Detektor Sarana Proteksi Aktif

Sebagai salah satu alat yang dapat menanggulangi kebakaran, sprinkler harus selalu dalam keadaan yang baik. Kriteria sprinkler yang baik menurut NFPA 13 diantaranya: 1. Semua instalasi sprinkler dicat merah dan terhubung dengan alarm kebakaran otomatis 2. Terdapat jaringan dan persediaan air bersih yang bebas lumpur serta pasir 3. Jarak antar sprinkler tidak lebih dari 4,6 m 4. Jarak dari sprinkler ke dinding tidak lebih dari 4,6 m 5. Kepala sprinkler dalam keadaan baik dan tidak terhalang benda apapun 6. Terdapat prosedur pemeriksaan dan uji coba

2.9.4 Detektor

Peralatan pendeteksian secara otomatis disebut juga dengan Fire Detector yang secara otomatis akan mendeteksi kebakaran, kemudian mengaktifkan alarmnya Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor: PER.02MEN1983. Sedangkan menurut NFPA, detektor kebakaran otomatis adalah sebuah alat yang didesain untuk mendeteksi adanya kebakaran dan melakukan tindakan. Fire Detector mempunyai jenis yang bermacam-macam, sesuai dengan cara pendeteksiannya. NFPA 72 Jenis-jenis detector menurut NFPA 72 diantaranya adalah: 1. Detektor Asap Smoke Detector Detektor ini berfungsi untuk mendeteksi partikel-partikel asap, baik yang nampak, maupun yang tidak nampak. Ada beberapa jenis detektor asap sesuai dengan cara kerja, antara lain: a. Ionisation Sistem, yaitu detektor akan bekerja apabila partikel asap memasuki suatu bagian detektor yang di dalamnya sedang terjadi proses ionisasi udara. Prinsipnya adalah berkurangnya arus ionisasi oleh asap pada konsentrasi tertentu. Detektor ini lebih responsif terhadap partikel asap yang tidak nyata kurang dari 1 mikron yang dihasilkan oleh api dengan nyala terang dan berasap tipis. b. Fotoelectric Sistem, yaitu detektor akan bekerja apabila partikel asap memasuki bagian detektor yang di dalamnya sedang terjadi proses penyinaran pada suatu sensor. Prinsipnya adalah berkurangnya cahaya oleh asap pada konsentrasi tertentu. Detektor ini lebih sensitif untuk jenis asap yang nyata lebih dari 1 mikron yang dihasilkan oleh api membara dengan jumlah asap yang banyak. 2. Detektor Panas Heat Detector Alat ini bekerja berdasarkan pengaruh panas, yaitu dengan pendeteksian suhu tinggi atau kenaikan suhu abnormal. Berdasarkan temperatur yang diukur, detektor panas terdiri atas 3 jenis, antara lain: a. Fixed Temperatur Detector: detektor bekerja apabila temperatur naik mencapai suatu batas tertentu b. Rate of Rise Detector: detektor bekerja bila kenaikan suhu dengan cepat dalam waktu yang singkat c. Combination of Fixed Temperatur Detector and Rate of Rise Detector: detektor bekerja berdasarkan kecepatan naiknya temperatur dan batas temperatur maksimum yang ditetapkan 3. Detektor Nyala Api Flame Detector Adalah detektor yang bekerja berdasarkan radiasi api, yakni setelah menerima sinyal-sinyal berupa sinar infra merah atau ultraviolet yang berasal dari api atau percikan api. 4. Detektor Gas Fire-Gas Detector Detektor bekerja berdasarkan gas yang timbul dari kebakaran atau gas lain yang mudah terbakar. 5. Detektor Lainya Other Fire Detector Agar detektor dapat berfungsi secara total dalam mencegah terjadinya kebakaran, NFPA 72 memberikan beberapa kriteria, yaitu: 1 Detektor panas pada suatu sistem tidak boleh dipasang lebih dari 40 buah 2 Pada atap datar detektor tidak boleh dipasang pada jarak kurang dari 10 cm dari dinding 3 Jarak antar detektor maksimal 9,1 m atau sesuai rekomendasi dari pabrik pembuatnya 4 Sensor dalam keadaan bersih tidak dicat 5 Detektor tidak boleh dipasang dalam jarak kurang dari 1,5 m dari AC 6 Setiap kelompok sistem tidak boleh dipasang lebih dari 20 buah detektor asap

2.9.5 Hidran