Variabel Penelitian Teknik Pengumpulan Data
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Kognitif pada Konsep sistem gerak Indikator
Aspek Kognitif C1
C2 C3
C4
1. Menyebutkan fungsi rangka 1
2. Menjelaskan tulang berdasarkan jenis,bentuk, dan fungsinya
2,3,48,50 7,8,9,10,12,
13,34,43,44,45 4,5,6
3. Menjelaskan otot berdasarkan jenis,bentuk, dan fungsinya
27,28,36,39, 40,41,42,49
11,26,29,30,31 ,32,33,35,37
38 4. Menjelaskan Sendi berdasarkan
jenis,bentuk, dan fungsinya 15,17,24,25,
46 14,16
22,23 5. Menjelaskan
kelainan Pada
Tulang 18,19,20,21,47
3. Uji Validitas Data evaluasi yang baik adalah data yang sesuai dengan kenyataan atau
asli yang biasa disebut data valid
83
. Untuk memperoleh data yang valid dari lapangan maka syarat yang paling utama yaitu alat ukur atau instrumen yang
digunakan haruslah valid. Valid atau tidaknya instrumen evaluasi yang digunakan sangat menentukan valid atau tidaknya hasil evaluasi.
Instrumen dikatakan valid apabila mmpu mengukur apa yang diinginkan, mampu mengungkap data dari varabel yang diteliti secara tepat
84
. Validitas instrumen pada penelitian ini dihitung dengan mengguanakan rumus
product moment yang dikemukakan oleh Pearson
85
.
83
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, h. 64.
84
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: PT.Rineka Cipta.2006,h. 168.
85
Suharsimi Arikunto, Op.cit, h. 72.
Keterangan: N
: Jumlah responden X
: Jumlah skor item veriabel X Y
: Jumlah Skor item variabel Y
4. Uji Reliabilitas Reliabilitas sama dengan konsistensi atau keajekan. Suatu instrumen
penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur apa yang hendak diukur.
Ataupun seandainya berubah-ubah perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti
86
. Dengan ini menunjukkan bahwa suatu instrumen instrumen itu dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Reliabilitas instrumen
diuji dengan menggunakan rumus KR –20 Kuder Richardson
87
:
r
11
Keterangan : r
11
= reliabilitas tes secara keseluruhan n
= jumlah butir soal S
= standar deviasi dari tes p
= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q
= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah Klasifikasi koefisien reliabilitas :
0,91 – 1,00 : sangat tinggi
0,71 – 0,90 : tinggi
0,41 – 0,70 : cukup
0,21 – 0,40 : rendah
r 0,20 : sangat rendah
5. Taraf Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar, akan
menyebabkan siswa putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya
88
.
86
Sukardi, Op.cit.,h. 127.
87
Suharsimi Arikunto, Op.cit., h. 186.
88
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, h . 207.
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran difficulty index. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai
1,00. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Indeks kesukaran semakin mendekati 0,00 maka soal tersebut semakain sukar begitu sebaliknya
indeks kesukaran semakin mendekati 1,00 soal tersebut dikatakan semakin mudah. Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks kesukaran yaitu
89
: P =
Keterangan: P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan baik JS = jumlah siswa yang mengikuti tes
Klasifikasi indeks kesukaran : P = 0,00 – 0,30 : sukar
P = 0,31 – 0,70 : sedang P = 0,71 – 1,00 : mudah
6. Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara
siswa yang pandai berkemampuan tinggi dan siswa yang bodoh berkemampuan rendah
90
. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut dengan indeks diskriminasi D. Seperti halnya dengan indeks kesukaran, Indeks
diskriminasi ini berkisar antara 0,00-1,00. Perbedaannya, indeks kesukaran tidak mengenal tanda negatif tetapi pada indeks diskriminasi ada tanda negatif. Tanda
negatif pada indeks diskriminasi digunakan jika suatu soal ”terbalik” menunjukkan kualitas tes. Yaitu anak pandai disebut bodoh dan anak bodoh
disebut anak pandai. Bagi suatu soal yang dapat dijawab oleh siswa pandai maupun bodoh,
atau tidak bisa dijawab oleh keduanya maka soal tersebut tidak baik karena tidak mempunyai daya pembeda. Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab benar
89
Ibid,. h. 208.
90
Ibid.,h. 211.
S X
Xi Zi
oleh siswa-siswa yang pandai saja. Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah
91
: D = PA – PB
PA = PB =
Keterangan : D
= indeks daya pembeda PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB
= banyaknya peserta kelompok bawah Klasifikasi indeks daya pembeda :
0,00 – 0,20 : jelek
0,21 – 0,40 : cukup
0,41 – 0,70 : baik
0,71 – 1,00 : baik sekali