Klasifikasi Kebakaran Tingkat Bahaya Kebakaran

h. Peristiwa-peristiwa lain. Gesekan antara 2 benda menimbulkan panas, yang semakain banyak menurunkan besaran koefisien gesekan. Manakala panas yang timbul lebih besar dari kecepatan hilangnya panas ke lingkungan, kebakaran mungkin terjadi seperti pada mesin yang kurang minyak atau gemuk.

2.4 Klasifikasi Kebakaran

Klasifikasi kebakaran adalah pengelompokan jenis-jenis kebakaran berdasarkan jenis-jenis bahan yang terbakar. Tujuannya adalah untuk menentukan cara dan media yang tepat dalam memadamkan kebakaran tersebut. Klasifikasi kebakaran menurut NFPA yaitu: 1. Kelas A, yaitu kebakaran pada bahan padat kecuali logam, misalnya kebakaran kertas, kayu, tekstil, plastik, karet, busa dan lain-lain. Jika terjadi kebakaran kelas A maka dapat digunakan metode pemadaman dengan cara pendinginan dengan air. Pemadaman dengan air atau busa kelas A. 2. Kelas B, yaitu kebakaran pada zat cair atau gas yang mudah terbakar, misalnya kebakaran bensin, aspal, minyak oli, alkohol, gas LPG, LNG dan lain-lain. Jika terjadi kebakaran kelas B maka metode pemadaman yang dapat digunakan adalah:  Penutupan atau pelapisan atau penyelimutan  Pemindahan bahan bakar  Penurunan temperature. 3. Kelas C, yaitu kebakaran pada listrik yang bertegangan, kebakaran yang diakibatkan dari kebocoran listrik, konsleting termasuk peralatan bertenaga listrik. Jika terjadi kebakaran kelas C metode pemadaman yang dapat digunakan adalah:  Pemadaman menggunakan bahan yang non konduksi listrik  Putuskan arus listrik dan padamkan seperti pemadaman kebakaran kelas A atau kelas B. 4. Kelas D, yaitu kebakaran pada logam, misalnya seng, aluminium, magnesium, kalium, dan lain-lain. Jika terjadi maka metode pemadamannya adalah pelapisan atau penyelimutan dengan bahan pemadam khusus terutama bubuk kering tertentu.

2.5 Tingkat Bahaya Kebakaran

Bahaya kebakaran menurut KEPMEN PU NOMOR: 10KPTS2000, Bahaya kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga penjalaran api, asap, dan gas yang ditimbulkan. Untuk kelas- kelas bahaya kebakaran bisa dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Bahaya Kebakaran Bahaya Kebakaran Kelas Karakteristik Kebakaran Kesulitan Pemadaman Kebakaran RENDAH Api permukaan merambat Tak ada masalah pengendalian kecuali kebakaran dalam tanah Bahaya Kebakaran Kelas Karakteristik Kebakaran Kesulitan Pemadaman Kebakaran TINGGI Menyebar cepat atau intensitas api sedang sampai tinggi Pengendalian api dengan menggunakan pompa air kuat danatau pembuatan sekat bakar menggunakan peralatan mekanis EKSTRIM Menyebar cepat atau intensitas api tinggi Sangat sulit untuk dikendalikan. Pemadaman tidak langsung dengan menggunakan drip torches dari garis pengendalian dapat digunakan Sedangkan menurut Dinas Kebakaran DKI Jakarta, tingkat bahaya kebakaran di bangunan pabrik diklasifikasikan sebagai berikut: No. Tingkat Bahaya Kebakaran Jenis Bangunan 1 Bahaya Ringan  Pabrik ubin  Pabrik konstruksi  Pabrik perakitan sepeda 2 Bahaya Sedang  Pabrik roti  Pabrik minuman  Pabrik susu  Pabrik meteran listrik dan komponen alat-alat listrik  Pabrik kaleng 3 Bahaya Tinggi  Pabrik makanan ternak  Pabrik peleburan besi dan baja  Pabrik komponen kendaraan bermotor  Pabrik keramik  Pabrik perakitan sepeda motor  Pabrik tekstil No. Tingkat Bahaya Kebakaran Jenis Bangunan 4 Bahaya Ekstrim  Pabrik korek api  Pabrik thiner  Pabrik spirtus  Pabrik mesinbahan peledak  Pabrik pemintalan dan perajutan  Pabrik cat  Pabrik battery  Pabrik bahan kimia Berbagai bentuk bahaya yang mungkin terjadi pada peristiwa kebakaran adalah: Depnaker, 1987 a. Bahaya panik Panik seringkali terjadi ketika kebakaran berlangsung dan biasanya menyebabkan luka-luka bahkan kematian seperti terijak atau melompat dari jendela yang berada di ketinggian tertentu Thygerson, 1997. Situasi akan lebih sulit dikendalikan apabila melibatkan jumlah orang yang makin banyak, karena ketakutan seseorang dapat mempengaruhi dan menambah panic orang lain. b. Bahaya asap Penyebaran asap akan lebih cepat dibandingkan dengan menjalarnya api, oleh karena itu masalah asap merupakan hal yang perlu diperhatikan. Pengaruh bahaya yang dapat ditimbulkan karena asap antara lain adalah orang yang terperangkap dalam ruangan yang penuh asap dapat mati karena kekurangan oksigen, gas asap sekalipun belum cukup tebal dapat mengganggu mata sehingga sulit untuk melihat dan bahaya radiasi panas. c. Bahaya radiasi panas Pada saat terjadi kebakaran, panas yang ditimbulkan merambat dengan cara radiasi sehingga benda-benda disekelilingnya menjadi panas. Akibatnya benda-benda terebut akan menyala jika titik nyalanya terlampaui. Untuk menghindari hal tersebut, upaya pendinginan harus dilakukan saat proses pemadaman. d. Bahaya gas beracun Adanya gas-gas berbahaya dan beracun sebagai produk pembakaran bahan- bahan kimia atau bahan bahan lainnya harus diwaspadai. Gas-gas dapat menyebabkan iritasi, sesak nafas bahkan bersifat racun yang mematikan sebagaimana yang dinyatakan oleh Colling 1990 bahwa gas beracun yang biasanya dihasilkan oleh proses kebakaran yaitu NHN, NO 2 , HCL, CO, SO 2 dan lain-lain.

2.6 Klasifikasi Bangunan