garis pembatas dan tanda petunjuk tempat berhimpun sehingga selalu dalam keadaan baik dan dapat dilihat dengan mudah oleh karyawan.
6.5.3 Tingkat Pemenuhan Sistem Tanggap Darurat Kebakaran di Area Ground Floor
Berdasarkan tabel 5.31 rata-rata tingkat pemenuhan sistem tanggap darurat di area ground floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010 adalah 76.40
yaitu Cukup Baik C dimana semua komponen sistem proteksi kebakaran sudah terpasang tapi ada sebagian kecil instalasi yang tidak sesuai dengan persyaratan.
6.6 Mezzanine Floor
6.6.1 Sarana Proteksi Aktif
Menurut KEPMEN PU No.10KPTS2000, sarana proteksi kebakaran aktif adalah sistem perlindungan terhadap kebakaran yang dilaksanakan dengan
mempergunakan peralatan yang dapat bekerja secara otomatis maupun manual, digunakan oleh penghuni atau petugas pemadam kebakaran dalam
melaksanakan operasi pemadaman. Adapun yang termasuk kedalam sistem proteksi kebakaran aktif, adalah: APAR, detektor kebakaran, alarm, sprinkler,
hidran.
1. APAR dan APAB
APAR merupakan alat pemadam api yang dapat dijinjing dengan berat yang tidak melebihi 10 kg adapun media pemadam yang digunakan adalah air,
serbuk kimia, busa dan gas. APAR bersifat praktis dan mudah cara
penggunaannya, tapi hanya efektif untuk memadamkan kebakaran kecil atau awal kebakaran sesuai dengan klasifikasi kebakarannya Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: PER.04MEN1980. Sedangkan menurut NFPA 10, APAR adalah suatu peralatan ringan yang berisi tepung,
cairan atau gas yang dapat disemprotkan bertekanan untuk tujan pemadaman kebakaran.
Berdasarkan tabel 5.33 APAR di area mezzanine floor memiliki tingkat pemenuhan sebesar 98.53 . Area mezzanine floor dengan luas 4.018,35 m
2
memiliki potensi kebakaran tipe B, C dan D. namun APAR yang tersedia hanya mampu memadamkan kelas kebakaran tipe B dan C. Sedangkan
berdasarkan tabel 5.34, di mezzanine floor PLTU PT PJB UP Muara Karang tingkat pemenuhan APAB sebesar 100 .
Saran yang dapat diberikan terhadap perusahaan adalah menyediakan APAR khusus untuk memadamkan kelas kebakaran D dan agar tetap melakukan
pemeriksaan secara rutin yang sesuai dengan standar. Sehingga APAR selalu dalam keadaan berfungsi dengan baik dan siap untuk digunakan. Jadi ketika
terjadi kebakaran, karyawan dapat menggunakannya untuk penanggulangan dengan segera.
2. Alarm
PT PJB UP Muara Karang sudah memiliki alarm yang terintegrasi dengan detektor. Alarm yang terdapat di area-area PLTU ini adalah alarm kebakaran
yang berupa audible dan visible alarm. Sedangkan berdasarkan cara pengaktifannya, alarm yang terdapat di PLTU yaitu alarm manual dan panel
indikator kebakaran. Untuk area mezzanine floor tipe alarm yang dugunakan adalah alarm manual tipe full down.
Berdasarkan tabel 5.35 area mezzanine floor memiliki tingkat pemenuhan alarm sebesar 71.42 . Di area ini semua mesin terhubung dengan panel
indikator kebakaran control room 4, 5. Dimana panel tersebut terhubung dengan detektor-detektor yang ada di setiap mesin-mesin produksi. Jadi
ketika terjadi kebakaran karyawan mengetahui area mesin mana yang mengalami kebakaran sehingga dapat ditanggulangi secara cepat oleh tim
pemadam kebakaran. Komponen yang belum dipenuhi di area ini adalah Tidak terdapat sprinkler di area ini dan Alarm memiliki jarak maksimal 36 m
dari semua bagian area mezzanine floor. Saran yang dapat diberikan adalah pemeriksaan tetap dilakukan secara rutin
dan dilakukan penambahan jumlah alarm manual sehingga memenuhi standar tidak melebihi 30 m dari semua bagian bangunan. Karena terdapat
kemungkinan terjadi kebakaran yang tidak terdeteksi oleh sarana proteksi aktif dan hanya terlihat oleh karyawan saja. Sehingga apabila terjadi hal yang
demikian karyawan dapat segera mencapai alarm untuk pemberitahuan
adanya kejadian kebakaran. 3.
Sprinkler Sprinkler adalah alat pemancar air untuk pemadaman kebakaran yang
mempunyai tudung berbentuk deflektor pada ujung mulut pancarnya,
sehingga air dapat memancar ke semua arah secara merata KEPMEN PU
No.10KPTS2000. Sedangkan menurut NFPA 13, sistem sprinkler untuk
tujuan perlindungan kebakaran, merupakan suatu sistem terpadu dari pipa bawah tanah dan dia atas tanah yang dirancang sesuai dengan standar teknik
proteksi kebakaran.
Setelah dilakukan pemeriksaan, tidak terdapat sistem sprinkler yang terpasang di area mezzanine floor. Saran yang dapat diberikan adalah agar
menyediakan sprinkler karena terdapat kemungkinan terjadi kebakaran yang tidak terdeteksi oleh sarana proteksi aktif dan hanya terlihat oleh karyawan
saja. 4.
Detektor
Menurut NFPA, detektor kebakaran otomatis adalah sebuah alat yang didesain untuk mendeteksi adanya kebakaran dan melakukan tindakan.
Sedangkan menurut Permenaker PER.02MEN1983 peralatan pendeteksian secara otomatis disebut juga dengan Fire Detector yang secara otomatis akan
mendeteksi kebakaran, kemudian mengaktifkan alarmnya. Berdasarkan tabel 5.36 area mezzanine floor memiliki tingkat pemenuhan
detektor sebesar 100 . Hal tersebut menunjukan bahwa detektor yang ada di area mezzanine floor telah memenuhi semua komponen. Di area mezzanine
floor terdapat 18 buah detektor yang terpasang dengan rincian heat detectorsebanyak 14 buah dan smoke detector sebanyak 4 buah. Tidak
terdapat flame detector mengikuti kondisi lapangan yang menyesuaikan dengan kondisi peralatan yang ada di area ini.
Saran yang dapat diberikan terhadapa perusahaan adalah pemeriksaan tetap dilakukan secara rutin. Sehingga detektor selalu dalam keadaan baik.
5. Hidran
Berdasarkan KEPMEN PU No.10KPTS2000, yang dimaksud dengan hidran adalah alat yang dilengkapi dengan slang dan mulut pancar nozzle
untuk mengalirkan air bertekanan, yang digunakan bagi keperluan pemadaman kebakaran. Sedangkan menurut NFPA 14, sistem pipa berdiri
adalah pengaturan dari pemipaan, katup, sambungan selang, dan peralatan bersatu dipasang di sebuah bangunan atau struktur dengan sambungan selang
yang terletak di sedemikian rupa sehingga air dapat dialirkan atau disemprotkan melalui selang dan nozzlel terpasang, yang bertujuan untuk
pemadaman kebakaran dan melindungi sebuah bangunan atau struktur dan
isinya selain untuk melindungi penghuni.
Berdasarkan tabel 5.37 area mezzanine floor memiliki tingkat pemenuhan hidran gedung sebesar 80 . Komponen yang belum dipenuhi di area ini
tidak terdapat petunjuk cara penggunaan hidran dan seluruh nozzle hidran gedung belum terpasang pada selang kebakaran. Mezzanine floor merupakan
area yang terletak di atas area ground floor. Maka tidak perlu melakukan pemeriksaan hidran halaman di area ini.
Saran yang dapat diberikan adalah pemeriksaan rutin hidran agar tetap dilakukan secara continue sesuai dengan standar minimal. Agar hidran selau
berfungsi dengan baik dan siap untuk digunakan kapanpun. Selain hal itu karena bencana selalu terjadi secara tiba-tiba dan tidak dapat diprediksi,
maka nozzle harus sudah dipasang pada selang kebakaran. Sehingga kapan
pun terjadi kebakaran yang tidak dapat ditanggulangi oleh alat proteksi kebakaran lainnya, dapat langsung menggunakan hidran.
6.6.2 Sarana Penyelamat Jiwa