kebakaran yang harus dilakukan secara periodik minimal 1tahun sekali. NFPA 101
2.9 Sarana Proteksi Aktif
Menurut KEPMEN PU No.10KPTS2000, sarana proteksi kebakaran aktif adalah sistem perlindungan terhadap kebakaran yang dilaksanakan dengan
mempergunakan peralatan yang dapat bekerja secara otomatis maupun manual, digunakan oleh penghuni atau petugas pemadam kebakaran dalam
melaksanakan operasi pemadaman. Adapun yang termasuk kedalam sistem proteksi kebakaran aktif, adalah: APAR, detektor kebakaran, alarm, sprinkler,
hidran. Menurut Purnomo dalam Asesmen Risiko Kebakaran Pasar-Pasar Di
Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta 2008, untuk dapat mencegah dan menanggulangi kebakaran maka dibutuhkan sistem proteksi, baik aktif maupun
pasif.
2.9.1 APAR
APAR merupakan alat pemadam api yang dapat dijinjing dengan berat yang tidak melebihi 10 kg adapun media pemadam yang digunakan adalah air, serbuk
kimia, busa dan gas. APAR bersifat praktis dan mudah cara penggunaannya, tapi hanya efektif untuk memadamkan kebakaran kecil atau awal kebakaran sesuai
dengan klasifikasi kebakarannya Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: PER.04MEN1980. Sedangkan menurut NFPA 10, APAR
adalah suatu peralatan ringan yang berisi tepung, cairan atau gas yang dapat disemprotkan bertekanan untuk tujan pemadaman kebakaran. Untuk mengetahui
jenis-jenis APAR berdasarkan klasifikasi kebakaran dapat dilihat pada tabel 2.3 Tabel 2.3
Jenis APAR Berdasarkan Klasifikasi Kebakaran
KLASIFIKASI KEBAKARAN
BAHAN YANG TERBAKAR
JENIS APAR
A Bahan padat berkarbon,
seperti kayu, kertas, sisi
bangunan, dan lain-lain
1. Air 2. Bubuk kering Dry Powder
3. Karbondioksida 4. Halon
5. Busa
B
Cairan, gas, dan bahan padat yang dapt larut dan
menyala, seperti pelarut,
minyak, cat, dan lain-lain
1. Air 2. Bubuk kering Dry Powder
3. Karbondioksida 4. Halon
5. Busa
C Peralatan Listrik
1. Bubuk kering Dry Powder 2. Karbondioksida
3. Halon D
Logam Pemilihan jenis APAR harus
hati-hati karena harus diketahui secara spesifik jenis logam
yang terbakar
Sumber: Colling, 1990
Kesuksesan penggunaan APAR dalam memadamkan api ILO, 1989 tergantung dari 4 faktor, yaitu:
1. Pemilihan jenis APAR yang tepat sesuai dengan klasifikasi kebakaran 2. Pengetahuan yang benar mengenai teknik penggunaan APAR
3. Kecukupan jumlah isi bahan pemadam yang ada dalam APAR 4. Berfungsinya APAR secara baik berkaitan dengan pemeliharaannya.
Jenis APAR berdasarkan media yang digunakan terdiri atas: 1. APAR dengan media air: tabung APAR berisi air, dengan gas CO
2
atau N
2
bertekanan yang berfungsi untuk menekan air keluar 2. APAR dengan media busa: tabung APAR berisi busa dan air, dilengkapi gas
CO
2
atau N
2
bertekanan yang berfungsi untuk menekan busa keluar 3. APAR dengan media serbuk kimia: APAR dengan media serbuk kimia ini
terdiri dari 2 jenis, yaitu: a. Tabung berisi serbuk kimia dan sebuah tabung kecil yang berisi gas
bertekanan CO
2
atau N
2
sebagai pedorong serbuk keluar b. Tabung berisi serbuk kimia seperti di atas, namun tanpa tabung di
dalamnya, sebagai penggantinya gas bertekanan tersebut langsung dimasukan ke dalam tabung bersama serbuknya. Pada bagian luar tabung
terdapat indikator tekanan gas untuk mengetahui apakah kondisi tekanan di dalam tabung tersebut memenuhi syarat atau tidak.
4. APAR dengan media gas: pada pemadam dengan media gas, tabung gasnya biasanya dilengkapi dengan indikator tekanan gas pada bagian luarnya.
Khususnya untuk tabung yang berisi gas CO
2
, corong semprotannya berbentuk melebar, berfungsi untuk mengubah CO
2
yang keluar menjadi berbentuk kabut bila disemprotkan.
Agar dapat menanggulangi api ketika terjadinya kebakaran, maka APAR harus dalam keadaan yang baik. Menurut NFPA 10, kriteria APAR yang baik
diantaranya: 1. Pada APAR terdapat klasifikasi kebakaran A, B, C, D, K yang sesuai dengan
jenis kebakaran dan ditunjukan dengan kode 2. APAR yang tersedia harus sesuai dengan jenis bangunan yang ada
3. Jumlah APAR harus mencukupi berdasarkan luas bangunan 4. Sebelum dipakai segel pengaman harus dalam keadaan baik dan penutup
tabung terpasang kuat 5. Lubang penyemprot tidak tersumbat dan slang tahan tekanan tinggi serta
tidak bocor 6. Bahan baku pemadam dalam keadaan baik dan tidak lewat masa berlakunya
7. Isi tabung gas sesuai dengan tekanan yang dipergunakan dan dijaga tetap penuh serta dapat dioperasikan
8. APAR ditempatkan di lokasi yang mudah terlihat, mudah dijangkau dan letaknya tidak terhalangi oleh benda lain
9. Apar diletakan di sepanjang jalan yang biasa dilalui oleh orang, termasuk jalan keluar di area
10. APAR yang berada diluar ruangan yang memiliki cabinet lemari tidak boleh dikunci
11. APAR yang diletakan di cabinet atau relung dinding harus diletakan sedemikian rupa sehingga instruksi operasi pemadaman dapat terlihat dari
depan 12. Jarak antar APAR maksimal 75 ft15,25 m
13. Terdapat cara dan petunjuk pengoperasian dengan jelas di bagian depan APAR
14. Pemasangan dihindari dari bahaya fisik contoh: tubrukan, getaran, lingkungan
15. APAR dengan berat ≥ 40 lb kecuali APAB sebaiknya dipasang dengan
tinggi kurang dari 3,5 ft 1.07m diatas lantai. Sedangkan APAR dengan berat
≤ 40 lb 18.14 kg sebaiknya dipasang kurang dari dari 5ft 1,53m diatas lantai
16. APAR sebaiknya memiliki label yang berisi informasi mengenai: MSDS perusahaan, bahan berbahaya yang melebihi 1 dari isi, nama agen servis
perusahaan, alamat surat dan nomer telepon dan tidak diletakan di bagian depan APAR
17. Tekanan regulator pada APAR sebaiknya diperiksa tiap tahun untuk mengetahui tekanan outlet statis dan laju alir sesuai dengan instruksi dari
pabriknya 18. Jarak dari bagian bawah APAR ke lantai tidak melebihi 4 in 102 mm.
Sedangkan kriteria yang dikeluarkan oleh NFPA 10 untuk APAB APAR Beroda adalah:
1 APAB disediakan untuk memproteksi bahaya yang menunjukan: area beresiko tinggi, personel yang ada terbatas
2 Tekanan regulator pada APAB sebaiknya diperiksa tiap tahun untuk mengetahui tekanan outlet statis dan laju alir sesuai dengan instruksi dari
pabriknya 3 Selang pada APAB harus diletakan sedemikian rupa untuk menghindari
terbelit dan kaku Tabel 2.4
Luas Area Maksimal Yang Harus Dilindungi Per APAR
RATING KELAS A YANG DITUNJUKAN
PADA APAR BAHAYA
RINGAN BAHAYA BIASA
SEDANG BAHAYA EXTRA
TINGGI
1 A -
- -
2A 6.000
3.000 -
3A 9.000
4.500 -
4A 11.250
6.000 4.000
6A 11.250
9.000 6.000
10A 11.250
11.250 10.000
20A 11.250
11.250 11.250
30A 11.250
11.250 11.250
40A 11.250
11.250 11.250
UNTUK SI UNIT: 1ft
2
= 0.0929 m
2
Catatan: 11.250 adalah batas dilaksanakan
Tabel 2.5 Ukuran Dan Penempatan APAR Untuk Bahaya Kelas A
KRITERIA HUNIAN BAHAYA
RINGAN RINGAN
HUNIAN BAHAYA BIASA
SEDANG HUNIAN
BAHAYA EXTRA TINGGI
Pemadam tunggal
dengan peringkat
minimal 2-A
2-A 2-A
Luas lantai maksimal
per unit A
1000 ft
2
1000 ft
2
1000 ft
2
Luas lantai maksimal
untuk pemadam 11,250 ft
11,250 ft 11,250 ft
Jarak maksimal antar
pemadam 75 ft
75 ft 75 ft
Sumber: NFPA 10
2.9.2 Alarm