebanyak 1 buah. Namun tidak terdapat APAR yang dapat memadamkan kebakaran jenis D. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, pemeliharaan APAR dilakukan sebulan sekali meliputi kondisi nozzle, draft pressure indicator manometer, segel, apakah ada karat atau tidak yang dilakukan oleh petugas K3. Untuk pengisian ulang biasanya dilakukan ketika ada APAR yang kadaluarsa, sebagian APAR yang kadaluarsa ini dimanfaatkan digunakan dalam latihan pemadaman kebakaran. Tabel 5.33 Tingkat Pemenuhan APAR per Elemen Pertanyaan di Area Mezzanine Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010 No. Komponen Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan Sesuai Tidak Sesuai 1. Pada APAR terdapat klasifikasi kebakaran yang sesuai dengan jenis kebakaran Terdapat APAR untuk memadamkan je nis kebakaran yang berisiko terjadi, kecuali tipe D 75 25 2. Jumlah APAR berdasarkan luas bangunan Area mezzanine floor sebaiknya memiliki APAR yang berjumlah 1 buah. Sedangkan APAR yang disediakan adalah 7 buah. 100 3. Sebelum dipakai segel pengaman harus dalam keadaan baik dan penutup tabung terpasang kuat Segel yang terpasang pada seluruh APAR di area office berada dalam keadaan baik penutup tabung terpasang kuat. 100 4. Lubang penyemprot tidak tersumbat dan slang tahan tekanan tinggi serta tidak bocor Berdasarkan pengecekan lubang penyemprot tidak tersumbat ataupun bocor dan tahan tekanan tinggi. 100 5. Bahan baku pemadam dalam keadaan baik dan tidak lewat masa berlakunya Berdasarkan pemeriksaan manometer dan pengecekan kartu pemeriksaan menunjukan APAR dalam kondisi baik dan tidak lewat masa berlakunya. 100 6. APAR ditempatkan di lokasi yang mudah terlihat, mudah dijangkau dan letaknya tidak terhalangi oleh benda lain APAR-APAR diletakan di dekat mesin-mesin produksi serta sepanjang jalan yang dilalui oleh karyawan. Sehingga mudah dijangkau dan terlihat. 100 7. Apar diletakan di sepanjang jalan yang biasa dilalui termasuk jalan keluar di area APAR-APAR diletakan di sepanjang jalan yang dilalui oleh karyawan termasuk jalan untuk keluar area. 100 No. Komponen Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan Sesuai Tidak Sesuai 8. Isi tabung gas sesuai dengan tekanan yang dipergunakan dan dijaga tetap penuh serta dapat dioperasikan Setelah dilakukan pengecekan pada manometer APAR DCP, jarum menunjukan pada bar warna hijau. Hal tersebut menunjukan isi tabung gas sesuai dengan tekanan. Berdasarkan pengecekan visual APAR dapat dioperasikan dengan baik. 100 9. APAR yang memiliki cabinet lemari tidak boleh dikunci Seluruh APAR yang diletakan dalam lemari berada dalam kondisi tidak terkunci 100 10. APAR yang diletakan di cabinet harus diletakan sedemikian rupa sehingga instruksi operasi pemadaman dapat terlihat dari depan Instruksi cara pemakaian menempel pada dinding tabung. Dan instruksi tersebut diletakan di bagian depan sehingga ketika membuka cabinet instruksi tersebut dapat segera terlihat. 100 11. Jarak antar APAR maksimal 75 ft 6.97 m Jarak antar APAR antara 2-4 m 100 12. Terdapat cara dan petunjuk pengoperasian dengan jelas di bagian depan APAR Terdapat petunjuk intruksi cara pengoperasianya yang tertempel di seluruh bagian depan APAR. 100 13. Pemasangan dihindari dari bahaya fisik ex: tubrukan, getaran, lingkungan Seluruh APAR diletakan di dalam cabinet dan rak. 100 14. APAR dengan berat ≥ 40 lb sebaiknya dipasang dengan tinggi kurang dari 3,5 ft 1.07m diatas lantai. APAR dengan berat ≥ 18.14 kg yang diletakan di dalam cabinet memiliki tinggi antara 60-100 cm. 100 No. Komponen Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan Sesuai Tidak Sesuai 15. Sedangkan APAR dengan berat ≤ 40 lb 18.14 kg sebaiknya dipasang kurang dari dari 5ft 1,53m diatas lantai. APAR dengan berat ≤ 18.14 kg yang diletakan di rak memiliki tinggi antara 40-60 cm 100 16. Tekanan regulator pada APAR sebaiknya diperiksa tiap tahun untuk mengetahui tekanan outlet statis dan laju alir Tekanan pada manometer APAR diperiksa setiap satu bulan sekali 100 17. Jarak dari bagian bawah APAR ke lantai tidak melebihi 4 in 102 mm Jarak bagian bawah ke APAR adalah 20 cm. 100 Tingkat Pemenuhan APAR 98.53 Berdasarkan tabel 5.33 APAR di area mezzanine floor memiliki tingkat pemenuhan sebesar 98.53 . Area mezzanine floor dengan luas 4.018,35 m 2 memiliki potensi kebakaran tipe B, C dan D. namun APAR yang tersedia hanya mampu memadamkan kelas kebakaran tipe B dan C. berdasarkan perhitungan jumlah kebutuhan APAR, area mezzanine floor hanya membutuhkan 4 buah APAR. Sedangkan APAR yang tersedia berjumlah 24 buah dan APAB sebanyak 1 buah. APAR diperiksa setiap 1 bulan sekali oleh perwakilan pihak K3. Pemeriksaan tersebut mencakup kondisi nozzle, draft pressure indicator manometer, segel, apakah ada karat atau tidak dan penimbangan berat APAR yang dilakukan oleh petugas K3. Untuk pengisian ulang biasanya dilakukan ketika ada APAR yang kadaluarsa berdasarkan kartu cek APAR. Ketika dilakukan pemeriksaan kondisi APAR dalam keadaan baik dengan cara mengecek secara visual kondisi nozzle lubang penyemprot dari sumbatan dan kebocoran, kesesuaian bahan baku dan masa kadaluarsa APAR dengan cara mengecek manometer APAR tipe DCP dan penimbangan APAR tipe CO2. APAR diletakan di rak dan cabinet sepanjang jalan yang biasa dilewati oleh karyawan termasuk jalur jalan keluar serta diletakan di dekat mesin produksi sehingga mudah dilihat dan dijangkau. Seluruh APAR yang diletakan di dalam cabinet berada dalam keadaan tidak terkunci. Jarak antar APAR yang ada di area mezzanine floor berkisar antara 2-4 m. APAR yang ada terletak dengan tinggi 40-60 cm untuk APAR dengan berat kurang dari18.14 kg dan 60-100 cm untuk APAR dengan berat lebih dari 18.14 kg. untuk jarak bagian bawah APAR ke lantai mencapai 20 cm.  APAB APAB diletakan untuk area-area produksi dimana terdapat area yang berbahaya dengan personel yang sedikit. Jumlah APAB yang terletak di area mezzanine floor adalah 1 buah yang memiliki jenis DCP Dry Chemical Powder dengan berat 25 kg. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, pemeliharaan APAB dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan APAR yakni satu bulan sekali meliputi kondisi nozzle, draft pressure indicator manometer, segel, apakah ada karat atau tidak, kondisi roda. Untuk pengisian ulang biasanya dilakukan ketika ada APAB yang kadaluarsa. Tabel 5.34 Tingkat Pemenuhan APAB per Elemen Pertanyaan di Mezzanine Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010 No. Komponen Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan Sesuai Tidak Sesuai 1. APAB disediakan untuk memproteksi bahaya yang menunjukan: area berisiko tinggi, personel yang ada terbatas APAB disediakan untuk area desalination plant, ground floor, mezzanine floor, turbine floor dan gudang. Dimana area-area tersebut merupakan area produksi dengan jumlah personel terbatas. 100 2. Tekanan regulator pada APAB sebaiknya diperiksa tiap tahun untuk mengetahui tekanan outlet statis dan laju alir Pengecekan APAB dilakukan setiap satu bulan sekali. Termasuk pengecekan manometer. 100 3. Selang pada APAB harus diletakan sedemikian rupa untuk menghindari terbelit dan kaku Kondisi selang yang berada pada APAB di area PLTU terlilit rapi untuk menghindari kekakuan dan terbelit. 100 Tingkat Pemenuhan APAB 100 Berdasarkan tabel 5.34, di mezzanine floor PLTU PT PJB UP Muara Karang tingkat pemenuhan APAB sebesar 100 . APAB di sediakan untuk area mezzanine floor yang mana area tersebut merupakan area produksi dengan jumlah personel terbatas. Pemeliharaan APAB dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan APAR yakni satu bulan sekali meliputi kondisi nozzle, draft pressure indicator manometer, segel, apakah ada karat atau tidak, kondisi roda. Untuk pengisian ulang biasanya dilakukan ketika ada APAB yang kadaluarsa.

2. Alarm

Berdasarkan hasil observasi dan data sekunder, PT PJB UP Muara Karang sudah memiliki alarm yang terintegrasi dengan detektor. Alarm yang terdapat di area-area PLTU ini adalah alarm kebakaran yang berupa audible dan visible alarm. Sedangkan berdasarkan cara pengaktifannya, alarm yang terdapat di PLTU yaitu alarm manual dan panel indikator kebakaran. Untuk pengetesan fungsi alarm di PLTU, dilakukan setiap 3 bulan sekali secara rutin yang digabung dengan pemeriksaan detektor. Pemeriksaan ini dilakukan oleh karyawan unit K3 yang meliputi pemeriksaan panel penujuk alarm, lampu-lampu, LED panel kebakaran dan annunciator, baterai tambahan, bel, speaker dan amplifier serta power supply. Terdapat 2 buah alarm manual tipe full down dan push button di area mezzanine floor yakni di ruang relay dan juga menempel pada hidran gedung di area. Namun mesin-mesin yang berada di area ini terhubung dengan panel indicator kebakaran yang berada di control room pusat 4, 5 di area turbine floor. Tabel 5.35 Tingkat Pemenuhan Alarm per Elemen Pertanyaan di Area Mezzanine Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010 No. Komponen Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan Sesuai Tidak Sesuai 1. Terdapat sistem alarm kebakaran Di area mezzanine floor terdapat alarm manual yang bertipe push button. Dan semua mesin terhubung dengan panel indikator kebakaran 100 No. Komponen Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan Sesuai Tidak Sesuai 2. Alarm dapat dilihat dengan jelas Alarm manual dicat menggunakan warna merah dan menempel pada bagian atas hidran ruangan serta terdapat tanda petunjuk fire alarm. Sehingga alarm dapat terlihat dengan jelas 100 3. Alarm dalam kondisi baik dan siap digunakan Berdasarkan data sekunder alarm dalam kondisi baik dan siap digunakan. 100 4. Alarm otomatis terhubung dengan sprinkler Tidak terdapat sprinkler di area ini 100 5. Terdapat energi cadangan yang dapat menyalakan alarm selama 30 detik Menurut hasil wawancara PLTU memiliki energy cadangan untuk menyalakan alarm yaitu diesel. 100 6. Alarm diletakan pada lintasan jalur keluar dengan tinggi 1,4 m dari lantai Alarm diletakan pada pintu keluar control room local dengan tinggi 1.4 m. 100 7. Jarak alarm tidak boleh lebih dari 30 m dari semua bagian bangunan Alarm memiliki jarak maksimal 36 m dari semua bagian area mezzanine floor. 100 Tingkat Pemenuhan Alarm 71.42 Berdasarkan tabel 5.35 area mezzanine floor memiliki tingkat pemenuhan alarm sebesar 71.42 . Di area ini semua mesin terhubung dengan panel indikator kebakaran control room 4, 5. Dimana panel tersebut terhubung dengan detektor-detektor yang ada di setiap mesin-mesin produksi. Jadi ketika terjadi kebakaran karyawan mengetahui area mesin mana yang mengalami kebakaran sehingga dapat ditanggulangi secara cepat oleh tim pemadam kebakaran. Namun masih terdapat alarm manual dengan tipe full down yang terletak di samping pintu keluar ruang relay dan push button yang menempel pada salah satu hidran gedung. Alarm manual ini memiliki tinggi 1,47 m dari lantai dan berjarak maksimal 36 m dari semua bagian area mezzanine floor namun tidak terhubung dengan system sprinkler karena tidak ada sprinkler di area ini. Menurut data pengecekan rutin alarm dan hasil wawancara, alarm dalam kondisi baik dan siap untuk digunakan. Pengetesan alarm yang dilakukan diantaranya: pemeriksaan panel penujuk alarm, lampu-lampu, LED panel kebakaran dan annunciator, baterai tambahan, bel, speaker dan amplifier serta power supply.Selain hal tersebut PT PJB UP Muara Karang juga memiliki diesel yang berfungsi sebagai sumber energi cadangan yang salah satunya untuk menyalakan alarm ketika terjadi trip akibat terjadinya kebakaran.

3. Sprinkler

Tidak terdapat system sprinkler yang terpasang di area mezzanine floor.

4. Detektor

Untuk pengetesan fungsi detektor dilakukan 3 bulan sekali secara rutin. Pemeriksaan dilakukan dengan cara pengetesan sesuai dengan jenis detektor yang dilakukan oleh salah satu karyawan bagian K3 dengan koordinasi terlebih dahulu dengan operator yang ada di control room. Detektor yang ada di PLTU terhubung dengan alarm dan sprinkler. Sehingga ketika detector mendeteksi adanya kejadian kebakaran, penanggulangan dapat dilakukan dengan segera. Terdapat detektor yang terpasang di area mezzanine floor. detektor yang ada yaitu heat detector sebanyak 14 buah dan smoke detector sebanyak 4 buah. Jadi jumlah detektor yang ada di area mezzanine floor yaitu 18 buah. Tabel 5.36 Tingkat Pemenuhan Detektor per Elemen Pertanyaan di area Mezzanine Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010 No. Komponen Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan Sesuai Tidak Sesuai 1. Terdapat sistem pendeteksian dini terhadap bahaya kebakaran Terdapat 18 buah detektor yang terpasang di area mezzanine floor. 100 2. Pada atap datar, detektor dipasang pada jarak lebih dari 10 cm dari dinding Jarak dari detektor ke dinding adalah 2-3 m dari dinding 100 3. Jarak antar detector maksimal 9,1 m atau sesuai rekomendasi dari pabrik pembuatnya Jarak antar detektor yaitu 2–4 m. 100 4. Sensor dalam keadaan bersih tidak dicat Sensor detektor tidak terhalang benda lain termasuk cat. 100 5. Detektor tidak boleh dipasang dalam jarak kurang dari 1,5 m dari AC Di ruang relay detektor yang terpasang memiliki jarak 2 m dari AC 100 6. Setiap kelompok sistem tidak boleh dipasang lebih dari 20 buah detektor asap Terdapat 4 buah smoke detcktor di area mezzanine floor 100 7. Setiap kelompok sistem tidak boleh dipasang lebih dari 20 buah detektor nyala Tidak terdapat detektor nyala di area mezzanine floor 100 8. Setiap kelompok sistem tidak boleh dipasang lebih dari 40 buah detektor panas Terdapat 14 buah heat detektor di area mezzanine floor. 100 Tingkat Pemenuhan Detektor 100 Berdasarkan tabel 5.36 area mezzanine floor memiliki tingkat pemenuhan detektor sebesar 100 . Hal tersebut menunjukan bahwa detektor yang ada di area mezzanine floor telah memenuhi semua komponen. Di area mezzanine floor terdapat 18 buah detektor yang terpasang dengan rincian heat detectorsebanyak 14 buah dan smoke detector sebanyak 4 buah. Tidak terdapat flame detector mengikuti kondisi lapangan yang menyesuaikan dengan kondisi peralatan yang ada di area ini. Jarak antar detektor berkisar antara 2-4 m, sedangkan untuk jarakdetektor ke dinding berkisar antara 2-3 m. berdasarkan pemeriksaan, sensor detektor berada dalam kondisi baik sehingga ketika pengetesan dilakukan detektor dapat mendeteksi bahaya kebakaran sesuai dengan jenisnya.

5. Hidran

Berdasarkan hasil observasi lapangan dan wawancara dengan karyawan PT PJB UP Muara Karang, jenis hidran yang ada di area PLTU merupakan jenis hidran gedung dan hidran halaman. Sedangkan tipe hidran yang digunakan yaitu hidran dengan kunci katub dan model macino serta ulir. Untuk hidran gedung PT PJB UP Muara Karang menggunakan hidran kelas 2 yang memiliki selang berdiameter 1.5 in. dan panjangnya 30 m. Sedangkan untuk hidran halaman, PT PJB UP Muara Karang menggunakan hidran kelas 1 yang memiliki selang dengan diameter 2.5 in dan panjang 30 m serta disediakan selang tambahan sepanjang 20 m.Untuk pengetesan fungsi hidran dilakukan setiap 3 bulan sekali secara rutin. Pengetesan fungsi hidran dilakukan oleh karyawan bagian K3 yang meliputi: pemeriksaan nozzle mulut pancar dari sumbatan dan kebocoran. Untuk menjaga tekanan air digunakan sumber AC listrik, dan diesel. Sedangkan sumber air disimpan dalam “fire water tank” dengan kapasitas 9000 L. Air tersebut merupakan hasil penyulingan air laut.  Hidran Gedung Terdapat 8 buah hidran gedung tipe kunci katub dengan model machino dan ulir. Hidran tersebut terpasang menempel pada dinding ruangan di sekitar mesin- mesin produksi. Tabel 5.37 Tingkat Pemenuhan Hidran Gedung per Elemen Pertanyaan di Area Mezzanine Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010 No. Komponen Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan Sesuai Tidak Sesuai 1. Tersedianya hidran gedung Terdapat hidran gedung sebanyak 8 buah di area mezzanine floor 100 2. Kotak hidran gedung harus mudah dibuka, dilihat, dijangkau, dan tidak terhalang oleh benda lain Hidran gedung yang ada di di area mezzanine floor menempel pada dinding area dan tidak terhalang benda lain. Pintu kotak hidran mudah dibuka. 100 3. Semua peralatan hidran dicat merah dan kotak hidran berwarna merah bertuliskan “HIDRAN” yang dicat putih Seluruh hidran gedung dicat merah dengan tulisan HIDRAN warna putih 100 4. Terdapat petunjuk penggunaan yang dipasang ditempat yang mudah dilihat. Tidak terdapat petunjuk cara penggunaan hidran 100 5. Nozzle harus sudah dipasang pada slang kebakaran. Seluruh nozzle hidran gedung belum terpasang pada selang kebakaran 100 No. Komponen Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan Sesuai Tidak Sesuai 6. Hidran dalam keadaan siap digunakan Berdasarkan pemeriksaan visual hidran siap untuk digunakan 100 7. Terdapat kelengkapan hidran: slang, kopling, nozzle, keran pembuka Di dalam kotak hidran terdapat selang, kopling, nozzle serta keran pembuka 100 8. Dilakukan uji operasional dan kelengkapan komponen hidran setiap 1 tahun sekali Dilakukan pemeriksaan hidran secara rutin 3 bulan sekali. 100 9. Sumber persediaan air untuk hidran harus diperhitungkan minimum untuk pemakaian selama 30 menit Sumber air untuk hidran berasal dari air di water fire tank dengan kapasitas 9000 L. tangki tersebut tidak boleh kosong dan dilengkapi dengan alarm yang berbunyi apabila kapasitas air 6000 L. 100 10. Selang berdiameter 1,5 inch dan panjangnya minimal 30 m Seluruh selang hidran gedung di area mezzanine floor berdiameter 1,5 inch dan panjang 30 m. 100 Tingkat Pemenuhan Hidran Gedung 80 Berdasarkan tabel 5.37 area mezzanine floor memiliki tingkat pemenuhan hidran gedung sebesar 80 . Di area mezzanine floor terdapat 8 buah hidran gedung yang menempel pada dinding di area tersebut. Hidran tersebut mudah dilihat serta dijangkau dan pintu kotak hidran dapat dibuka dengan mudah. Pemeriksaan secara visual menunjukan bahwa hidran siap untuk digunakan. Pemeriksaan rutin hidran dilakukan 3 bulan sekali. Terdapat komponen yang lengkap di dalam kotak hidran yang dicat warna merah dengan tulisan HIDRAN berwarna putih. Komponen tersebut meliputi selang dengan diameter 1.5 inch dan panjang 30 m, kopling, nozzle dan keran pembuka. Sedangkan sumber persediaan untuk penggunaan hidran berasal dari air laut yang telah di desalisasi dan dialirkan ke water water tank dengan kapasitas 9000L yang khusus disediakan untuk sumber persedian air bagi alat proteksi kebakaran. Tangki tersebut tidak boleh kosong, apabila kapasitas air kurang dari 6000L maka secara otomatis alarm akan berbunyi. Namun tidak terdapat petunjuk tata cara penggunaan hidran dan nozzle belum terpasang pada selang.  Hidran Halaman Mezzanine floor merupakan area yang terletak di atas area ground floor. Maka tidak perlu melakukan pemeriksaan hidran halaman di area ini.

5.4.4.2 Sarana Penyelamat Jiwa

Tabel 5.38 Tingkat Pemenuhan Rata-Rata Sarana Penyelamat Jiwa Di Mezzanine Floor Plant PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010 NO. KOMPONEN TINGKAT PEMENUHAN

1. Petunjuk jalan keluar

100 2. Sarana jalan keluar 100

3. Pintu darurat

85.71 4. Tangga darurat 5. Penerangan darurat 75

6. Tempat berhimpun

- JUMLAH 72.14 Berdasarkan tabel 5.38, hasil pemeriksaan komponen-komponen sarana penyelamat jiwa yang ada di area mezzanine floor mendapat tingkat pemenuhan sebesar 72.14 . Berikut uraian hasil yang didapat di area mezzanine floor PLTU PT PJB UP Muara Karang:

1. Petunjuk jalan keluar

Berdasarkan hasil observasi di lapangan, di area mezzanine floor terdapat petunjuk jalan keluar baik yang berupa tanda panah berwarna hijau sehingga dapat menyala dalam keadaan gelap maupun tulisan “EXIT” yang mana terdapat lampu darurat untuk meneranginya. Jadi ketika terjadi “trip” akibat kebakaran, karyawan tetap dapat melihat tanda petunjuk arah sehingga dapat keluar menuju tempat berhimpun. Lampu yang digunakan untuk menerangi tulisan “EXIT” memiliki 2 sumber yaitu listrik yang dihasilkan sendiri dan diesel. Petunjuk- petunjuk jalan keluar diletakan di setiap tempat dimana terdapat karyawan bekerja atau tempat yang biasa dilalui oleh karyawan. Tabel 5.39 Tingkat Pemenuhan Petunjuk Jalan Keluar per Elemen Pertanyaan di Area Mezzanine Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010 No. Komponen Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan Sesuai Tidak Sesuai 1. Terdapat petunjuk arah jalan keluar terdapat petunjuk arah jalan keluar, di area mezzanine floor 100 2. Petunjuk arah diberikan penerangan dari sumber daya listrik darurat papan petunjuk arah dengan tanda panah ataupun tulisan “EXIT” yang diberi sumber pencahayaan lampu yang memiliki 2 sumber listrik. 100 No. Komponen Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan Sesuai Tidak Sesuai 3. Petunjuk jalan keluar jalan keluar berupa papan bertuli skan “EXIT” atau dengan panah petunjuk arah jalan terdapat petunjuk arah dengan tanda panah ataupun tulisan “EXIT” di area mezzanine floor 100 4. Rambu dipasang di tempat yang mudah terlihat atau dekat dengan pintu keluarpintu kebakaran KEPMEN PU No.10KPT S 2000 Di area mezzanine floor, tanda panah petunjuk arah diletakan di sepanjang sarana jalan keluar dan tempat dimana terdapat karyawan. Untuk petunjuk jalan keluar yang berupa tulisan “EXIT” di dekat tiap-tiap pintu keluar yang ada di setiap bangunan. 100 Tingkat Pemenuhan Petunjuk Jalan Keluar 100 Berdasarkan tabel 5.39 area mezzanine floor memiliki tingkat pemenuhan petunjuk jalan keluar sebesar 100 . Hal tersebut menunjukan bahwa petunjuk jalan keluar yang berada di area mezzanine floor sudah sesuai dengan NFPA 101 dan Kepmen PU No.10KPTS2000. Petunjuk jalan keluar yang berupa tulisan “EXIT” yang diberi sumber pencahayaan diletakan di setiap bagian atas bangunan di dekat tangga turun dan pintu keluar, kemudian petunjuk jalan keluar yang berupa tanda panah petunjuk arah diletakan di dinding sepanjang sarana jalan keluar dan tempat-tempat dimana terdapat karyawan. Untuk mencapai tempat berhimpun terdapat papan penunjuk jalan yang berupa arah panah dan tulisan di luar bangunan yang menunjukan arah tempat berhimpun. Sumber energi untuk menyalakan petunjuk jalan keluar yang berupa tulisan “EXIT” berasal dari AC listrik. namun apabila listrik tersebut mati akan segera digantikan oleh sumber energi cadangan yaitu diesel.

2. Sarana jalan keluar

Mezzanine floor adalah area dengan luas 4,027.25 m 2 . Tidak terdapat karyawan yang menetap bekerja di area ini. Karyawan hanya sesekali datang untuk mengecek panel local mesin atau pemeliharaan mesin dan alat proteksi kebakaran. Terdapat 4 buah sarana jalan keluar di area ini dengan lebar antara2- 2.5 m yang letaknya berjauhan antara 15.05 – 22.25 m menuju tangga turun ke area ground floor atau pintu keluar ke area office lantai 2. Untuk jarak maksimal yang dapat ditempuh untuk menuju exit adalah 22.5 m. Tabel 5.40 Tingkat Pemenuhan Sarana Jalan Keluar per Elemen Pertanyaan di Area Mezzanine Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010 No. Komponen Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan Sesuai Tidak Sesuai 1. Terdapat sarana jalan keluar Terdapat sarana jalan keluar di area mezzanine floor 100 2. Lebar minimal jalan keluar adalah 2 m Jalan keluar yang ada di area mezzanine floor memiliki lebar 2-2.5 m 100 3. Jumlah jalan keluar terdapat lebih dari 1 dan letaknya berjauhan Terdapat 5 buah jalan keluar yang telaknya berjauhan dan berbeda arah. 100 4. Jarak ke exit tidak melebihi 200 ft 61 m atau 250 ft 76 m pada bangunan yang telah dilengkapi sprinkler Jarak maksimal ke exit adalah 22.25 m. 100 5. Jarak antar eksit tidak boleh lebih dari 60 m Jarak antar exit yang ada di area ini adalah antara 15.05-22.25m 100 6. Sarana jalan keluar harus bebas dan tidak terhalang benda apapun Tidak terdapat benda di sepanjang jalan keluar menuju exit. 100 Tingkat Pemenuhan Sarana Jalan Keluar 100 Berdasarkan tabel 5.40 area mezzanine floor memiliki tingkat pemenuhan sarana jalan keluar sebesar 100 . Hal tersebut menunjukan bahwa sarana jalan keluar yang ada di area mezzanine floor sudah sesuai dengan NFPA 101. Sarana jalan keluar yang terdapat di area ini terdapat 5 buah dengan jarak antar exit yang berjauhan yaitu antara 15.05-22-25 m. Tidak terdapat karyawan yang bekerja menetap di area ini, karyawan hanya datang sesekali untuk mengecek panel local mesin atau untuk melakukan pemeliharaan. Jarak maksimal yang dapat ditempuh dari semua bagian ruangan di area mezzanine floor adalah 22.25 m dan tidak terdapat benda sepanjang jalan keluar yang menghalangi karyawan untuk mencapai exit yang berupa tangga menuju area ground floor ataupun pintu ke area office lantai 2.

3. Pintu darurat

Berdasarkan hasil observasi di lapangan, area mezzanine floor memiliki pintu darurat yang terhubung ke area office lantai 2. Pintu tersebut selalu dalam keadaan tidak terkunci dan dapat menutup secara otomatis. Namun para karyawan menggunakan pintu tersebut untuk keluar masuk area setiap harinya. Pintu ini selalu dibuka setiap harinya sebagai sarana aktifitas di area tersebut dan terhubung langsung dengan jalan umum. Pintu ini memiliki kriteria yang sama dengan pintu darurat yaitu tahan kebakaran, dapat menutup sendiri dapat dibuka tanpa menggunakan kunci, dll. Tabel 5.41 Tingkat Pemenuhan Pintu Darurat per Elemen Pertanyaan di Area Mezzanine Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010 No. Komponen Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan Sesuai Tidak Sesuai 1. Terdapat pintu kebakaran darurat Terdapat pintu yang tahan api yang selalu tidak terkunci, dapat menutup secara otomatis terhubung langsung dengan halaman luar. 100 2. Ukuran pintu L: 90-120 cm, T: 210 cm Pintu memiliki lebar 110 cm dan tinggi 210 cm 100 3. Bebas hambatan Tidak terdapat benda yang menghalangi pintu 100 4. Pintu dapat tertutup sendiri Pintu dapat menutup secara otomatis 100 5. Digunakan khusus pada saat keadaan darurat Para karyawan menggunakan pintu tersebut untuk keluar masuk area setiap harinya. 100 6. Pintu dapat dibuka tanpa anak kunci Pintu selalu dalam keadaan tidak terkunci 100 7. Pintu darurat berhubungan langsung dengan jalan kelua r halaman luar Pintu terhubung langsung dengan halaman luar 100 Tingkat Pemenuhan Pintu Darurat 85. 71 Berdasarkan tabel 5.41, pintu darurat yang berada di area mezzanine floor memiliki tingkat pemenuhan sebesar 85.71 . Terdapat pintu pintu yang tahan api yang selalu dalam keadaan tidak terkunci dan dapat menutup secara otomatis serta terhubung langsung dengan halaman luar. pintu tersebut memiliki lebar 110 cm dan tinggi 210 cm dan tidak terdapat benda yang menghalangi pintu. Namun para karyawan menggunakan pintu tersebut untuk keluar masuk area setiap harinya.

4. Tangga darurat

Berdasarkan hasil observasi di area mezzanine floor tidak terdapat tangga yang secara khusus dipersiapkan sebagai tangga darurat. Karyawan menggunakan semua tangga yang ada ketika bekerja setiap harinya. Maka hal ini tidak sesuai dengan standar NFPA 101 tentang safety code life.

5. Penerangan darurat

Berdasarkan hasil observasi di lapangan, area mezzanine floor sudah memiliki penerangan darurat. Lampu penerangan darurat tersebut diletakan di sepanjang jalan keluar dan di tempat-tempat di mana biasanya terdapat karyawan. Lampu penerangan darurat tersebut memiliki baterai cadangan, dengan stop kontak yang menyambung pada sumber listrik sehingga ketika terjadi “trip“ akibat kebakaran, lampu akan menyala secara otomatis. Berdasarkan pengetesan, lampu tersebut dapat bertahan menyala selama 8 jam dengan baterai dan langsung menyala ketika dicabut dari stop kontak. Setelah diukur dengan menggunakan luxmeter kekuatan cahaya pada penerangan darurat adalah 20 lux. Namun seluruh penerangan darurat yang ada di PLTU berwarna putih. Selain itu di PLTU PT PJB UP Muara Karang, lampu-lampu yang ada memiliki 2 sumber penerangan yaitu AC listrik dan diesel. Sehingga ketika listrik padam, secara otomatis lampu akan menggunakan diesel. Hal tersebut dikarenakan penerangan sangatlah penting untuk kelangsungan proses produksi. Tabel 5.42 Tingkat Pemenuhan Penerangan Darurat per Elemen Pertanyaan di Area Mezzanine Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010 No. Komponen Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan Sesuai Tidak Sesuai 1. Tersedia penerangan darurat dari sumber aliran listrik darurat Terdapat 2 sumber listrik berbeda yaitu dari AC listrik dan diesel. serta batterai. 100 2. Lampu penerangan berwarna kuning orangekuning Seluruh lampu berwarna putih 100 3. Lampu penerangan darurat memiliki kekuatan minimal 10 lux Untuk lampu darurat yang ada memiliki kekuatan sebesar 20 lux 100 4. Penempatan lampu darurat dengan baik sehingga bila satu lampu mati tidak akan menyebabkan gelap Lampu di letakan sepanjang jalan keluar menuju exit 100 Tingkat Pemenuhan Penerangan Darurat 75 Berdasarkan tabel 5.42 area mezzanine floor memiliki tingkat pemenuhan penerangan darurat sebesar 75 . Hal tersebut menunjukan bahwa penerangan darurat yang ada masih belum sesuai dengan NFPA 101. Lampu darurat diletakan di sepanjang sarana jalan keluar dan memiliki baterai cadangan yang di charge ketika AC listrik berjalan normal serta memiliki sumber aliran listrik yang berbeda yaitu dari AC listrik dan diesel. Lampu darurat yang ada berwarna putih dan memiliki kekuatan sebesar 20 lux.

6. Tempat berhimpun

Tidak terdapat karyawan yang bekerja menetap di area ini. 5.3.4.3Rata-Rata Tingkat Pemenuhan Sistem Tanggap Darurat Kebakaran Di Area Mezzanine Floor PLTU Tabel 5.43 Rata-rata Tingkat Pemenuhan Manajemen Tanggap Darurat di Area Mezzanine Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010 No Komponen Presentase Tingkat Pemenuhan 1 Manajemen Tanggap Darurat 88.88 2 Sarana Proteksi Aktif 74.99 3 Sarana Penyelamat Jiwa 72.14 Rata-rata 78.67 Berdasarkan tabel 5.43 rata-rata tingkat pemenuhan sistem tanggap darurat di area mezzanine floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010 adalah 78.67 yaitu Cukup baik C dimana semua komponen sistem proteksi kebakaran sudah terpasang tapi ada sebagian kecil instalasi yang tidak sesuai dengan persyaratan.

5.3.5 Turbine Floor