Sarana Proteksi Aktif Ground Floor

6.4.3 Tingkat Pemenuhan Sistem Tanggap Darurat Kebakaran di Area Desalination Plant

Berdasarkan tabel 5.17 rata-rata tingkat pemenuhan sistem tanggap darurat di area desalination plan PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010 adalah 76.40 yaitu cukup baik C dimana semua komponen sistem proteksi kebakaran sudah terpasang tapi ada sebagian kecil instalasi yang tidak sesuai dengan persyaratan.

6.5 Ground Floor

6.5.1 Sarana Proteksi Aktif

Menurut KEPMEN PU No.10KPTS2000, sarana proteksi kebakaran aktif adalah sistem perlindungan terhadap kebakaran yang dilaksanakan dengan mempergunakan peralatan yang dapat bekerja secara otomatis maupun manual, digunakan oleh penghuni atau petugas pemadam kebakaran dalam melaksanakan operasi pemadaman. Adapun yang termasuk kedalam sistem proteksi kebakaran aktif, adalah: APAR, detektor kebakaran, alarm, sprinkler, hidran.

1. APAR dan APAB

APAR merupakan alat pemadam api yang dapat dijinjing dengan berat yang tidak melebihi 10 kg adapun media pemadam yang digunakan adalah air, serbuk kimia, busa dan gas. APAR bersifat praktis dan mudah cara penggunaannya, tapi hanya efektif untuk memadamkan kebakaran kecil atau awal kebakaran sesuai dengan klasifikasi kebakarannya Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: PER.04MEN1980. Sedangkan menurut NFPA 10, APAR adalah suatu peralatan ringan yang berisi tepung, cairan atau gas yang dapat disemprotkan bertekanan untuk tujan pemadaman kebakaran. Berdasarkan tabel 5.19 APAR di area ground floor memiliki tingkat pemenuhan sebesar 98.53 . Area ground floor dengan luas 4.018,35 m 2 memiliki potensi kebakaran tipe B, C dan D. Namun APAR yang tersedia hanya mampu memadamkan kelas kebakaran tipe B dan C. Berdasarkan tabel 5.20, di area ground floor PLTU PT PJB UP Muara Karang tingkat pemenuhan APAB sebesar 100 . APAB di sediakan untuk area ground floor yang mana area tersebut merupakan area produksi dengan jumlah personel terbatas. Saran yang dapat diberikan terhadap perusahaan adalah menyediakan APAR khusus untuk memadamkan kelas kebakaran D dan agar tetap melakukan pemeriksaan secara rutin yang sesuai dengan standar. Sehingga APAR selalu dalam keadaan berfungsi dengan baik dan siap untuk digunakan. Jadi ketika terjadi kebakaran, karyawan dapat menggunakannya untuk penanggulangan dengan segera.

2. Alarm

PT PJB UP Muara Karang sudah memiliki alarm yang terintegrasi dengan detektor. Alarm yang terdapat di area-area PLTU ini adalah alarm kebakaran yang berupa audible dan visible alarm. Sedangkan berdasarkan cara pengaktifannya, alarm yang terdapat di PLTU yaitu alarm manual dan panel indikator kebakaran. Untuk area ground floor menggunakan tipe alarm manual tipe full down. Berdasarkan tabel 5.21 area ground floor memiliki tingkat pemenuhan alarm sebesar 85.71 . Terdapat satu buah alarm manual tipe push button di area ground floor. Namun mesin-mesin yang berada di area ini terhubung dengan panel indicator kebakaran yang berada di control room pusat 4, 5 di area turbine floor. Maka ketika terjadi kebakaran dapat terdeteksi di control room sehingga dapat dilakukan penanganan dengan segera. Saran yang dapat diberikan adalah pemeriksaan tetap dilakukan secara rutin dan dilakukan penambahan jumlah alarm manual sehingga memenuhi standar tidak melebihi 30 m dari semua bagian bangunan. Karena terdapat kemungkinan terjadi kebakaran yang tidak terdeteksi oleh sarana proteksi aktif dan hanya terlihat oleh karyawan saja. Sehingga apabila terjadi hal yang demikian karyawan dapat segera mencapai alarm untuk pemberitahuan adanya kejadian kebakaran.

3. Sprinkler

Sprinkler adalah alat pemancar air untuk pemadaman kebakaran yang mempunyai tudung berbentuk deflektor pada ujung mulut pancarnya, sehingga air dapat memancar ke semua arah secara merata KEPMEN PU No.10KPTS2000. Sedangkan menurut NFPA 13, sistem sprinkler untuk tujuan perlindungan kebakaran, merupakan suatu sistem terpadu dari pipa bawah tanah dan dia atas tanah yang dirancang sesuai dengan standar teknik proteksi kebakaran. Berdasarkan tabel 5.22 area ground floor memiliki tingkat pemenuhan sprinkler sebesar 100 . Hal tersebut menunjukan seluruh komponen telah terpenuhi. Jenis prinkler yang ada di area ground floor adalah glass bulb di mesin diesel fire pump dan spray system yang ada di sekeliling mesin-mesin produksi, salah satunya yaitu trafo. Jarak antar sprinkler yang ada berkisar antara 2-4 m dan jarak dari sprinkler ke dinding antara 4-4.5 m. system sprinkler yang ada sudah terhubung secara otomatis dengan panel indicator kebakaran di control room. Sehingga ketika sprinkler bereaksi akibat adanya kebakaran, langsung terlihat di panel indicator kebakaran dan alarm menyala secara otomatis. Saran yang dapat diberikan adalah perusahaan agar tetap melakukan pemeriksaan sprinkler secara rutin sehingga selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan. Jadi ketika terdeteksi adanya kebakaran dapat ditanggulangi dengan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran yang lebih besar.

4. Detektor

Menurut NFPA, detektor kebakaran otomatis adalah sebuah alat yang didesain untuk mendeteksi adanya kebakaran dan melakukan tindakan. Sedangkan menurut Permenaker PER.02MEN1983 peralatan pendeteksian secara otomatis disebut juga dengan Fire Detector yang secara otomatis akan mendeteksi kebakaran, kemudian mengaktifkan alarmnya. Berdasarkan tabel 5.23 area ground floor memiliki tingkat pemenuhan detektor sebesar 100 . Hal tersebut menunjukan bahwa detektor yang ada di area ground floor telah memenuhi semua komponen. Di area ground floor terdapat 20 buah detektor yang terpasang dengan rincian heat detectorsebanyak 4 buah dan flame detector sebanyak 16 buah. Saran yang dapat diberikan adalah agar tetap melakukan pemeriksaan fungsi detektor secara rutin sehingga tetap berfungsi dengan baik. Sehingga risiko terjadinya kejadian kebakaran dapat diminimalisir.

5. Hidran

Berdasarkan KEPMEN PU No.10KPTS2000, yang dimaksud dengan hidran adalah alat yang dilengkapi dengan slang dan mulut pancar nozzle untuk mengalirkan air bertekanan, yang digunakan bagi keperluan pemadaman kebakaran. Sedangkan menurut NFPA 14, sistem pipa berdiri adalah pengaturan dari pemipaan, katup, sambungan selang, dan peralatan bersatu dipasang di sebuah bangunan atau struktur dengan sambungan selang yang terletak di sedemikian rupa sehingga air dapat dialirkan atau disemprotkan melalui selang dan nozzle terpasang, yang bertujuan untuk pemadaman kebakaran dan melindungi sebuah bangunan atau struktur dan isinya selain untuk melindungi penghuni. Berdasarkan tabel 5.24 area ground floor memiliki tingkat pemenuhan hidran gedung sebesar 80 . Di area ground floor terdapat 7 buah hidran gedung yang menempel pada dinding area. Sedangkan berdasarkan tabel 5.25 area ground floor memiliki tingkat pemenuhan hidran halaman sebesar 100 . Hidran halaman terletak di dekat water intake dengan jarak 10 m ke area ground floor. Hidran gedung yang tersedia tidak terdapat tata cara penggunaannya dan seluruh nozzlenya belum terpasang pada selang kebakaran. Maka saran yang dapat diberikan untuk perusahaan adalah agar seluruh hidran yang ada diberikan petunjuk pemakaian, pemasangan nozzle ke selang kebakaran dan pemeliharaan supaya hidran dapat langsung digunakan ketika terjadi kebakaran.

6.5.2 Sarana Penyelamat Jiwa