Petunjuk Jalan Keluar Sarana Jalan Keluar

Tujuan utamanya adalah menghindarkan orang dari keterpajanan produk pembakaran, seperti panas, asap, dan gas. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan memisahkan individu yang terancam dari produk yang membahayakan tersebut. Selain itu juga sarana penyelamat jiwa bertuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan atau luka pada waktu melakukan evakuasi pada saat keadaan darurat terjadi.

2.10.1 Petunjuk Jalan Keluar

Petunjuk arah jalan keluar adalah tanda gambar dan tulisan dalam suatu bangunan gedung atau industri yang memberikan petunjuk arah jalan keluar dari lokasi. Biasanya ditempatkan di beberapa lokasi strategis, misalnya di persimpangan jalan koridor atau lorong-lorong dalam lokasi gedung atau bangunan industri . Perda DKI No.03 tahun 1992 Dalam NFPA 101 disebutkan bahwa kriteria petunjuk jalan keluar yang baik diantaranya: 1 Petunjuk arah diberikan penerangan dari sumber daya listrik darurat 2 Tanda petunjuk arah jalan keluar berupa papan bertuliskan “EXIT” atau dengan panah petunjuk arah jalan 3 Rambu dipasang di tempat yang mudah terlihat atau dekat dengan pintu keluarpintu kebakaran

2.10.2 Sarana Jalan Keluar

Dalam KEPMEN PU No.10KPTS2000 tentang Ketentuan Tehnik Pengaman Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, Eksit atau jalan ke luar adalah: a. salah satu atau kombinasi dari berikut ini jika memberikan jalan ke luar menuju ke jalan umum atau ruang terbuka: 1 bagian dalam dan luar tangga, 2 ramp, 3 lorong yang dilindungi terhadap kebakaran, 4 bukaan pintu yang menuju jalan umum atau ruang terbuka. b. jalan ke luar horisontal atau lorong yang dilindungi terhadap kebakaran yang menuju ke eksit horisontal. Menurut NFPA 101, akses keluar adalah sebagian sarana jalan keluar yang mengarah ke pintu masuk untuk keluar. Kriteria lainnya yang harus dipenuhi yaitu lebar minimal jalan keluar adalah 2 m, Jumlah jalan keluar terdapat lebih dari 1 dan letaknya berjauhan, setiap bangunan sedikitnya memiliki 1 eksit, jarak ke exit tidak melebihi 200 ft 61 m atau 250 ft 76 m pada bangunan yang telah dilengkapi sprinkler. Menurut KEPMEN PU No.10KPTS2000 kebutuhan jalan keluar eksit adalah sebagai berikut:

1. Semua bangunan: Setiap bangunan harus mempunyai sedikitnya 1 eksit dari

setiap lantainya.

2. Bangunan kelas 2 s.d kelas 8: Selain terdapat eksit horisontal, minimal

harus tersedia 2 eksit: a. tiap lantai bila bangunan memiliki tinggi efektif lebih dari 2,5 m b. bangunan kelas 2 atau 3 atau gabungan kelas 2 dan 3 dengan ketinggian 2 lantai atau lebih dengan jenis konstruksi tipe - C, maka setiap unit hunian harus mempunyai:  akses ke sedikitnya 2 jalan ke luar; atau  akses langsung ke jalan atau ruang terbuka

3. Bismen: Selain adanya eksit horisontal minimal harus tersedia 2 eksit dari

setiap lantai, bila jalur penyelamatan dari lantai tersebut naik lebih dari 1,5 m kecuali: a. luas lantai tak lebih dari 50 m 2 b. jarak tempuh dari titik manapun pada lantai dimaksud kesatu eksit tidak lebih dari 20 m.

4. Bangunan kelas 9: Selain tersedia eksit horisontal, minimal harus tersedia 2

jalan ke luar pada: a. tiap lantai bila bangunan memiliki lantai lebih dari 6 atau ketinggian efektif lebih dari 2,5 m b. tiap lantai termasuk area perawatan pasien pada bangunan kelas 9a c. tiap lantai pada bangunan kelas 9b yang digunakan sebagai pusat perawatan balita d. setiap lapis lantai pada bangunan Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Pertama dengan ketinggian 2 lantai atau lebih e. setiap lantai atau mesanin yang menampung lebih dari 50 orang sesuai fungsinya dihitung sesuai persyaratan butir 2.14.

5. Eksit dan Area perawatan pasien: Pada bangunan kelas 9a sedikitnya harus

ada 1 buah eksit dari setiap bagian lantai yang telah disekat menjadi kompartemen-kompartemen tahan api.

6. Eksit pada Panggung terbuka: Pada panggung terbuka yang menampung

lebih dari 1 deret tempat duduk, setiap deret harus mempunyai minimal 2 tangga atau ramp, masing-masing membentuk bagian jalur lintasan ke minimal 2 buah eksit.

7. Akses ke eksit: Tanpa harus melalui unit hunian tunggal lainnya, setiap

penghuni pada lantai atau bagian lantai bangunan harus memiliki akses ke: a. suatu eksit; atau b. sedikitnya 2 eksit, apabila ada 2 akses, maka dibutuhkan 2 buah eksit atau lebih.

2.10.3 Pintu Darurat