Gambar 5.1 Peta Lokasi PLTU Muara Karang
Sumber: Data perusahaan
2. Kebijakan Manajemen  PT PJB UP Muara Karang
a. Visi
Menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik Indonesia yang terkemuka dengan standar kelas dunia.
”To  be  an  Indonesian  leading  power  generation  company  with  world class standards.”
b. Misi
1.  Memproduksi tenaga listrik yang handal dan berdaya saing. 2.  Meningkatkan kinerja secara berkelanjutan melalui implementasi tata
kelola pembangkitan dan sinergi business partner dengan metode best practice dan ramah lingkungan.
3.  Mengembangkan  kapasitas  dan  kapabilitas  SDM  yang  mempunyai kompetensi  teknik  dan  manajerial  yang  unggul  serta  berwawasan
bisnis.
c. Motto
Motto UP. Muara Karang adalah Aman, Andal, Efisien dan Tertib.
3. Organisasi dan Sumber Daya Manusia
Menyadari  bahwa karyawan adalah  aset terpenting dalam perusahaan,  maka setiap  karyawan  diberikan  kesempatan  untuk  berkembang,  dan  diberikan
pendidikan serta pelatihan agar menjadi SDM yang profesional. Penetapan tugas dan  tanggung  jawab  karyawan  PT  PJB  UP  Muara  Karang  dengan  jumlah  271
orang  dapat  dilihat  pada  Struktur  Organisasi  PT  PJB  UP  Muara  Karang  dan Uraian  Jabatan  SK  DIR  No.030.K020DIR2010.  Komunikasi  internal  yang
dilakukan didalam PT PJB UP Muara Karang dilakukan dengan berbagai macam media antara lain: rapat dan surat.
Gambar 5.2 Struktur Organisasi PT PJB UP Muara Karang
Sumber : Departemen SDM PT PJB UP Muara Karang Karyawan di Bagian Operasi dan Pemeliharaan PLTU Muara Karang disebut
Karyawan  tim  pemeliharaan.  Karyawan  di  Bagian  Operasi  dan  Pemeliharaan akan  menghadapi  risiko  yang  cukup  besar,  untuk  itu  diperlukan  karyawan
dengan kepribadian yang sesuai dengan lingkungan kerja yang akan dihadapinya.
GENERAL MANAGER
OPERASI PEMELIHARAAN
ENJINIRING KIMIA DAN
LK3 SDM
ADMINISTRASI KEUANGAN
LOGISTIK KEPATUHAN
Jumlah karyawan di bagian operasi dibagi menjadi:   Control room
:  20 orang   Local Control
:  16  orang  Water  intake,  Ground  Floor,  Turbin, Generator
Jumlah karyawan di bagian pemeliharaan dibagi menjadi:   Instrumen
: 6 orang   Mesin
: 8 orang   Listrik
: 6 orang Karyawan  unit  pemeliharaan  bekerja  selama  8  jam  sehari,  operator  bagian
operasi dibagi dalam 4 shift, shift A dari pukul 07.00 sampai pukul 15.00, shift B dari pukul 15.00 sampai pukul 22.00, dan shift C dari pukul 22.00 sampai pukul
07.00 dan shift D libur. Operator ini dua hari masuk pagi, dua hari masuk siang, dua  hari  masuk  malam  dan  dua  hari  libur.  Sedangkan  karyawan  bagian
pemeliharaan dan bagian administrasi yang bekerja di area office masuk dari hari Senin hingga hari Jumat dari pukul 07.30 sampai pukul 16.00.
5.1.2  Gambaran Departemen K  LK3 1.
Fungsi Departemen Kimia dan LK3
Tanggung  jawab  dan  fungsi  Kimia  dan  LK3  adalah  merencanakan, melaksanakan dan mengatasi masalah-masalah kimia, lingkungan dan K3 untuk
menciptakan keseimbangan  lingkungan Unit Pembangkitan Muara  Karang  yang aman  dan  sehat  sehingga  target  tanpa  ada  kecelakaan  zero  accident  dapat
dicapai  dalam  upaya  pencapaian  sasaran  unit  pembangkitan  sesuai  dengan standar atau ketentuan yang berlaku.
2. Motto Departemen KLK3
Gambar 5.3 Motto 5S
Sumber: Departemen KLK3
3. Sistem Manajemen Terpadu
Sistem Manajemen Terpadu merupakan integrasi dari sistem manajemen mutu, lingkungan,  keselamatan  dan  kesehatan  kerja.  Sistem  manajemen  terpadu
diterapkan untuk menjamin bahwa semua proses bisnis yang ditetapkan perusahaan dijalankan  sesuai  dengan  prosedur  kerja  tertulis  ISO  9000,  ISO  14000,  dan
SMK3OHSAS,  sehingga  dicapai  dengan  pengelolaan  aset  yang  terkendali, optimal,  dan  memenuhi  kaidah  world  class.  Kegiatan  sistem  manajemen  terpadu
meliputi : a.  Membangun dan menerapkan sistem manajemen mutu, lingkungan, dan K3.
a.  Mengintegrasikan manajemen mutu, lingkungan, dan K3 dalam setiap bidang sistem manajemen perusahaan.
b.  Melakukan penilaian. c.  Melakukan review dan penyempurnaan berkelanjutan.
5.1.3  Gambaran Produksi PLTU Unit 4-5 PT PJB UP Muara Karang
Gambar 5.4 Alur Proses  Produksi  Listrik PLTU Muara Karang
Sumber: Data Perusahaan
Peralatan  utama  PLTU  Muara  Karang  adalah  ketel  uap  boiler,  turbin,  dan generator,  dan  peralatan  bantunya  seperti  desalination  plant  4-5    water
treatment,  dll.  Dalam  proses  produksi  energi  listrik,  air  laut  diubah  menjadi  air tawar  melalui  Desalination  plant  yang  kemudian  akan  ditampung  dalam  Raw
Water.  Air  tawar  yang  digunakan  sebagai  media  kerja  diolah  lagi  melalui peralatan  Water  Treatment  hingga  air  tersebut  memenuhi  syarat  untuk  Boiler,
setelah  melewati  proses  Water  Treatment  air  tawar  ditampung  dalam  Make  up Tank.
Proses  selanjutnya  ialah  mengirim  air  tawar  ke  Demineralitation  Plant Demin Plant
untuk menurunkan konduktivitas daya hantar dari 20 µs menjadi 0,1  µs  dengan  menggunakan  alat    berupa  pompa  transfer.  Hasil  dari  Demin
Plant disimpan ke dalam Demineralitation Tank. Setelah itu disimpan dalam Hot Whell,  kemudian  dari  Hot  Wheel  dipompa  dengan  Condesate  Pump  ke
Dearearator.  Deareator  berfungsi  untuk  menampung  air  dan  memanaskan  air secara kontak langsung.
Selanjutnya  air  tawar  yang  memenuhi  syarat,  disalurkan  dan  dipanaskan  ke dalam boiler dengan menggunakan bahan bakar gas dan atau bahan bakar residu.
Uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu disalurkan ke turbin. Uap yang disalurkan ke turbin akan menghasilkan tenaga mekanis untuk
memutar  generator  dan  menghasilkan  tenaga  listrik  disalurkan  ke  sistem  Jawa Bali.
5.2 Bahaya Kebakaran
5.2.1  Identifikasi Bahaya Kebakaran di PLTU PT PJB UP Muara Karang
Di PLTU PT PJB UP Muara Karang terdapat 5 area kerja  yang  mempunyai jenis  potensi  bahaya  kebakaran  yang  berbeda  berdasarkan  area  dan  jenis
pekerjaan yang dilakukan. Dibawah ini merupakan area kerja yang ada di PLTU PT PJB UP Muara Karang  beserta potensi  bahaya kebakaran  yang dapat terjadi
sebagai berikut: 1.  Desalination plant
Merupakan  area  dengan  luas  106.8  m
2
dimana  air  laut  sebagai  bahan  baku utama produksi di PLTU PT PJB UP Muara Karang diubah menjadi air tawar
melalui  proses  penguapan  penyulingan.  Jumlah  karyawan  yang  bekerja  di area  ini  adalah  3  orang  setiap  harinya.  Potensi  kebakaran  yang  mungkin
terjadi yaitu diakibatkan konsleting listrik di pada control panel local. 2.  Ground Floor 4-5
Merupakan  lantai  dasar  dengan  luas  4018.35  m
2
yang  terdiri  mesin  boiler feed pump, condensor, condesate pump, acw pump, demint plant, condensor,
air  preheat  coil  pump,  cwp,  compressor,  dan  seal  pump.  Di  area  ini karyawan  tidak  bekerja  secara  terus  menerus  selama  8  jam  sesuai  TWA.
Namun hanya terkadang berada di area ground floor untuk mengecek panel- panel lokal mesin. Boiler feed pump berfungsi untuk menyuplai air ke mesin
boiler.  Condesate  pump  berfungsi  sebagai  media  penyuplai  air  dari condensor.  Sedangkan  compressor    sendiri  berfungsi  untuk  menaikkan
tekanan  udara.  Potensi  kebakaran  di  ground  floor  4-5  ini  kemungkinan muncul apabila tekanan yang ada di dalam mesin-mesin terbebut terlalu besar
ataupun overheating sehingga mesin bisa terbakar ataupun meledak. 3.  Mezzanine Floor 4-5
Merupakan  lantai  kedua  dengan  luas  4018.35  m
2
.  Di  lokasi  ini  terdapat banyak  mesin  yang  digunakan  dalam  proses  produksi  listrik.  Di  area  ini
karyawan  tidak  bekerja  secara  terus  menerus  selama  8  jam  sesuai  TWA. Namun hanya terkadang berada di area ground floor untuk mengecek panel-
panel lokal mesin. Mesin yang ada di mezzanine floor ini diantaranya: water heater, grand exhaust ventilation dan control panel local semua mesin yang
ada di ruang relay. water heater digunakan untuk memanaskan air sedangkan grand  exhaust  ventilation  sebagai  tempat  untuk  pertukaran  udara.  Potensi
kebakaran  yang  mungkin  muncul  pada  mezzanine  floor  ini  yaitu  konsleting listrik di ruang relay.
4.  Turbine Floor 4-5 Merupakan  area  yang  terletak  di  lantai  3  dengan  luas  4018.35  m
2
,  yang merupakan  tempat  untuk  control  room,  mesin  turbin,  generator,  boiler  dan
mesin pembantu lainnya beserta control panel local mesin. Jumlah karyawan yang  bekerja  di  area  ini  adalah  12  orang  setiap  harinya.  Turbin  berfungsi
untuk  mengubah  energi  potensial  uap  menjadi  kinetik,  energi  kinetik  ini selanjutnya  diubah  menjadi  energi  mekanik  dalam  bentuk  putaran  poros
turbin untuk
menggerakan generator.
Generator berfungsi
untuk menghasilkan  energi  listrik  dimana  didalamnya  terjadi  proses  perubahan
energi mekanis menjadi energi listrik. Potensi kebakaran yang ada di turbine floor  ini  adalah  ketika    salah  satu  elemen  dari  air  heater  mengalami  over
heating  maka  bisa  menyebabkan  terbakar.  Bahkan  jika  air  heater  tersebut mengalami penyumbatan akan menyebabkan naiknya tekanan udara di dalam
furnace ruang bakar boiler yang bisa menimbulkan ledakan dan konsleting listrik pada panel tiap mesin.
5.  Office Merupakan  area  dengan  luas  836.6  m
2
yang  digunakan  untuk  kegiatan administrasi di PT PJB UP Muara Karang. Jumlah karyawan yang bekerja di
area  ini  adalah  82  orang  setiap  harinya.  Potensi  kebakaran  yang  mungkin terjadi  yaitu  berasal  dari  aktifitas  kegiatan  administrasi  seperti  penggunaan
komputer, kertas-kertas, konsleting  lstrik serta barang-barang kantor lainnya yang bisa menimbulkan kebakaran.
6.  Gudang Merupakan area dengan luas 106.8 m
2
yang digunakan untuk menyimpan stok bahan-bahan  kimia  ataupun  peralatan  spare  part  mesin  serta  benda-benda
lainnya  yang  mendukung  proses  produksi  di  PT  PJB  UP  Muara  Karang.
Jumlah  karyawan  yang  bekerja  di  area  ini  adalah  5  orang  setiap  harinya. Potensi  kebakaran  yang  mungkin  muncul  diakibatkan  dari  konsleting  listrik
dan kemudian menyambar benda-benda lainnya yang ada di dalam gudang.
Tabel 5.1 Identifikasi Potensi Bahaya Kebakaran di Area Produksi PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Area
Potensi Kebakaran Kelas Kebakaran
1  Desalination Plant
Komputer, kertas, kayu MFO, Oli, CO
Listrik, kabel Besi, baja
A B
C D
2  Ground Floor MFO, Oli, CO
Listrik, kabel Besi, baja
B C
D
3  Mezzanine Floor
MFO, Oli,CO Listrik, kabel
Besi, baja B
C D
4  Turbine Floor Komputer, kertas, kayu
MFO, Oli,CO Listrik, kabel
Besi, baja A
B C
D 5  Gudang
Komputer, kertas, kayu Oli
Listrik, kabel Besi, baja
A B
C D
6  Office Komputer, kertas, kayu
Listrik, kabel A
C
5.2.2 Klasifikasi Bahaya Kebakaran di PLTU PT PJB UP Muara Karang
Berdasarkan  klasifikasi  bangunan  berdasarkan  KEPMEN  PU  No.10  Tahun 2000,  office  termasuk  jenis  bangunan  kelas  5,  yaitu  bangunan  kantor  yang
merupakan  bangunan  gedung  yang  dipergunakan  untuk  tujuan-tujuan  usaha profesional,  pengurusan  administrasi,  atau  usaha  komersial.  Sedangkan
desalination  plant,  ground  floor,  mezzanine  floor  dan  turbine  floor  merupakan jenis  bangunan  kelas  8,  yaitu  bangunan  laboratoriumindustripabrik  yang
dipergunakan  untuk  tempat  pemrosesan  suatu  produksi,  perakitan,  perubahan, perbaikan,  pengepakan,  finishing,  atau  pembersihan  barang-barang  produksi
dalam  rangka  perdagangan  atau  penjualan.  Dan  yang  terakhir  gudang  termasuk
jenis  bangunan  kelas  7  yaitu  bangunan  penyimpanangudang  yang  merupakan
bangunan  gedung  yang  dipergunakan  penyimpanan,  termasuk:  tempat  parkir umum atau gudang atau tempat pamer barang-barang produksi untuk dijual atau
cuci gudang. Berdasarkan  tingkat  bahaya  kebakaran  di  bangunan  pabrik  industri  area
PLTU termasuk pada bangunan yang memiliki tingkat bahaya kebakaran sedang I.  hal  ini  dikarenakan  PT  PJB  UP  Muara  Karang  termasuk  meteran  listrik  dan
komponen  alat-alat  listrik.  Tingkat  bahaya  sedang  ini  merupakan  karakteristik kebakaran  dimana  api  permukaan  bisa  menyebar  pesat  atau  dengan  intensitas
sedang.
5.3. Hasil Sistem Tanggap Darurat Kebakaran di Area Produksi PLTU
Pemaparan hasil sistem tanggap darurat dijelaskan berdasarkan area. Namun manajemen  tanggap  darurat  dibahas  secara  terpisah,  hal  tersebut  dikarenakan
area produksi PLTU hanya memiliki 1 manajemen tanggap darurat untuk seluruh area. Uraian hasil yang didapat adalah sebagai berikut:
5.3.1  Manajemen Tanggap Darurat 5.3.1.1 Organisasi Tanggap Darurat
Berdasarkan  data  sekunder,  PT  PJB  UP  Muara  Karang  memiliki organisasitim  tanggap  darurat  kebakaran  yang  terdapat  dalam  dokumen  Sistem
Manajemen Terpadu SMT dengan nomer dokumen PK-UPMKR-14.
Gambar 5.5 Organisasi Tanggap Darurat Kebakaran
Sumber: Data Perusahaan Penanggung
Jawab Koordinator
Lapangan Komunikas
i Tim
PMK Tim
Keamanan Tim P3K
Tim penyelamat
Tabel 5.2 Tingkat Pemenuhan Organisasi Tanggap Darurat per Elemen Pertanyaan di Area Produksi PLTU PT PJB UP Muara Karang Tahun 2010
No. Komponen
Kondisi Aktual Tingkat Pemenuhan
Sesuai Tidak Sesuai
1. Terdapat
tim penanggulangan
kebakaran Terdapat tim penanggulangan kebakaran di PLTU
PT PJB UP Muara Karang yang disebut tim PMK pemadam kebakaran.
100
2. Terdapat
organisasi tanggap darurat kebakaran
Terdapat  organisasi  tanggap  darurat  kebakaran yang berbeda dengan organisasi perusahaan.
100
3. Petugas
penanggung jawab
terlatih dan
mempunyai peran masing- masing
Setiap  orang  yang  berada  dalam  struktur organisasi  tanggap  darurat  kebakaran  sudah
terlatih  dan  mempunyai  peran  masing-masing. Pelatihan  yang  sudah  diikuti  meliputi:  cara
penggunaan  APAR,  hidran,  alarm  dan  cara
evakuasi.
100
Tingkat Pemenuhan Organisasi Tanggap Darurat 100
Berdasarkan tabel 5.2, hasil pemeriksaan terhadap organisasi tanggap darurat di  PLTU  PT  PJB  UP  Muara  Karang,  tingkat  pemenuhan  organisasi  tanggap
darurat adalah 100. Organisasi tanggap darurat kebakaran yang terdapat dalam dokumen  Sistem  Manajemen  Terpadu  SMT  dengan  nomer  dokumen  PK-
UPMKR-14  terdiri  dari  penanggung  jawab,  koordinator  lapangan,  komunikasi, tim PMK Pemadam Kebakaran, tim Keamanan, tim P3K Pertolongan Pertama
pada Kecelakaan dan tim penyelamat. Karyawan  yang  memiliki  andil  dalam  organisasi  tersebut  telah  dibekali
dengan  pelatihan  penanggulangan  kebakaran  yang  dilakukan  2-3  kali  dalam setahun.  Pelatihan  tersebut  meliputi  cara  penggunaan  alat  proteksi  aktif  seperti
APAR  dan  hidran,  tata  cara  evakuasi  dan  PPGD  Pelatihan  Penanggulangan Gawat Darurat. Berikut merupakan penanggung jawab dalam organisasi tanggap
darurat kebakaran beserta tugas masing-masing:
1.  Penanggung Jawab
:  Manajer Tugas dan tanggung jawab  :  a.  Memberikan
arahan-arahan dalam
menghadapi keadaan darurat yang terjadi.
b.  Mengambil  keputusan  sesuai  dengan  kondisi  yang terjadi demi keselamatan karyawan dan properti.
c.  Memberikan  keterangan  resmi  kepada  pihak  luar mengenai keadaan darurat yang sedang terjadi.
d.  Menyediakan fasilitas  sarana sistem pencegahan kebakaran.
2.  Koordinator lapangan :  Supervisor  K3  saat  jam  kerja  dan  supervisor  produksi
di luar jam kerja dan hari libur Tugas dan tanggung jawab  :  a.  Mengkoordinir  penanganan  keadaan  darurat  sesuai
dengan jenisnya. b.  Memastikan  peralatan  dan  sarana  sistem  pencegahan
kebakaran dalam kondisi siap. c.  Ikut  serta  menangani  keadaan  darurat  yang  terjadi  di
lapangan.
3.  Komunikasi :  Komandan regu satpam yang sedang dinas
Tugas dan tanggung jawab  :  Mengkoordinasi komunikasiinformasi
pelaksanaan penanggulangan keadaan darurat dengan :
a.  PimpinanManajerPejabat Unit Pembangkitan Muara Karang.
b.  PimpinanPIOP PT PJB Kantor Pusat c.  PimpinanPejabat PLN lain yang terkait
d.  PimpinanPejabat Dinas Pemadam Kebakaran, Aparat
Keamanan Wilayah terkait.
4.  Tim PMK Pemadam Kebakaran: 4.1  Pengamanan Power
Supply dan Instalasi Listrik
:  Operator  control  room  bidang  listrik  unit  1-2-3,  4-5 masing-masing 1 satu orang.
Tugas dan tanggung jawab  :  a.  Memutuskan aliran listrik pada peralatan yang sedang terbakar.
b. Mengisolasimemblokir aliran
listrik yang
berhubungan  dengan  kebakaran,  guna  mencegah menjalarnya kebakaran pada peralatan lain.
4.2  APAR dan Tradisional :  Operator control room dan operator boiler plant 1-2-3, 4,
5 masing-masing 1 satu orang. Tugas dan tanggung jawab  :  a.  Pemadaman tahap awal untuk kelas kebakaran ringan.
b. Pemadaman  pada  peralatan-peralatan  khusus  dan listrik elektronik.
c.  Membantu  pemadaman  tahap  lanjut  yang  sedang berlangsung.
4.3  Diesel Fire Pump :  Satu orang operator unit 1-2-3.
Tugas dan tanggung jawab  :  Mengoperasikan    pengamatan  diesel  fire  pump  selama operasi penanggulangan bahaya kebakaran berlangsung.
4.4  Diesel Emergency dan Fire Water Springkler
:  Satu orang operator unit 1-2-3, 4-5.
Tugas dan tanggung jawab  :  a.  Mengoperasikan  startstop  dan  pengamatan  diesel emergency  dan  fire  water  sprinkler  selama  operasi
penanggulangan  dan  penyelamatan  bahaya  kebakaran sedang berlangsung.
b. Menyiapkan  kembali  sistem  water  sprinkler  sesudah pemadaman selesai.
4.5  Fire Hose Rack Hydrant
:  Operator plant unit 1-2-3, 4-5, masing-masing satu orang.
Tugas dan tanggung jawab  :  a.  Pemadaman yang menggunakan tekanan dan spray air dengan alat bantu  hose  nozzle.
b. Memandu  membantu penyediaan air dan perlengkapan penyambungan hose dengan mobil
pemadam kebakaran. c.  Membuat  spray  air  dengan  nozzle  untuk  melindungi,
pendinginan,  bila  diperlukan  untuk  evakuasi  dan pemadaman.
4.6  Fire Foam, Equipment Angle Valve