garis pembatas dan tanda petunjuk tempat berhimpun sehingga selalu dalam keadaan baik dan dapat dilihat dengan mudah oleh karyawan.
6.6.3 Tingkat Pemenuhan Sistem Tanggap Darurat Kebakaran di Area Mezzanine Floor
Berdasarkan tabel 5.43 rata-rata tingkat pemenuhan sistem tanggap darurat di area mezzanine floor PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
adalah 78.67 yaitu Cukup baik C dimana semua komponen sistem proteksi kebakaran sudah terpasang tapi ada sebagian kecil instalasi yang tidak sesuai
dengan persyaratan.
6.7 Turbine Floor
6.7.1 Sarana Proteksi Aktif
Menurut KEPMEN PU No.10KPTS2000, sarana proteksi kebakaran aktif adalah sistem perlindungan terhadap kebakaran yang dilaksanakan dengan
mempergunakan peralatan yang dapat bekerja secara otomatis maupun manual, digunakan oleh penghuni atau petugas pemadam kebakaran dalam
melaksanakan operasi pemadaman. Adapun yang termasuk kedalam sistem proteksi kebakaran aktif, adalah: APAR, detektor kebakaran, alarm, sprinkler,
hidran.
1. APAR dan APAB
APAR merupakan alat pemadam api yang dapat dijinjing dengan berat yang tidak melebihi 10 kg adapun media pemadam yang digunakan adalah air,
serbuk kimia, busa dan gas. APAR bersifat praktis dan mudah cara penggunaannya, tapi hanya efektif untuk memadamkan kebakaran kecil atau
awal kebakaran sesuai dengan klasifikasi kebakarannya Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: PER.04MEN1980. Sedangkan
menurut NFPA 10, APAR adalah suatu peralatan ringan yang berisi tepung, cairan atau gas yang dapat disemprotkan bertekanan untuk tujan pemadaman
kebakaran. Berdasarkan tabel 5.45 APAR di area turbine floor memiliki tingkat
pemenuhan sebesar 98.53 . Area turbine floor dengan luas 4.018,35 m
2
memiliki potensi kebakaran tipe A, B, C dan D. namun APAR yang tersedia hanya mampu memadamkan kelas kebakaran tipe A, B dan C. Sedangkan
berdasarkan tabel 5.46, di area turbine floor PLTU PT PJB UP Muara Karang tingkat pemenuhan APAB sebesar 100 .
Saran yang dapat diberikan terhadap perusahaan adalah menyediakan APAR khusus untuk memadamkan kelas kebakaran D dan agar tetap melakukan
pemeriksaan secara rutin yang sesuai dengan standar. Sehingga APAR selalu dalam keadaan berfungsi dengan baik dan siap untuk digunakan. Jadi ketika
terjadi kebakaran, karyawan dapat menggunakannya untuk penanggulangan
dengan segera 2.
Alarm
PT PJB UP Muara Karang sudah memiliki alarm yang terintegrasi dengan detektor. Alarm yang terdapat di area-area PLTU ini adalah alarm kebakaran
yang berupa audible dan visible alarm. Sedangkan berdasarkan cara
pengaktifannya, alarm yang terdapat di PLTU yaitu alarm manual dan panel indikator kebakaran. Untuk area turbine floor tipe alarm yang digunakan
adalah alarm manual tipe full down . Panel indicator kebakaran diletakan di control room PLTU 4,5 yang berada di area turbine floor.
Berdasarkan tabel 5.47 area turbine floor memiliki tingkat pemenuhan alarm sebesar 85.71 . Komponen yang belum dipenuhi di area ini adalah alarm
yang ada memiliki jarak maksimal 36 m dari semua bagian area turbine floor. Saran yang dapat diberikan adalah pemeriksaan tetap dilakukan secara rutin
dan dilakukan penambahan jumlah alarm manual sehingga memenuhi standar tidak melebihi 30 m dari semua bagian bangunan. Karena terdapat
kemungkinan terjadi kebakaran yang tidak terdeteksi oleh sarana proteksi aktif dan hanya terlihat oleh karyawan saja. Sehingga apabila terjadi hal yang
demikian karyawan dapat segera mencapai alarm untuk pemberitahuan adanya kejadian kebakaran.
3. Sprinkler
Sprinkler adalah alat pemancar air untuk pemadaman kebakaran yang
mempunyai tudung berbentuk deflektor pada ujung mulut pancarnya,
sehingga air dapat memancar ke semua arah secara merata KEPMEN PU
No.10KPTS2000. Sedangkan menurut NFPA 13, sistem sprinkler untuk tujuan perlindungan kebakaran, merupakan suatu sistem terpadu dari pipa
bawah tanah dan dia atas tanah yang dirancang sesuai dengan standar teknik
proteksi kebakaran.
Di PLTU PT PJB UP Muara Karang ada 2 jenis, yaitu wet pipe system dan spray system. Sprinkler jenis wet pipe system diletakan di mesin-mesin
produksi yang biasanya digabung dengan heat detector. Jadi ketika mesin sudah mengalami overheating, maka detektor akan mengirimkan sinyal
tentang adanya kebakaran langsung ke control room sekaligus serta mengaktifkan sistem sprinkler yang ada di mesin tersebut. Sedangkan
sprinkler jenis spray system hanya ada di trafo. Berdasarkan tabel 5.48 area turbine floor memiliki tingkat pemenuhan
sprinkler sebesar 100 . Hal tersebut menunjukan seluruh komponen telah terpenuhi. Saran yang dapat diberikan terhadap perusahaan adalah tetap
dilakukan pemeriksaan secara rutin sehingga sprinkler selalu dalam keadaan
baik dan siap digunakan ketika terjadi kejadian kebakaran. 4.
Detektor
Menurut NFPA, detektor kebakaran otomatis adalah sebuah alat yang didesain untuk mendeteksi adanya kebakaran dan melakukan tindakan.
Sedangkan menurut Permenaker PER.02MEN1983 peralatan pendeteksian secara otomatis disebut juga dengan Fire Detector yang secara otomatis akan
mendeteksi kebakaran, kemudian mengaktifkan alarmnya. Berdasarkan tabel 5.49 area turbine floor memiliki tingkat pemenuhan
detektor sebesar 100 . Hal tersebut menunjukan bahwa detektor yang ada di area turbine floor telah memenuhi semua komponen. Saran yang dapat
diberikan terhadap perusahaan adalah tetap dilakukan pemeriksaan secara
rutin sehingga detektor selalu dalam keadaan baik dan siap digunakan ketika terjadi kejadian kebakaran.
5. Hidran
Berdasarkan KEPMEN PU No.10KPTS2000, yang dimaksud dengan hidran adalah alat yang dilengkapi dengan slang dan mulut pancar nozzle untuk
mengalirkan air bertekanan, yang digunakan bagi keperluan pemadaman kebakaran. Sedangkan menurut NFPA 14, sistem pipa berdiri adalah
pengaturan dari pemipaan, katup, sambungan selang, dan peralatan bersatu dipasang di sebuah bangunan atau struktur dengan sambungan selang yang
terletak di sedemikian rupa sehingga air dapat dialirkan atau disemprotkan melalui
selang dan
nozzlel terpasang,
yang bertujuan
untuk pemadaman kebakaran dan melindungi sebuah bangunan atau struktur dan
isinya selain untuk melindungi penghuni. Berdasarkan tabel 5.50 area turbine floor memiliki tingkat pemenuhan hidran
gedung sebesar 80 . Komponen yang belum dipenuhi di area ini adalah tidak terdapat petunjuk cara penggunaan hidran dan seluruh nozzle hidran
gedung belum terpasang pada selang kebakaran. Tidak terdapat hidran halaman di area ini. Turbine floor merupakan area yang terletak di atas area
mezzanine floor. Maka tidak perlu melakukan pemeriksaan hidran halaman di area ini.
Saran yang dapat diberikan adalah pemeriksaan rutin hidran agar tetap dilakukan secara continue sesuai dengan standar minimal. Agar hidran selau
berfungsi dengan baik dan siap untuk digunakan kapanpun. Selain hal itu
karena bencana selalu terjadi secara tiba-tiba dan tidak dapat diprediksi, maka nozzle harus sudah dipasang pada selang kebakaran. Sehingga kapan
pun terjadi kebakaran yang tidak dapat ditanggulangi oleh alat proteksi kebakaran lainnya, dapat langsung menggunakan hidran.
6.7.2 Sarana Penyelamat Jiwa