Belajar Belajar dan Hasil Belajar
setiap individu menunjuk adanya perubahan yang progresif dari tingkah laku. Dan dapat memuaskan minat individu untuk mencapai tujuan.
Cronbach dalam Sumadi Suryabrata menyatakan belajar yang baik adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu pelajar dapat menggunakan panca
inderanya.
52
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu
terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi karena siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari
oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal lain yang dijadikan bahan belajar.
53
Berdasarkan uraian tersebut di atas bahwa belajar merupakan komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Belajar adalah roh atau
jiwa dalam proses pendidikan. Sehingga belajar sangat krusial dalam menjalankan roda pendidikan. Belajar juga dapat mendorong suatu masyarakat pada umumnya
untuk melakukan perubahan kearah yang lebih positif. Dengan belajar, masyarakat akan mendapatkan suatu keterampilan, kompetensi yang memadai
dalam meningkatkan kualitas kehidupannya baik bagi dirinya maupun orang- orang yang ada disektarnya. Belajar merupakan proses perubahan yang akan
banyak melibatkan dirinya untuk terus melakukan perubahan kearah yang lebih baik, oleh karena itu diperlukan kesadaran dan kesungguhan dari setiap individu
dalam melakukan proses belajar, sehingga tujuan dari belajar akan tercapai dengan maksimal. baik tujuan secara akademik, maupun tujuan secara sosial
kemasayrakatan. Dalam arti apa yang sudah dipelajari mendapatkan nilai yang baik, dan bermanfaat untuk masyarakat.
Gestalt dalam pandangan psikologinya menyatakan bahwa belajar bukan sekedar asosiasi antara stimulus-respon yang kian lama kian kuat disebabkan
52
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005, h. 231.
53
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006, h. 7.
adanya berbagai latihan atau ulang-ulangan. Menurut aliran ini, belajar itu terjadi apabila terdapat pengertian insight. Pengertian ini muncul jika seseorang, setelah
beberapa saat, mencoba memahami suatu problem, tiba-tiba muncul adanya kejelasan, terlihat olehnya hubungan antara unsur-unsur yang satu dengan yang
lain, kemudian dipahami sangkut pautnya, untuk kemudian dimengerti maknanya. Berikut adalah prinsip-prinsip belajar dari teori psikologi Gestalt:
54
1 Belajar dimulai dari keseluruhan, kemudian baru menuju bagian-bagian. Dari hal-hal yang sangat kompleks menuju hal-hal yang sederhana.
2 Keseluruhan memberi makna pada bagian-bagian. Bagian-bagian terjadi dalam suatu keseluruhan. Bagian-bagian itu hanya bermakna dalam rangka
keseluruhan tersebut. 3 Belajar adalah proses penyesuaian diri dengan lingkungan. Seseorang belajar
jika ia dapat bertindak dan berbuat sesuai yang dipelajarinya. 4 Belajar akan berhasil bila tercapai kematangan untuk memperoleh pengertian.
Pengertian adalah kemampuan menghubungkan berbagai faktor dalam situasi yang problematis.
5 Belajar akan berhasil jika ada tujuan yang berarti bagi individu. 6 Dalam proses belajar itu, individu selalu merupakan organisme yang aktif,
bukan bejana yang harus diisi oleh orang lain. Dengan demikian, belajar menurut Gestal adalah proses individu
mendapatkan suatu pengetahuan berawal dari sautu hal yang kompleks kepada hal yang sederhana. Setiap individu akan merasakan kebermaknaan belajar manakala
individu tersebut sudah mendapatkan dan memahami pengertian tentang objek yang dipelajari. Dari pengertian inilah individu akan menamkan makna yang
diperolehnya kedalam dirinya dan dijadikan sebagai pola-pola atau aturan dalam membuat prinsip kehidupannya. Dalam hal ini, individu akan lebih banyak
melakukan aktifitas pembelajaran dibandingkan guru atau pengajar. Karena dalam pembelajaran ini individu dituntut untuk secara aktif menggali pengetahuan dan
pengalaman sebelumnya untuk dikolaborasikan dengan pengetahuan yang baru
54
Alex sobur. Op.Cit., 234
dipelajarinya menjadi suatu produk pengetahuan baru yang diperolehnya. Sehingga individu dalam melakukan proses pembelajaran ini akan mendapatkan
kekhasan dalam berfikir, menganalisis permasalahan, dan memecahkan suatu persoalan dengan mengandalkan kemampuannya secara mandiri.
Gagne seperti yang dikutip Sukmadinata mengemukakan bahwa seseorang dalam melakukan pembelajaran tidak terlepas dari tipe-tipe belajar yang
dimilikinya. Ada delapan tipe belajar yang membentuk hierarki dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks.
55
1 Belajar tanda-tanda atau signal learning. Individu belajar mengenal dan member respon kepada tanda-tanda.
2 Belajar perangsang jawaban atau stimulus respon learning. Belajar ini merupakan upaya untuk membentuk hubungan antara perangsang dengan
jawaban. 3 Rantai perbuatan atau chaining. Individu belajar melakukan kegiatan yang
membentuk satu kesatuan. 4 Hubungan verbal atau verbal association. Hubungan verbal berbentuk
hubungan bahasa. 5 Belajar membedakan atau discrimination learning. Individu belajar melihat
perbedaan dan juga persamaan sesuatu benda dengan yang lainnya. 6 Belajar konsep atau concept learning. Tipe belajar ini menyangkut
pemahaman dan penggunaan konsep-konsep. 7 Belajar aturan-aturan atau rule playing. Individu belajar aturan-aturan yang
ada dimasyarakat, disekolah, dirumah ataupun aturan perdagangan, pemerintah bahkan ilmu pengetahuan.
8 Belajar pemecahan masalah atau problem solving learning. Dalam kegiatan belajar ini individu dihadapkan kepada masalah-masalah yang harus
dipecahkan.
55
Nana Syaodih Sukmadinata. Op.Cit., hal. 160
Dengan demikian bahwa, individu dalam melakukan proses belajar dimulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang bersifat kompleks. Hal ini
berlawanan dengan belajar yang dikemukakan Gestalt di atas bahwa indivu belajar dari hal yang kompleks ke hal yang sederhana. Akan tetapi dari kedua
pandangan ini dapat ditarik sebuah benang merahnya bahwa belajar adalah sebuah proses, baik proses dari sederhana ke kompleks maupun kompleks ke sederhan.
Setiap individu memiliki gaya masing-masing dalam melakukan proses pembelajaran. Sehingga individu berhak atas apa yang akan dipelajarinya. Setiap
individu memiliki tujuan akhir yang berbeda, sehingga wajar jika mereka dalam memperolehnya dengan cara yang berbeda. Akan tetapi, pada intinya tujuan akhir
dari setiap pembelajaran adalah sama, yaitu bagaimana individu mampu hidup secara mandiri, mampu melakukan pemecahan masalah dengan baik, mampu
bersosialisai dengan masyarakat dan lingkunganya, serta akhir dari setiap pembelajaran individu mampu menghasilkan suatu produk pengetahuan original
oleh dirinya yang kemudian dapat bermanfaat untuk dirinya dan orang-orang disekitarnya dalam melangsungkan proses kehidupan selanjutnya.
Rebber dalam Alex Sobur menjelaskan bahwa belajar adalah sebagai suatu proses. Dimana proses adalah suatu perubahan yang menyangkut tingkah
laku atau kejiwaan. Jadi belajar sebagai suatu proses merupakan cara-cara atau tingkah laku yang memungkinkan timbulnya beberapa perubahan serta
tercapainya hasil-hasil tertentu. Belajar pada dasarnya bukanlah suatu tujuan atau benda, tetapi merupakan suatu proses kegiatan untuk mencapai tujuan. Pengertian
proses disini lebih merupakan cara mencapai tujuan atau benda. Inilah langkah- langkah atau prosedur yang ditempuh. Dalam belajar, setiap kegiatan saling
berinteraksi atau saling mempengaruhi. Pada hakikatnya belajar adalah suatu proses kejiwaan atau peristiwa pribadi yang terjadi didalam diri setiap individu.
Proses belajar itu sendiri akan berjalan dengan baik, kelak akan memberikan hasil, yang kita sebut dengan hasil belajar.
56
56
Alex Sobur. Op.Cit., 235
Dalam uraiannya mengenai proses belajar, Udai Pareek dalam Alex Sobur menyebutkan tiga dimensi penting, yaitu penemuan pengetahuan,
mengadakan percobaan dan perencanaan auto sistem. Belajar dapat mengembangkan seseorang secara efektif jika ia ‘menemukan’ pengetahuan dan
lain-lain dimensi penting, dan bukan “hanya menerimanya” dari guru. Belajar dengan cara penemuan menekankan pentingnya si pelajar, dan menyatakan
kepercayaan pada kemampuan belajar untuk aktif dan kreatif. Sedangkan percobaan, erat hubungannya dengan penemuan. Melalui percobaan, si pelajar
akan mengetahui bahwa ada berbagai cara untuk mengerjakan sesuatu dan ia menemukan berbagai alternative yang membuatnya lebih efektif dalam
kemampuannya untuk memilih dari berbagai alternatif yang tersedia. Belajar juga harus membantu si pelajar untuk mengetahui cara belajar lebih lanjut. Untuk
keperluan ini, si pelajar harus dibantu untuk mengembangkan sistem pribadi untuk belajar sendiri. Tiap orang mengguanakan suatu sistem. Satu orang belajar
dengan mengatur pikirannya melalui suatu garis sitematis; seorang lagi mugkin belajar melalui penerapan, lalu membuat konsepsi tentang hal ini, dan sebagainya.
57
Uraian tersebut menggambarkan bahwa belajar merupakan sebuah proses yang terus menerus dilakukan oleh individu dalam melakukan suatu perubahan
dalam dirinya kearah yang lebih baik. Proses ini dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan dari belajar tersebut. Dalam mencapai sebuah tujuan, individu
dalam melakukan proses belajar akan melalui beberapa dimensi dalam belajar, yaitu individu akan menemukan penemuan-penemuan tertentu dengan cara aktif
dan kreatif dalam melakukan proses pembelajaran. selain itu dalam belajar juga, individu akan melakukan percobaan dari hasil penemuan yang diperoleh. Dari
proses yang terus dilakukan tersebut maka akan diperoleh suatu mekanisme otomomatis dalam setiap individu dalam melakukan belajar. Mekanisme tersebut
adalah sebuah kebiasaan berfikir dan bertindak dalam menentukan suatu cara untuk melakukan proses pembelajaran. Cara ini merupakan suatu langkah awal
57
Ibid., hal. 237-238.
dalam menentukan keberhasilan individu dalam belajar. Dan setiap individu mempunyai cara yang berbeda dalam menentukan keberhasilannya dalam belajar.
1 Tipe-tipe Belajar
Gagne seperti yang dikutip Sukmadinata mengemukakan delapan tipe belajar yang membentuk suatu hierarki dari yang paling sederhana sampai yang
paling kompleks, yaitu: a Belajar tanda-tanda atau signal learning. Individu belajar mengenal dan
memberi respon kepada tanda-tanda; b Belajar perangsang jawaban atau stimulus respons learning. Belajar ini
merupakan upaya untuk membentuk hubungan antara perangsang dengan jawaban;
c Rantai perbuatan atau chaining. Individu belajar melakukan rentetan kegiatan yang membentuk satu kesatuan;
d Hubungan verbal atau verbal association. Hubungan verbal berbentuk hubungan bahasa;
e Belajar membedakan atau discrimination learning. Individu belajar melihat perbedaan dan juga persamaan sesuatu benda dengan yang lainnya;
f Belajar konsep atau concept learning. Tipe belajar ini menyangkut pemahaman dan penggunaan konsep-konsep;
g Belajar aturan-aturan atau rule playing. Individu belajar aturan-aturan yang ada di masyarakat, di sekolah, di rumah ataupun aturan perdagangan,
pemerintahan bahkan ilmu pengetahuan; h Belajar pemecahan masalah atau problem solving learning. Dalam kegiatan
belajar ini individu dihadapkan kepada masalah-masalah yang harus dipecahkan.
58
2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Muhibbin Syah dalam bukunya menuliskan bahwa yang mepengaruhi belajar ada tiga macam yaitu:
58
Nana Syaodih Sukmadinata, Op.cit., h. 160.
a Faktor internal yang meliputi dua aspek, yakni aspek fisiologi dan aspek psikologi yang terdiri dari lima faktor yaitu intelegensi siswa, sikap siswa,
bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa; b Faktor eksternal yang terdiri atas dua macam yaitu lingkungan sosial dan
lingkungan non sosial; c Faktor pendekatan belajar approach to learning, yaitu jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan model yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan dalam suatu materi pelajaran.
59
Alex Sobur dalam bukunya yang berjudul Psikologi Umum menuliskan beberapa faktor yang mempengaruhi belajar suatu individu, adalah sebagai
berikut: 1 Faktor endogen atau disebut juga faktor internal, yakni semua faktor yang
berada dalam diri individu, yang meliputi faktor fisik dan psikis. Faktor psikis terdiri atas faktor intelegensia atau kemampuan, perhatian dan minat, bakat,
motivasi, kematangan, dan kepribadian; 2 Faktor Eksogen atau disebut dengan faktor eksternal, yakni semua faktor yang
berada diluar diri individu, misalnya orang tua dan guru, atau kondisi lingkungan disekitar individu, yang meliputi faktor keluarga, sekolah, dan
lingkungan lain. Fakor keluarga yang terdiri atas kondisi ekonomi keluarga, hubungan emosional orang tua dan anak, cara mendidik anak. Faktor sekolah
seperti para guru, pegawai administrasi, dan teman-teman sekolah. Faktor lingkungan lain seperti lingkungan disekitar keluarga atau rumah, teman
pergaulan, aktifitas dalam masyarakat yang langsung berhubungan dengan individu.
60
Wina Sanjaya dalam bukunya yang berjudul Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan menuliskan bahwa terdapat beberapa
59
Muhibbin Syah, Op.cit., h. 132.
60
Alex Sobur. Op.Cit., 244-251
faktor yang berpengaruh terhadap sistem pembelajaran. Berikut adalah beberapa faktor tersebut, antara lain:
1 Faktor guru Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu
strategi pembelajaran. Tanpa guru, bagaimanapun bagus idealnya suatu strategi, maka strategi itu tidak mungkin bisa diaplikasikan. Guru dalam
proses pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi
siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran manager of learning. Menurut Dunkin dalam Wina Sanjaya menyebutkan bahwa ada
sejumlah aspek yang dapat mempengaruhi kualitas proses pembelajaran dilihat dari faktor guru, yakni teacher formative experience yang meliputi
jenis kelamin serta pengalaman hidup guru yang menjadi latar belakang sosial mereka. Teacher training experience, meliputi pengalaman-pengalaman yang
berhubungan dengan aktifitas atau karier dan latar belakang pendidikan guru. Teacher Properties, meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat
yang dimiliki guru; sikap guru terhadap profesinya, sikap guru terhadap siswa, kemampuan atau intelegensi guru, motivasi, penguasaan materi, evaluasi dan
kemampuan pengelolaan pembelajaran; 2 Faktor siswa
Siswa adalah siswa yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembanganya. Seperti halnya guru, faktor-faktor yang dapat
mempenagruhi pembelajaran dilihat dari aspek siswa meliputi aspek latar belakang siswa yang menurut Dunkin disebut Pupil formative experience serta
faktor sifat yang dimiliki siswa pupil properties; 3 Faktor Sarana Dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat
pelajaran, perlengkapan sekolah dan lain sebagainya. Sedangkan prasarana
adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran, misalnya jalan menuju sekolah, penerangan
sekolah, kamar kecil, dan lain sebagainya. Kelengakapan sarana dan prasarana dapat memberikan keuntungan yaitu dapat menumbuhkan gairah dan motivasi
guru dalam mengajar dan dapat memberikan banyak pilihan kepada siswa dalam belajar;
4 Faktor lingkungan Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang mempengaruhi proses
pembelajaran yaitu faktor organisasi kelas dan faktor iklim sosial-psikologis. Faktor organisasi kelas yang didalamnya meliputi jumlah siswa dalam satu
kelas merupakan aspek penting yang bisa mempengaruhi proses pembelajaran. Sedangkan iklim sosial-psikologis merupakan keharmonisan hubungan antara
orang yang terlibat dalam proses pembelajaran. Iklim sosial-psikologis dapat terjadi secara internal dan eksternal. Iklim sosial psikologis internal meliputi
iklim sosial psikologis antara siswa dengans siswa, siswa dengan guru, guru dengan guru, guru dengan pimpinan. Iklim sosial psikologis eksternal meliputi
hubungan sekolah dengan orang tua siswa, hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga masyarakat dan lain sebagainya.
61
Berdasarkan faktor-faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa keberhasilan suatu individu dalam belajar sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor
tersebut diatarnya adalah faktor internal maupun eksternal. Faktor tersebut berepengaruh baik terhadap proses belajar maupun terhadap hasil belajar yang
diperoleh. Individu yang dalam hal ini adalah siswa harus mengetahui dan memahami faktor-faktor tersebut dengan baik. Begitu juga seorang guru atau
pengajar. Seorang guru harus betul-betul memahami kondisi siswa, lingkungan, sarana dan prasarana, serta model dan materi pembelajaran dengan baik, karena
inilah beberapa faktor yang sangat dalam menentukan suatu keberhasilan dalam pembelajaran.
61
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran:Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2006, h. 50-54.