5.3.3 Ground Floor
5.3.3.1 Sarana Proteksi Aktif
Tabel 5.18 Tingkat Pemenuhan Rata-Rata Sarana Proteksi Aktif Di Area Ground Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
NO. KOMPONEN
TINGKAT PEMENUHAN
1. APAR
98.53 2.
APAB 100
3. Alarm
85.71 4.
Sprinkler 100
5. Detektor
100 6.
Hidran Gedung 80
7. Hidran Halaman
100
JUMLAH 94.89
Berdasarkan tabel 5.18, hasil pemeriksaan di area ground floor mendapat tingkat pemenuhan sebesar 94.89 . Berikut uraian hasil sarana proteksi yang
didapat di area ground floor PLTU PT PJB UP Muara Karang: 1.
APAR dan APAB APAR
APAR yang disediakan pada area ground floor merupakan jenis DCP dan CO2. Untuk APAR jenis DCP dengan berat 3.5 kg terdapat sebanyak 1 buah, 4
kg sebanyak 1 buah, 6 kg sebanyak 5 buah, 9 kg sebanyak 14 buah, 12 kg sebanyak 5 buah. Sedangkan untuk APAR jenis CO2 dengan berat 2.2 kg
sebanyak 1 buah dan 4.5 kg sebanyak 4 buah. Jadi jumlah APAR yang ada di area ground floor adalah jenis DCP sebanyak 26 buah dan CO2 sebanyak 5 buah.
Namun tidak terdapat APAR yang dapat memadamkan kebakaran jenis D.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, pemeliharaan APAR dilakukan sebulan sekali meliputi kondisi nozzle, draft pressure indicator manometer,
segel, apakah ada karat atau tidak dan penimbangan berat APAR yang dilakukan oleh petugas K3. Untuk pengisian ulang biasanya dilakukan ketika ada APAR
yang kadaluarsa, bahkan sebagian APAR yang kadaluarsa ini dimanfaatkan digunakan dalam latihan pemadaman kebakaran.
Tabel 5.19 Tingkat Pemenuhan APAR per Elemen Pertanyaan di area Ground Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. Pada APAR terdapat klasifikasi
kebakaran yang sesuai dengan jenis kebakaran
Terdapat APAR
tipe DCP
untuk memadamkan semua jenis kecuali tipe D.
75 25
2. Jumlah APAR berdasarkan luas
bangunan Area ground floor sebaiknya memiliki
APAR yang berjumlah 1 buah. Sedangkan APAR yang disediakan adalah 31 buah.
100
3. Sebelum dipakai segel pengama
n harus dalam keadaan baik dan penutup tabung terpasang kuat
Segel yang terpasang pada seluruh APAR di area office berada dalam keadaan baik
dan penutup tabung terpasang kuat. 100
4. Lubang
penyemprot tidak
tersumbat dan slang tahan tekanan tinggi serta tidak bocor
Berdasarkan pengecekan bersama pihak K3 lubang penyemprot tidak tersumbat
ataupun bocor dan tahan tekanan tinggi. 100
5. Bahan baku pemadam dalam
keadaan baik dan tidak lewat masa berlakunya
Berdasarkan pemeriksaan
manometer APAR dan pengecekan kartu pemeriksaan
menunjukan APAR dalam kondisi baik dan tidak lewat masa berlakunya.
100
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
6. APAR ditempatkan di lokasi
yang mudah terlihat, mudah dijangkau dan
letaknya tidak terhalangi oleh benda lain
APAR-APAR diletakan di dekat mesin- mesin produksi serta sepanjang jalan yang
dilalui oleh karyawan. Sehingga mudah dijangkau dan terlihat.
100
7. Apar diletakan di
sepanjang jalan
yang biasa
dilalui termasuk jalan keluar di area
APAR-APAR diletakan di sepanjang jalan yang dilalui oleh karyawan termasuk jalan
untuk keluar area. 100
8. Isi tabung gas sesuai dengan
tekanan yang dipergunakan dan dijaga tetap penuh serta dapat
dioperasikan Setelah
dilakukan pengecekan
pada manometer
APAR DCP,
jarum menunjukan pada bar warna hijau. Hal
tersebut menunjukan isi tabung gas sesuai dengan tekanan. Berdasarkan pengecekan
visual APAR dapat dioperasikan dengan baik.
100
9. APAR yang memiliki cabinet
lemari tidak boleh dikunci Seluruh APAR yang diletakan dalam
lemari berada dalam kondisi tidak terkunci 100
10. APAR yang diletakan di cabinet harus diletakan sedemikian rupa
sehingga instruksi
operasi pemadaman dapat terlihat dari
depan Instruksi cara pemakaian menempel pada
dinding tabung. Dan instruksi tersebut diletakan di bagian depan sehingga ketika
membuka cabinet instruksi tersebut dapat segera terlihat.
100
11. Jarak antar APAR maksimal 75 ft 6.97 m
Jarak antar APAR antara 2-4 m 100
12. Terdapat cara dan petunjuk pengoperasian dengan jelas di
bagian depan APAR Terdapat
petunjuk intruksi
cara pengoperasianya yang tertempel di seluruh
bagian depan APAR. 100
13. Pemasangan dihindari
dari bahaya fisik
Seluruh APAR diletakan di dalam cabinet dan rak.
100
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
14. APAR dengan berat ≥ 40 lb
sebaiknya dipasang
dengan tinggi kurang dari 3,5 ft 1.07m
diatas lantai. APAR dengan berat
≥ 18.14 kg yang diletakan di dalam cabinet memiliki tinggi
antara 60-100 cm. 100
15. Sedangkan APAR dengan berat ≤ 40 lb 18.14 kg sebaiknya
dipasang kurang dari dari 5ft 1,53m diatas lantai.
APAR dengan berat ≤ 18.14 kg yang
diletakan di rak memiliki tinggi antara 40- 60 cm
100
16. Tekanan regulator pada APAR sebaiknya diperiksa tiap tahun
untuk mengetahui
tekanan outlet statis dan laju alir
Tekanan pada manometer APAR diperiksa setiap satu bulan sekali
100
17. Jarak dari bagian bawah APAR ke lantai tidak melebihi 4 in
102 mm Jarak bagian bawah ke APAR adalah 20
cm. 100
Tingkat Pemenuhan APAR 98.53
Berdasarkan tabel 5.19 APAR di area ground floor memiliki tingkat pemenuhan sebesar 98.53 . Area ground floor dengan luas 4.018,35 m
2
memiliki potensi kebakaran tipe B, C dan D. Namun APAR yang tersedia hanya mampu memadamkan kelas kebakaran tipe B dan C. berdasarkan perhitungan
jumlah kebutuhan APAR, area ground floor hanya membutuhkan 4 buah APAR. Sedangkan APAR yang tersedia berjumlah 31 buah dan APAB sebanyak 7 buah.
APAR diperiksa setiap 1 bulan sekali oleh perwakilan pihak K3. Pemeriksaan tersebut mencakup kondisi nozzle, draft pressure indicator manometer, segel,
apakah ada karat atau tidak dan penimbangan berat APAR yang dilakukan oleh petugas K3.
Untuk pengisian ulang biasanya dilakukan ketika ada APAR yang kadaluarsa berdasarkan kartu cek APAR. Ketika dilakukan pemeriksaan kondisi APAR
dalam keadaan baik dengan cara mengecek secara visual kondisi nozzle lubang penyemprot dari sumbatan dan kebocoran, kesesuaian bahan baku dan masa
kadaluarsa APAR dengan cara mengecek manometer APAR tipe DCP dan penimbangan APAR tipe CO2.Seluruh APAR diletakan di rak dan cabinet
sepanjang jalan yang biasa dilewati oleh karyawan termasuk jalur jalan keluar serta diletakan di dekat mesin produksi sehingga mudah dilihat dan dijangkau.
APAR yang diletakan di dalam cabinet berada dalam keadaan tidak terkunci. Jarak antar APAR yang ada di area ground floor berkisar antara 4-6 m. APAR
yang ada terletak dengan tinggi 40-60 cm untuk APAR dengan berat kurang dari18.14 kg dan 60-100 cm untuk APAR dengan berat lebih dari 18.14 kg.
untuk jarak bagian bawah APAR ke lantai mencapai 20 cm.
APAB
APAB diletakan untuk area-area produksi dimana terdapat area yang berbahaya dengan personel yang sedikit. Jumlah APAB yang terletak di area
ground floor adalah 7 buah. APAB tersebut memiliki jenis DCP Dry Chemical Powder dengan berat 25 kg. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara,
pemeliharaan APAB dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan APAR yakni satu bulan sekali meliputi kondisi nozzle, draft pressure indicator manometer,
segel, apakah ada karat atau tidak, kondisi roda. Untuk pengisian ulang biasanya dilakukan ketika ada APAB yang kadaluarsa.
Tabel 5.20 Tingkat Pemenuhan APAB per Elemen Pertanyaan di Ground Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. APAB
disediakan untuk
memproteksi bahaya
yang menunjukan: area berisiko tinggi,
personel yang ada terbatas APAB disediakan untuk ground floor,
yang mana merupakan area produksi dengan jumlah personel terbatas.
100
2. Tekanan regulator pada APAB
sebaiknya diperiksa tiap tahun untuk mengetahui tekanan outlet statis dan
laju alir Pengecekan APAB dilakukan setiap
satu bulan
sekali. Termasuk
pengecekan manometer. 100
3. Selang pada APAB harus diletakan
sedemikian rupa untuk menghindari terbelit dan kaku
Kondisi selang yang berada pada APAB di area PLTU terlilit rapi untuk
menghindari kekakuan dan terbelit. 100
Tingkat Pemenuhan APAB 100
Berdasarkan tabel 5.20, di area ground floor PLTU PT PJB UP Muara Karang tingkat pemenuhan APAB sebesar 100 . APAB di sediakan untuk area
ground floor yang mana area tersebut merupakan area produksi dengan jumlah personel terbatas. Pemeliharaan APAB dilakukan bersamaan dengan
pemeriksaan APAR yakni satu bulan sekali meliputi kondisi nozzle, draft pressure indicator manometer, segel, apakah ada karat atau tidak, kondisi roda.
Untuk pengisian ulang biasanya dilakukan ketika ada APAB yang kadaluarsa.
2. Alarm
Berdasarkan hasil observasi dan data sekunder, PT PJB UP Muara Karang sudah memiliki alarm yang terintegrasi dengan detektor. Alarm yang terdapat di
area-area PLTU ini adalah alarm kebakaran yang berupa audible dan visible alarm. Sedangkan berdasarkan cara pengaktifannya, alarm yang terdapat di
PLTU yaitu alarm manual dan panel indikator kebakaran. Untuk pengetesan fungsi alarm di PLTU, dilakukan setiap 3 bulan sekali secara rutin yang digabung
dengan pemeriksaan detektor. Pemeriksaan ini dilakukan oleh karyawan unit K3 yang meliputi pemeriksaan panel penujuk alarm, lampu-lampu, LED panel
kebakaran dan annunciator, baterai tambahan, bel, speaker dan amplifier serta power supply.
Terdapat satu buah alarm manual tipe push button di area ground floor. Namun mesin-mesin yang berada di area ini terhubung dengan panel indicator
kebakaran yang berada di control room pusat 4, 5 di area turbine floor. Maka ketika terjadi kebakaran dapat terdeteksi di control room sehingga dapat
dilakukan penanganan dengan segera.
Tabel 5.21 Tingkat Pemenuhan Alarm per Elemen Pertanyaan di Area Ground Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. Terdapat
sistem alarm
kebakaran Terdapat alarm manual yang bertipel push button.
Dan semua mesin terhubung dengan panel indikator kebakaran
100
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
2. Alarm dapat dilihat dengan
jelas Alarm manual dicat menggunakan warna merah
dan menempel pada bagian atas hidran ruangan serta terdapat tanda petunjuk fire alarm. Sehingga
alarm dapat terlihat dengan jelas 100
3. Alarm dalam kondisi baik
dan siap digunakan Berdasarkan data sekunder alarm dalam kondisi
baik dan siap digunakan. 100
4. Alarm otomatis terhubung
dengan sprinkler Terdapat system sprinkler yang terhubung dengan
alarm. Ketika terjadi kebakaran dan sprinkler memancarkan air, maka alarm akan berbunyi
secara otomatis. 100
5. Terdapat energi cadangan
yang dapat
menyalakan alarm selama 30 detik
Menurut hasil wawancara PLTU memiliki energy cadangan untuk menyalakan alarm yaitu diesel.
100
6. Alarm
diletakan pada
lintasan jalur keluar dengan tinggi 1,4 m dari lantai
Alarm diletakan pada pintu keluar control room local dengan tinggi 1.4 m.
100
7. Jarak alarm tidak boleh
lebih dari 30 m dari semua bagian bangunan
Alarm memiliki jarak maksimal 90 m dari semua bagian area ground floor.
100
Tingkat Pemenuhan Alarm 85.71
Berdasarkan tabel 5.21 area ground floor memiliki tingkat pemenuhan alarm sebesar 85.71 . Di area ini semua mesin terhubung dengan panel indikator
kebakaran control room 4, 5. Dimana panel tersebut terhubung dengan detektor- detektor yang ada di setiap mesin-mesin produksi. Jadi ketika terjadi kebakaran
karyawan mengetahui area mesin mana yang mengalami kebakaran sehingga dapat ditanggulangi secara cepat oleh tim pemadam kebakaran. Namun masih
terdapat alarm manual dengan tipe push button yang terletak di menempel pada bagian atas hidran ruangan serta terdapat tanda petunjuk fire alarm. Alarm
manual ini memiliki tinggi 1,4 m dari lantai dan berjarak maksimal 90 m dari semua bagian area ground floor.
Menurut data pengecekan rutin alarm dan hasil wawancara, alarm dalam kondisi baik dan siap untuk digunakan. Pengetesan alarm yang dilakukan
diantaranya: pemeriksaan panel penujuk alarm, lampu-lampu, LED panel kebakaran dan annunciator, baterai tambahan, bel, speaker dan amplifier serta
power supply.Selain hal tersebut PT PJB UP Muara Karang juga memiliki diesel yang berfungsi sebagai sumber energi cadangan yang salah satunya untuk
menyalakan alarm ketika terjadi trip akibat terjadinya kebakaran.
3. Sprinkler
Berdasarkan hasil observasi sprinkler yang ada di PLTU PT PJB UP Muara Karang ada 2 jenis, yaitu glass bulb dan spray system. Sprinkler jenis glass bulb
diletakan di mesin-mesin produksi yang biasanya digabung dengan heat detector. Jadi ketika mesin sudah mengalami overheating, maka detektor akan
mengirimkan sinyal tentang adanya kebakaran langsung ke control room sekaligus serta mengaktifkan sistem sprinkler yang ada di mesin tersebut.
Sedangkan sprinkler jenis spray system hanya ada di trafo. Untuk sumber air diambil dari air laut yang dilakukan desalisasi di
desalination plant kemudian air-air tersebut disimpan dalam make up tank yang berjumlah 2 buah. Air tersebut dialirkan ke fire water tank dengan kapasitas
9000 L yang khusus disediakan untuk sumber persedian air bagi alat proteksi kebakaran, service water tank untuk keperluan sehari-hair dan dialirkan ke
demint plant untuk didesalisasi kembali agar air untuk produksi listrik benar- benar bebas mineral yang dapat menyebabkan karat pada mesin. Untuk fire
water tank kapasitas air harus selalu dalam keadaan penuh. Untuk pengetesan fungsi sprinkler, di PT PJB UP Muara Karang dilakukan
dalam jangka waktu triwulan 3 bulan sekali secara rutin. Pemeriksaan sprinkler digabung dengan pemeriksaan detektor, karena sistem sprinkler terhubung
dengan detektor. Untuk melakukan pemeriksaan ini dilakukan dengan cara pengetesan detektor sesuai dengan jenisnya. Kecuali sprinkler jenis spray system
yang ada di trafo, karena sprinkler pada mesin ini di gabung dengan flame detector. Pengetesan tidak dapat dilakukan di lapangan karena akan mengganggu
kinerja mesin. Maka pemeriksaannya dilakukan dengan Cara salah satu sprinkler yang ada di trafodi bawa ke laboratorium untuk di tes.
Pengetesan yang dikordinir oleh perwakilan dari unit K3, terdiri dari karyawan unit produksi, karyawan bagian listrik unit pembangkit dan karyawan
bagian listrik unit pemeliharaan. Pengetesan terdiri dari test diesel fire pump, pemeriksaan katup inlet water sprinkler, kontak switch pada panel fire,
pemeriksaan lampu indikator otomatis sensor, dan pengetesan sesuai dengan jenis detektor. Pada area ground floor terdapat 31 buah sprinkler spray system
pada masing-masing alat. Sedangkan untuk diesel emergency terdapat 16 buah sprinkler dengan jenis glass bulb dan 54 buah sprinkler jenis spray system di
setiap trafo.
Tabel 5.22 Tingkat Pemenuhan Sprinkler per Elemen Pertanyaan di Area Ground Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. Terdapat
jaringan dan
persediaan air bersih yang bebas lumpur serta pasir
Terdapat air desalisasi dalam water fire tank dengan volume 9000 L khusus untuk alat
proteksi aktif kebakaran termasuk sprinkler 100
2. Jarak antar sprinkler tidak
lebih dari 4,6 m Jarak antar sprinkler sekitar 2-4m
100
3. Jarak dari sprinkler ke dinding
tidak lebih dari 4,6 m Jarak dari sprinkler ke dinding adalah 4-4.5
m 100
4. Terhubung otomatis dengan
alarm kebakaran Seluruh
sprinkler terhubung
otomatis dengan panel indikator.
100
5. Kepala
sprinkler dalam
keadaan baik Berdasarkan pemeriksaan visual dan data
pemeriksaan rutin bulanan kepala sprinkler tidak dalam kondisi rusak.
100
6. Kepala
sprinkler tidak
terhalang benda lain Berdasarkan pemeriksaan visual dan data
pemeriksaan rutin bulanan kepala sprinkler tidak tertutup cat ataupun benda lainnya.
100
7. Terdapat
prosedur pemeriksaan dan uji coba
Terdapat prosedur khusus untuk melakukan pengetesan sprinkler
100
Tingkat Pemenuhan Sprinkler 100
Berdasarkan tabel 5.22 area ground floor memiliki tingkat pemenuhan sprinkler sebesar 100 . Hal tersebut menunjukan seluruh komponen telah
terpenuhi. Jenis prinkler yang ada di area ground floor adalah glass bulb di mesin diesel fire pump dan spray system yang ada di sekeliling mesin-mesin produksi,
salah satunya yaitu trafo. Jarak antar sprinkler yang ada berkisar antara 2-4 m
dan jarak dari sprinkler ke dinding antara 4-4.5 m. system sprinkler yang ada sudah terhubung secara otomatis dengan panel indicator kebakaran di control
room. Sehingga ketika sprinkler bereaksi akibat adanya kebakaran, langsung terlihat di panel indicator kebakaran dan alarm menyala secara otomatis.
Berdasarkan hasil pemeriksaan secara visual yang dilakukan bersama pihak K3 dan data pemeriksaan rutin, kepala sprinkler tidak dalam kondisi rusak serta
tidak terhalang benda lain seperti cat ataupun oli. Untuk pelakukan pengetesan dan pemeriksaan sprinkler terdapat prosedur khusus yang mengacu pada Sistem
Manajemen Terpadu SMT dengan nomor PK-UPMKR-16 mengenai pemeriksaan, pemeliharaan dan pengujian alat pemadam kebakaran. Untuk
sumber air yang digunakan untuk sprinkler dan alat proteksi lainnya menggunakan sumber air dari air laut yang telah di murnikan sebelumnya dan
disimpan fire water tank dengan kapasitas 9000 L. tangki tersebut tidak boleh dalam keadaan kosong dan dilengkapi dengan alarm khusus. Jadi ketika air
dalam tangki kurang dari 6000 L secara otomatis alarm akan berbunyi.
4. Detektor
Untuk pengetesan fungsi detektor dilakukan 3 bulan sekali secara rutin. Pemeriksaan dilakukan dengan cara pengetesan sesuai dengan jenis detektor
yang dilakukan oleh salah satu karyawan bagian K3 dengan koordinasi terlebih dahulu dengan operator yang ada di control room. Detektor yang ada di PLTU
terhubung dengan alarm dan sprinkler. Sehingga ketika detector mendeteksi adanya kejadian kebakaran, penanggulangan dapat dilakukan dengan segera.
Pengetesan fungsi detektor tersebut dilaksanakan secara bersamaandengan alarm. Untuk pengetesan detektor disesuaikan dengan tipe detektor. Terdapat detector
yang terpasang di area ground floor. Detektor yang ada yaitu heat detector sebanyak 4 buah dan flame detector pada trafo sebanyak 16 buah. Jadi jumlah
detector yang ada di area ground floor yaitu 20 buah.
Tabel 5.23 Tingkat Pemenuhan Detektor per Elemen Pertanyaan di Area Ground Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. Terdapat sistem pendeteksian dini
terhadap bahaya kebakaran Terdapat 20 buah detektor yang
terpasang di area ground floor. 100
2. Pada atap datar, detektor dipasang
pada jarak lebih dari 10 cm dari dinding
Jarak dari detektor ke dinding adalah 2-3 m dari dinding
100
3. Jarak antar detector maksimal 9,1
m atau sesuai rekomendasi dari pabrik pembuatnya
Jarak antar detektor yaitu 2–4 m. 100
4. Sensor dalam keadaan bersih tidak
dicat Sensor detektor tidak terhalang benda
lain termasuk cat. 100
5. Detektor tidak boleh dipasang dalam
jarak kurang dari 1,5m dari AC Tidak terdapat AC di area ground
floor. 100
6. Setiap kelompok sistem tidak boleh
dipasang lebih dari 20 buah detektor asap
Tidak terdapat detektor asap 100
7. Setiap kelompok sistem tidak boleh
dipasang lebih dari 20 buah detektor nyala
Terdapat 16 buah flame detector di area ground floor
100
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
8. Setiap kelompok sistem tidak boleh
dipasang lebih dari 40 buah detektor panas
Terdapat 4 buah heat detektor di area ground floor.
100
Tingkat Pemenuhan Detektor 100
Berdasarkan tabel 5.23 area ground floor memiliki tingkat pemenuhan detektor sebesar 100 . Hal tersebut menunjukan bahwa detektor yang ada di
area ground floor telah memenuhi semua komponen. Di area ground floor terdapat 20 buah detektor yang terpasang dengan rincian heat detectorsebanyak 4
buah dan flame detector sebanyak 16 buah. Untuk flame detector hanya terpasang pada mesin trafo. Jarak antar detektor berkisar antara 2-4 m, sedangkan
untuk jarakdetektor ke dinding berkisar antara 2-3 m. berdasarkan pemeriksaan, sensor detektor berada dalam kondisi baik sehingga ketika pengetesan dilakukan
detektor dapat mendeteksi bahaya kebakaran sesuai dengan jenisnya.
5. Hidran
Berdasarkan hasil observasi lapangan dan wawancara dengan karyawan PT PJB UP Muara Karang, jenis hidran yang ada di area PLTU merupakan jenis
hidran gedung dan hidran halaman. Sedangkan tipe hidran yang digunakan yaitu hidran dengan kunci katub dan model macino serta ulir. Untuk hidran gedung PT
PJB UP Muara Karang menggunakan hidran kelas 2 yang memiliki selang berdiameter 1.5 in. dan panjangnya 30 m. Sedangkan untuk hidran halaman, PT
PJB UP Muara Karang menggunakan hidran kelas 1 yang memiliki selang
dengan diameter 2.5 in dan panjang 30 m serta disediakan selang tambahan sepanjang 20 m.Untuk pengetesan fungsi hidran dilakukan setiap 3 bulan sekali
secara rutin. Pengetesan fungsi hidran dilakukan oleh karyawan bagian K3 yang meliputi: pemeriksaan nozzle mulut pancar dari sumbatan dan kebocoran.
Untuk menjaga tekanan air digunakan sumber AC listrik, dan diesel. Sedangkan sumber air disimpan dalam “fire water tank” dengan kapasitas 9000 L. Air
tersebut merupakan hasil penyulingan air laut.
Hidran Gedung
Terdapat 7 buah hidran gedung tipe machino dan ulir. Hidran tersebut terpasang menempel pada dinding ruangan di sekitar mesin-mesin produksi.
Tabel 5.24 Tingkat Pemenuhan Hidran Gedung per Elemen Pertanyaan di area Ground Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. Tersedianya hidran gedung
Terdapat hidran gedung sebanyak 7 buah di area ground floor
100
2. Kotak hidran gedung harus mudah
dibuka, dilihat, dijangkau, dan tidak terhalang oleh benda lain
Hidran gedung yang ada menempel pada dinding tidak terhalang benda
lain. Pintu kotak hidran mudah dibuka. 100
3. Semua peralatan hidran kotak
hidran berwarna merah bertuliskan “HIDRAN” yang dicat putih
Seluruh hidran gedung dicat merah dengan tulisan HIDRAN warna putih
100
4. Terdapat petunjuk penggunaan yang
dipasang di tempat yang mudah dilihat.
Tidak terdapat
petunjuk cara
penggunaan hidran 100
5. Nozzle harus sudah dipasang pada
slang kebakaran. Seluruh nozzle hidran gedung belum
terpasang pada selang kebakaran 100
6. Hidran
dalam keadaan
siap digunakan
Berdasarkan pemeriksaan
visual hidran siap untuk digunakan
100
7. Terdapat kelengkapan hidran: slang,
kopling, nozzle, keran pembuka Di dalam kotak hidran terdapat selang,
kopling, nozzle serta keran pembuka 100
8. Dilakukan
uji operasional
dan kelengkapan
komponen hidran
setiap 1 tahun sekali Dilakukan pemeriksaan hidran secara
rutin 3 bulan sekali. 100
9. Sumber persediaan air untuk hidran
harus diperhitungkan
minimum untuk pemakaian selama 30 menit
Sumber air untuk hidran berasal dari air di water fire tank dengan kapasitas
9000 L yang dilengkapi dengan alarm yang berbunyi apabila kapasitas air
6000 L. 100
10. Selang berdiameter 1,5 inch dan
panjangnya minimal 30 m Seluruh selang hidran gedung di area
ground floor berdiameter 1,5 inch dan panjang 30 m.
100
Tingkat Pemenuhan Hidran Gedung 80
Berdasarkan tabel 5.24 area ground floor memiliki tingkat pemenuhan hidran gedung sebesar 80 . Di area ground floor terdapat 7 buah hidran gedung yang
menempel pada dinding di area tersebut. Hidran tersebut mudah dilihat serta dijangkau dan pintu kotak hidran dapat dibuka dengan mudah. Pemeriksaan
secara visual menunjukan bahwa hidran siap untuk digunakan. Pemeriksaan rutin hidran dilakukan 3 bulan sekali. Terdapat komponen yang lengkap di dalam
kotak hidran yang dicat warna merah dengan tulisan HIDRAN berwarna putih. Komponen tersebut meliputi selang dengan diameter 1.5 inch dan panjang 30 m,
kopling, nozzle dan keran pembuka.
Sedangkan sumber persediaan untuk penggunaan hidran berasal dari air laut yang telah di desalisasi dan dialirkan ke water tank dengan kapasitas 9000 L
yang khusus disediakan untuk sumber persedian air bagi alat proteksi kebakaran. Tangki tersebut tidak boleh kosong, apabila kapasitas air kurang dari 6000 L
maka secara otomatis alarm akan berbunyi. Namun tidak terdapat petunjuk tata cara penggunaan hidran dan nozzle belum terpasang pada selang.
Hidran Halaman
Terdapat 8 buah hidran halaman yang terletak di area ground floor. hidran halaman tersebut terdiri dari 4 buah hidran tipe ulir dan 4 buah hidran tipe
macino.
Tabel 5.25 Tingkat Pemenuhan Hidran Halaman per Elemen Pertanyaan di Area Ground Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. Tersedia hidran halaman yang
mudah dilihat dan dijangkau Terdapat 8 buah hidran di area ground
floor yang mudah terlihat dan dijangkau. 100
2. Pemasangan hidran maksimal 12 m
dari unit yang dilindungi Jarak maksimal hidran halaman ke area
ground floor adalah 10 m. 100
3. Semua peralatan hidran dicat merah Hidran halam dicat dengan warna merah 100
4. Setiap hidran diberi tanda dengan
tulisan dengan tinggi 1 in. 25.4 mm
Tulisan HIDRAN pada hidran memiliki tinggi 2.5 cm
100
5. Dilakukan uji operasional dan
kelengkapan komponen
hidran setiap 1 tahun sekali
Dilakukan pemeriksaan
seluruh kelengkapan komponen hidran 3 bulan
sekali 100
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
6. Sumber persediaan air untuk hidran
harus diperhitungkan
minimal untuk pemakaian selama 30 menit
Kepmen PU No.10KPTS2000 Sumber air untuk hidran berasal dari air
di water fire tank dengan kapasitas 9000 L. tangki tersebut tidak boleh kosong
dan dilengkapi dengan alarm yang berbunyi apabila kapasitas air 6000 L.
100
Tingkat Pemenuhan Hidran Halaman 100
Berdasarkan tabel 5.25 area ground floor memiliki tingkat pemenuhan hidran halaman sebesar 100 . Hidran halaman terletak di dekat water intake dengan
jarak 10 m ke area ground floor. Pemeriksaan secara visual menunjukan bahwa hidran di cat dengan warna merah dan tulisan HIDRAN memiliki tinggi 2.5 cm
dan pemeriksaan dilakukan setiap 3 bulan sekali secara rutin. Sedangkan sumber persediaan untuk penggunaan hidran berasal dari air laut
yang telah di desalisasi dan dialirkan ke water fire tank dengan kapasitas 9000 L yang khusus disediakan untuk sumber persedian air bagi alat proteksi kebakaran.
Tangki tersebut tidak boleh kosong, apabila kapasitas air kurang dari 6000 L maka secara otomatis alarm akan berbunyi.
5.3.3.2 Sarana Penyelamat Jiwa
Tabel 5.26 Tingkat Pemenuhan Rata-Rata Sarana Penyelamat Jiwa Di Area Ground Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
NO. KOMPONEN
TINGKAT PEMENUHAN
1. Petunjuk jalan keluar
100 2.
Sarana jalan keluar 100
3. Pintu darurat
85.71 4.
Tangga darurat -
5. Penerangan darurat
75 6.
Tempat berhimpun -
JUMLAH 90.17
Berdasarkan tabel 5.26, hasil pemeriksaan komponen-komponen sarana penyelamat jiwa yang ada di area ground floor mendapat tingkat pemenuhan
sebesar 90.17 . Berikut uraian hasil yang didapat di area ground floor PLTU PT PJB UP Muara Karang:
1. Petunjuk jalan keluar
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, di area ground floor terdapat petunjuk jalan keluar baik yang berupa tanda panah berwarna hijau sehingga
dapat menyala dalam keadaan gelap maupun tulisan “EXIT” yang mana terdapat lampu darurat untuk meneranginya. Jadi ketika terjadi “trip” akibat kebakaran,
karyawan tetap dapat melihat tanda petunjuk arah sehingga dapat keluar menuju tempat berhimpun. Lampu yang digunakan untuk menerangi tulisan “EXIT”
memiliki 2 sumber yaitu listrik yang dihasilkan sendiri dan diesel. Petunjuk-
petunjuk jalan keluar diletakan di setiap tempat dimana terdapat karyawan bekerja atau tempat yang biasa dilalui oleh karyawan.
Tabel 5.27 Tingkat Pemenuhan Petunjuk Jalan Keluar per Elemen Pertanyaan di Area Ground Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. Terdapat petunjuk arah jalan
keluar terdapat petunjuk arah jalan keluar, baik
yang berupa papan petunjuk arah dengan tanda panah ataupun tulisan “EXIT” di
area ground floor 100
2. Petunjuk arah diberikan
penerangan dari sumber daya listrik darurat
papan petunjuk arah yang diberi sumber pencahayaan lampu yang memiliki 2
sumber listrik. 100
3. Petunjuk
jalan keluar jalan
keluar berupa papan bertuliskan “EXIT” atau dengan panah
petunjuk arah jalan terdapat petunjuk arah jalan keluar, baik
yang berupa papan petunjuk arah dengan tanda panah ataupun tulisan “EXIT” di
area ground floor 100
4. Rambu dipasang di tempat yang
mudah terlihat atau dekat dengan pintu
keluarpintu kebakaran
KEPMEN PU No.10KPTS2000
Di area ground floor, petunjuk jalan keluar yang berupa tanda panah petunjuk arah
diletakan di sepanjang sarana jalan keluar dan
tempat-tempat dimana
terdapat karyawan. Untuk petunjuk jalan keluar
yang berupa tulisan “EXIT” yang diberi sumber pencahayaan diletakan di dekat
tiap-tiap pintu keluar yang ada di setiap bangunan.
100
Tingkat Pemenuhan Petunjuk Jalan Keluar 100
Berdasarkan tabel 5.27 area ground floor memiliki tingkat pemenuhan petunjuk jalan keluar sebesar 100 . Hal tersebut menunjukan bahwa petunjuk
jalan keluar yang berada di area ground floor sudah sesuai dengan NFPA 101 dan Kepmen PU No.10KPTS2000. Petunjuk jalan keluar yang berupa tulisan
“EXIT” yang diberi sumber pencahayaan diletakan di setiap bagian atas pintu keluar, kemudian petunjuk jalan keluar yang berupa tanda panah petunjuk arah
diletakan di dinding sepanjang sarana jalan keluar dan tempat-tempat dimana terdapat karyawan bekerja.
Untuk mencapai tempat berhimpun terdapat papan penunjuk jalan yang berupa arah panah dan tulisan di luar bangunan yang menunjukan arah tempat
berhimpun. Sedangkan sumber energy untuk menyalakan petunjuk jalan keluar yang berupa tulisan “EXIT” berasal dari AC listrik. namun apabila listrik
tersebut mati akan segera digantikan oleh sumber energy cadangan yaitu diesel.
2. Sarana jalan keluar
Ground floor adalah area dengan luas 4,027.25 m
2
. Tidak terdapat karyawan yang menetap bekerja di area ini. Karyawan hanya sesekali datang untuk
mengecek panel local mesin atau pemeliharaan mesin dan alat proteksi kebakaran. Terdapat 7 buah sarana jalan keluar di area ini dengan lebar antara2-
2.5 m yang letaknya berjauhan antara 22.25-30.1m. untuk jarak maksimal yang dapat ditempuh untuk menuju exit adalah 30.1 m.
Tabel 5.28 Tingkat Pemenuhan Sarana Jalan Keluar per Elemen Pertanyaan di Area Ground Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. Terdapat sarana jalan keluar
Terdapat sarana jalan keluar di area ground floor
100
2. Lebar minimal jalan keluar adalah 2 m Jalan keluar yang ada di area ground
floor memiliki lebar 2-2.5 m 100
3. Jumlah jalan keluar terdapat lebih dari
1 dan letaknya berjauhan Terdapat 7 buah jalan keluar yang
telaknya berjauhan dan berbeda arah.
100
4. Jarak ke exit tidak melebihi 200 ft 61
m atau 250 ft 76 m pada bangunan yang telah dilengkapi sprinkler
Jarak maksimal ke exit adalah 30.1 m.
100
5. Jarak antar eksit tidak boleh lebih dari
60 m Jarak antar exit yang ada di area ini
adalah antara 22.25-30.1m 100
6. Sarana jalan keluar harus bebas dan
tidak terhalang benda apapun Tidak terdapat benda di sepanjang
jalan keluar menuju exit. 100
Tingkat Pemenuhan Sarana Jalan Keluar 100
Berdasarkan tabel 5.28 area ground floor memiliki tingkat pemenuhan sarana jalan keluar sebesar 100 . Hal tersebut menunjukan bahwa sarana jalan keluar
yang ada di area ground floor sudah sesuai dengan NFPA 101. Sarana jalan keluar yang terdapat di area ini terdapat 7 buah dengan jarak antar exit yang
berjauhan yaitu antara 22-30.1 m. 6 buah exit berhubungan langsung dengan halaman luar ruangan dan 1 exit menuju lantai 1 area office. Tidak terdapat
karyawan yang bekerja menetap di area ini, karyawan hanya datang sesekali
untuk mengecek panel local mesin atau untuk melakukan pemeliharaanmesin dan alat proteksi kebakaran. Jarak maksimal yang dapat ditempuh dari semua bagian
ruangan di area ground floor adalah 30.1 m dan tidak terdapat benda sepanjang jalan keluar yang menghalangi karyawan untuk mencapai exit.
3. Pintu darurat
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, area ground floor memiliki pintu darurat yang terhubung ke area office lantai 1. Dimana area office memiliki jalan
keluar menuju tempat berhimpun. Pintu tersebut selalu dalam keadaan tidak terkunci dan dapat menutup secara otomatis. Namun para karyawan
menggunakan pintu tersebut untuk keluar masuk area setiap harinya. Pintu ini selalu dibuka setiap harinya sebagai sarana aktifitas di area tersebut dan
terhubung langsung dengan jalan umum. Pintu ini memiliki kriteria yang sama dengan pintu darurat yaitu tahan kebakaran, dapat menutup sendiri dapat dibuka
tanpa menggunakan kunci, dll.
Tabel 5.29 Tingkat Pemenuhan Pintu Darurat per Elemen Pertanyaan di Area Ground Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. Terdapat pintu kebakaran
darurat Terdapat pintu yang tahan api yang selalu
tidak terkunci, dapat menutup secara otomatis dan terhubung langsung dengan halaman luar.
100
2. Ukuran pintu L: 90-120
cm, T: 210 cm Pintu memiliki lebar 110 cm dan tinggi 210
cm 100
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
3. Bebas hambatan
Tidak terdapat benda yang menghalangi pintu 100
4. Pintu dapat tertutup sendiri Pintu dapat menutup secara otomatis
100 5.
Digunakan khusus pada saat keadaan darurat
Karyawan menggunakan pintu tersebut untuk keluar masuk area setiap harinya.
100
6. Pintu dapat dibuka tanpa
anak kunci Pintu selalu dalam keadaan tidak terkunci
100
7. Pintu darurat berhubungan
langsung dengan
jalan keluarhalaman luar
Pintu terhubung langsung dengan halaman luar
100
Tingkat Pemenuhan Pintu Darurat 85. 71
Berdasarkan tabel 5.29, pintu darurat yang berada di area ground floor memiliki tingkat pemenuhan sebesar 85.71 . Terdapat pintu pintu yang tahan
api yang selalu dalam keadaan tidak terkunci dan dapat menutup secara otomatis serta terhubung langsung dengan halaman luar. pintu tersebut memiliki lebar 110
cm dan tinggi 210 cm dan tidak terdapat benda yang menghalangi pintu. Namun para karyawan menggunakan pintu tersebut untuk keluar masuk area setiap
harinya.
4. Tangga darurat
Berdasarkan hasil penemuan di lapangan, area ground floor tidak memiliki tangga darurat. Hal tersebut dikarenakan area ini hanya terdiri dari satu lantai
saja. Maka tidak dilakukan pemeriksaan mengenai tangga darurat di area ini.
5. Penerangan darurat
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, area ground floor sudah memiliki penerangan darurat. Lampu penerangan darurat tersebut diletakan di sepanjang
jalan keluar dan di tempat-tempat di mana biasanya terdapat karyawan. Lampu penerangan darurat tersebut memiliki baterai cadangan, dengan stop kontak yang
menyambung pada sumber listrik sehingga ketika terjadi “trip“ akibat kebakaran, lampu akan menyala secara otomatis.
Berdasarkan pengetesan, lampu tersebut dapat bertahan menyala selama 8 jam dengan baterai dan langsung menyala ketika dicabut dari stop kontak.
Setelah diukur dengan menggunakan luxmeter kekuatan cahaya pada penerangan darurat adalah 20 lux. Namun seluruh penerangan darurat yang ada di PLTU
berwarna putih. Selain itu di PLTU PT PJB UP Muara Karang, lampu-lampu yang ada memiliki 2 sumber penerangan yaitu AC listrik dan diesel. Sehingga
ketika listrik padam, secara otomatis lampu akan menggunakan diesel. Hal tersebut dikarenakan penerangan sangatlah penting untuk kelangsungan proses
produksi.
Tabel 5.30 Tingkat Pemenuhan Penerangan Darurat per Elemen Pertanyaan di Area Ground Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. Tersedia
penerangan darurat dari sumber aliran
listrik darurat Terdapat 2 sumber listrik berbeda yaitu AC
listrik dan diesel serta batterai yang dicharge ketika listrikdalam keadaan nomal
100
2. Lampu berwarna kuning or
angekuning Seluruh lampu berwarna putih
100
3. Lampu darurat memiliki
kekuatan minimal 10 lux Untuk lampu darurat yang ada memiliki
kekuatan sebesar 20 lux 100
4. Penempatan lampu darurat
dengan baik sehingga bila satu lampu mati tidak akan
menyebabkan gelap Lampu di letakan sepanjang jalan keluar
menuju exit 100
Tingkat Pemenuhan Penerangan Darurat 75
Berdasarkan tabel 5.30 area ground floor memiliki tingkat pemenuhan penerangan darurat sebesar 75 . Hal tersebut menunjukan bahwa penerangan
darurat yang ada masih belum sesuai dengan NFPA 101. Lampu darurat diletakan di sepanjang sarana jalan keluar dan memiliki baterai cadangan serta
sumber aliran listrik yang berbeda yaitu AC listrik dan diesel. Lampu darurat berwarna putih dan memiliki kekuatan sebesar 20 lux.
6. Tempat berhimpun
Tidak terdapat karyawan yang bekerja menetap di area ini.
5.3.3.3 Rata-Rata Tingkat Pemenuhan Sistem Tanggap Darurat Kebakaran Di Area Ground Floor
Tabel 5.31 Rata-rata Tingkat Pemenuhan Manajemen Tanggap Darurat di Area Ground Floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No Komponen
Presentase Tingkat Pemenuhan
1 Manajemen Tanggap Darurat
88.88 2
Sarana Proteksi Aktif 94.89
3 Sarana Penyelamat Jiwa
90.17
Rata-rata 91.31
Berdasarkan tabel 5.31 rata-rata tingkat pemenuhan sistem tanggap darurat di area ini adalah 91.31 yaitu baik B dimana semua komponen sistem proteksi kebakaran
berfungsi sempurna, sehingga gedung dapat digunakan secara optimum, para pemakai gedung dapat melakukan kegiatannya dan mendapat perlindungan dari kebakaran
dengan baik.
5.3.4 Mezzanine Floor