51
BAB III KERANGKA BERFIKIR DAN DEFINISI ISTILAH
3.1 Kerangka Berfikir
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Sistem tanggap darurat kebakaran: a.  Manajemen tanggap darurat
  Organisasi tanggap darurat   Prosedur tanggap darurat
  Pelatihan tanggap darurat b.  Sarana proteksi aktif
  APAR   Alarm
  Hidran   Sprinkler
  Detektor c.  Sarana penyelamatan jiwa
  Sarana jalan keluar   Petunjuk jalan keluar
  Pintu darurat   Tangga darurat
  Penerangan darurat   Titik berkumpul
Dibandingkan dengan menggunakan
beberapa standar acuan : 1.  KEPMEN PU No.10K
PTS 2000 2.  NFPA 10
3.  NFPA 13 4.  NFPA 14
5.  NFPA 72 Kesesuaian terhadap
standar
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan observasi dan penilaian terhadap sistem  tanggap  darurat  yaitu:  manajemen    tanggap  darurat  organisasi  tanggap
darurat, perencanaan  tanggap darurat, dan pelatihan  tanggap darurat kebakaran, sarana  proteksi  aktif  alat  pemadam  api  ringan  APAR,  alarm,  sprinkler,
detektor dan hidran, dan sarana  penyelamat  jiwa petunjuk  jalan keluar, sarana jalan  keluar,  pintu  darurat,  tangga  darurat,  penerangan  darurat,  dan  titik
berkumpul.  Kemudian  sistem  tersebut  dibandingkan  dengan  menggunakan beberapa  standar  acuan  seperti:  KEPMEN  PU  No.10KPTS2000  tentang
Ketentuan  Teknik  Pengaman  Terhadap  Bahaya  Kebakaran  pada  Bangunan Gedung  dan  Lingkungan,  NFPA  10  tentang  Standard  For  Portable  Fire
Checklist,  NFPA  13  tentang  Standard  For  Installation  Of  Sprinkler  Checklist, NFPA 14 tentang Standard installation of  Standpipe and Hose System and  Hose
System  Checklist,  NFPA  72  tentang  Nation  Fire  Alarm  Code  Checklist,  NFPA 101 tentang Life Safety Code Checklist.
Namun  pada  penelitian  ini  tidak  menilai  kesesuaian  tapak  karena  struktur bangunan  sudah  ada  dan  tidak  memungkinkan  untuk  diubah  lagi.  Sehingga
komponen-komponen yang dianalisis berupa manajemen tanggap darurat, sarana proteksi aktif dan sarana penyelamatan jiwa saja.
Setelah  komponen-komponen  sistem  tanggap  darurat  dibandingkan  dengan standar-standar  yang  sesuai  serta  didukung  dengan  wawancara  mendalam,
kemudian  dinilai  dengan  menggunakan  penilaian  audit  kebakaran  sesuai Puslitbang PU.
3.2 Definisi Istilah