Dengan demikian, hasil belajar merupakan salah satu tujuan dalam pembelajaran yang didalamnya terdapat suatu perubahan dalam berbagai aspek
dalam diri pembelajar. Aspek ini meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotarik. Ketiga aspek tersebut merupakan suatu ukuran yang dapat
memperlihatkan keberhasilan individu atau siswa dalam belajar. Selain itu, keberhasilan individu dalam belajar juga dapat dilihat dari kemampuan
menjelaskan suatu obejek yang dipelajari, keterampilan intelektual, statregi kognitif, keterampilan gerak dan sikap yang dimiliki individu setelah melakukan
pembelajaran. Untuk mencapai ini semua, maka seorang guru wajib memahami dan menguasai cara untuk mencapai hasil belajar tersebut dengan optimal. Salah
satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran TGT dalam proses pembelajaran dikelas.
c. Pembelajaran IPA- Biologi
Pembelajaran IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan IPA
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk “mencari tahu”dan”berbuat” sehingga dapat membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
alam sekitar. Karena itu, pendekatan yang diterapkan dalam menyajikan pembelajaran IPA adalah memadukan antara pengalaman proses IPA dan
pemahaman produk serta teknologi IPA dalam bentuk pengalaman langsung yang berdampak pada sikap siswa mempelajari IPA.
66
Sains tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan saja, dalam sains terkandung hal lain. Cain dan Evans 1990 dalam Rustaman menyatakan bahwa
sains mengandung empat hal, yaitu: konten atau produk, proses atau model, sikap, dan teknologi. Sains sebagai konten atau produk berarti bahwa dalam sains
terdapat fakta-fakta, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan teori-teori yang sudah diterima kebenarannya. Sains sebagai proses atau model berarti sains merupakan
66
Departemen Pendidikan Nasional. Strategi Pembelajaran MIPA,2008, h. 22.
suatu proses atau model untuk mendapatkan pengetahuan. Selain sebagai produk dan proses, sains juga merupakan sikap seperti tekun, terbuka, jujur, dan objektif.
Sains sebagai teknologi mengandung pengertian bahwa sains mempunyai keterkaitan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
67
Biologi merupakan salah satu bagian dari sains yang sangat besar pengaruhnya untuk penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengembangan
kemampuan siswa dalam bidang biologi merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan dan
memasuki dunia teknologi, termasuk teknologi informasi. Untuk kepentingan pribadi, sosial, ekonomi dan lingkungan, siswa perlu dibekali dengan kompetensi
yang memadai agar menjadi peserta aktif dalam masyarakat.
68
Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami alam secara sistematis, sehingga biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan Biologi diharapkan dapat menjadi
wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar.
69
Mata pelajaran biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan peristiwa alam. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa IPA atau sains biologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang makhluk hidup
yang dipelajari dengan mengembangkan keterampilan proses siswa dalam belajar dan didasari oleh sikap ilmiah.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Masriani, Pendidikan Biologi Universitas Tadulako dengan judul
penelitiannya “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams
67
Nuryani Rustaman, Op.cit, h. 74.
68
Departemen Pendidikan Nasional. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah, Jakarta:2003, h.5.
69
Ibid., h. 6.
Games Tournamen Tgt Terhadap Hasil Belajar Siswa Smp Negeri 21 Palu pada Konsep Sistem Ekskresi” Rata-rata hasil belajar yang diperoleh dari kedua model
pembelajaran adalah untuk TGT 72,19 dan untuk konvensional 58,67. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar dengan pembelajaran TGT lebih besar
dari rata -rata hasil belajar dengan pembelajaran konvensional. Sedangkan hasil uji t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna hasil belajar siswa
yang menggunakan pembelajaran TGT dibandingkan pembelajaran konvensional. Belajar dengan menggunakan pembelajaran TGT berpengaruh secara signifikan
terhadap hasil belajar siswa.
70
Leonard Kiki Dwi Kusumaningsih dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Gamestournaments
TGT Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Sistem Pencernaan Manusia”. Hasil analisis menunjukan rata-rata peningkatan prestasi
belajar pada kelas yang menggunakan model pembelajaran koopertif tipe TGT lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata peningkatan prestasi belajar pada kelas
yang menggunakan pembelajaran konvensional. Peningkatan prestasi belajar siswa untuk kelas eksperimen adalah 43 berada pada kriteria sedang, untuk
kelas kontrol adalah 29 berada pada kriteria rendah.
71
Budi Suseno, dengan penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Materi Sistem Reproduksi Invertebrata Melalui Optimalisasi
Charta, dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Model TGT Kelas X.1 SMA Negeri 1 Weru Sokoharjo Tahun 20072008”. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa peenggunaan model pembelajaran TGT dapat meningkatkan hasil belajar
70
Masriani, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournamen TGT Terhadap Hasil Belajar Siswa Smp Negeri 21 Palu,
Jurnal Biodidaktis, Volume 5, Nomor 1, Desember 2011: 29 – 34
71
Leonard Kiki Dwi Kusumaningsih. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Gamestournaments TGT Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Biologi Pada Konsep
Sistem Pencernaan Manusia, Jumal Ilmiah Exacta Vol. 2 No.1 Mei 2009.