Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

Menurut Robert E. Slavin, pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 komponen utama, yaitu: presentasi di kelas, tim kelompok, game permainan, turnamen pertandingan, dan rekognisi tim perhargaan kelompok. Prosedur pelaksanaan TGT dimulai dari aktivitas guru dalam menyampaikan pelajaran, kemudian siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya diadakan turnamen dan siswa memainkan game akademik dengan anggot tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. Lebih lanjut, dijelaskan mengenai langkah-langkah pembelajaran TGT modifikasi dari Robert E.Slavin bahwa TGT terdiri dari siklus reguler dari aktivitas pengajaran, sebagai berikut: a. Presentasi Kelas Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, dan diskusi yang dipimpin guru. Disamping itu, guru juga menyampaikan tujuan, tugas, atau kegiatan yang harus dilakukan siswa, dan memberikan motivasi. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat gameturnamen karena skor gameturnamen akan menentukan skor kelompok; b. Belajar Kelompok Tim Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 5 orang yang anggotanya heterogen dilihat dari kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras atau etnik yang berbeda. Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat memotivasi siswa untuk saling membantu antar siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran. Hal ini akan menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri siswa bahwa belajar secara kooperatif sangat menyenangkan. Pada saat pembelajaran fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat gameturnamen. Setelah guru menginformasikan materi dan tujuan pembelajaran,kelompok berdiskusi dengan menggunakan modul. Dalam kelompok terjadi diskusi untuk memecahkan masalah bersama, saling memberikan jawaban dan mengoreksi jika ada anggota kelompok yang salah dalam menjawab. Penataan ruang kelas diatur sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik; c. Persiapan PermainanPertandingan Guru mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi, bernomor 1 sampai 30. Kemudian guru mempersiapkan alat-alat untuk permainan,yaitu: kartu permainan yang dilengkapi nomor, pertanyaan, dan jawaban mengenai materi; d. PermainanPertandingan GameTurnamen GameTurnamen terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang diperoleh siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Tiap kelompok tim mendapat kesempatan untuk memilih kartu bernomor yang tersedia pada meja turnamen dan mencoba menjawab pertanyaan yang muncul. Apabila tiap anggota dalam suatu tim tidak bisa menjawab pertanyaannya, maka pertanyaan tersebut dilempar kepada kelompok lain, searah jarum jam.Tim yang bisa menjawab dengan benar pertanyaan itu akan mendapat skor yang telah tertera dibalik kartu tersebut. Skor ini yang nantinya dikumpulkan tim untuk menentukan skor akhir tim. Pemilihan kartu bernomor akan digilir pada tiap-tiap tim secara bergantian searah jarum jam, sampai habis jatah nomornya; e. Rekognisi Tim Penghargaan Tim Penghargaan diberikan kepada tim yang menang atau mendapat skor tertinggi, skor tersebut pada akhirnya akan dijadikan sebagai tambahan nilai tugas siswa. Selain itu diberikan pula hadiah reward sebagai motivasi belajar. Adanya dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT, diharapkan siswa dapat menikmati proses pembelajaran dengan situasi yang menyenangkan dan termotivasi untuk belajar dengan giat yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat konsentrasi, kecepatan menyerap materi pelajaran, dan kematangan pemahaman terhadap sejumlah materi pelajaran sehingga hasil belajar mencapai optimal. 36 Adanya dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT, diharapkan siswa dapat menikmati proses pembelajaran dengan situasi yang menyenangkan dan termotivasi untuk belajar dengan giat yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat konsentrasi, kecepatan menyerap materi pelajaran, dan kematangan pemahaman terhadap sejumlah materi pelajaran sehingga hasil belajar mencapai optimal. Nuril Milati, dalam penelitiannya yang telah dilakukan menunjukkan bahwa model TGT dapat meningkatkan hasil belajar dengan baik. 37 Penerapan pembelajaran TGT dapat dijadikan alternatif bagi guru dalam menyampaikan materi pelajaran, membantu mengaktifkan kemampuan siswa untuk bersosialisasi dengan siswa lain. Siswa terbiasa bekerja sama dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk belajar, sehingga hal ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. TGT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang sangat bermanfaat bagi siswa. Adanya permainan dalam bentuk turnamen akademik yang dilaksanakan pada akhir pokok bahasan, memberikan peluang bagi setiap siswa untuk melakukan yang terbaik bagi kelompoknya, hal ini juga menuntut keaktifan dan partisipasi siswa pada proses pembelajaran. Dengan demikian akan terjadi 36 Robert E. Slavin, Op.cit. 37 Nuril Milati, “ Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Teams Games Turnament Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rahmah Jabung Malang”, Skripsi Universitas islam negeri Maulana Malik ibrahim Malang, 2009. suatu kompetisi atau pertarungan dalam hal akademik, setiap siswa berlomba- lomba untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Dalam aktivitas pembelajaran dengan menggunakan TGT, siswa diajak untuk melakukan lomba dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Adapun langkah yang dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut: 1 Siswa dibagi menjadi 4 kelompok besar; 2 Siswa diminta untuk membaca kembali materi yang sudah dipelajari; 3 Guru menyimpan kartu-kartu di depan kelas dan meminta 4 siswa dari kelompok yang berbeda untuk mengisi jawaban; 4 Seluruh siswa diminta secara bergiliran mengisi soal yang disediakan guru dan langsung keluar kelas. Ada 4 orang siswa yang tidak mendapat giliran menjawab soal. 5 Guru meminta siswa untuk kembali masuk ke dalam kelas untuk mengecek jawaban soal. 38

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

a. Kelebihan

Kelebihan dari pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah sebagai berikut: 1 Melalui interaksi dengan anggota kelompok, semua memiliki kesempatan untuk belajar mengemukakan pendapatnya atau memperoleh pengetahuan dan hasil diskusi dengan anggota kelompoknya 2 Pengelompokan siswa secara heterogen dalam hal tingkat kemampuan, jenis kelamin, maupun ras diharapkan dapat membentuk rasa hormat dan saling menghargai di antara siswa. 3 Dengan belajar kooperatif siswa mendapat keterampilan kooperatif yang tidak dimiliki pada pembelajaran lain. 4 Dengan diadakannya tumamen diharapkan dapat membangkitkan motivasi siswa untuk berusaha lebih baik bagi diri maupun kelompoknya. 38 Sutarto, Model Pembelajaran Kooperatif Bersifat Konstruktivis Pada Topik Klasifikasi Hewan Antropoda, Jurnal Pengajaran MIPA,Vol.13 No.1 April.2009, h. 29. 5 Dengan tumamen dapat membentuk siswa mempunyai kebiasaan bersaing sportif dan selanjutnya menumbuhkan keberanian dalam berkompetisi, akibatnya siswa selalu dalam posisi unggul. 6 Dengan pembelajaran kooperatif tipe TGT, dapat menanamkan betapa pentingnya kerjasama dalam pencapaian tujuan belajar baik untuk dirinya maupun seluruh anggota kelompok 7 Kegiatan belajar mengajar berpusat pada siswa sehingga dapat menumbuhkan keaktifan siswa

b. Kekurangan

Kekurangan dari pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah sebagai berikut: 1 Penggunaan waktu yang relatif lama dan biaya yang besar. 2 Jika kemampuan guru sebagai motivator dan fasilitator kurang memadai atau sarana tidak cukup tersedia maka pembelajaran kooperatif tipe TGT sulit dilaksanakan 3 Apabila sportifitas siswa kurang, maka keterampilan berkompetisi siswa yang terbentuk bukanlah yang diharapkan 39 Jadi dari kelebihan pembelajaran kooperatif ada beberapa hal yang diharapkan menggunakan TGT yaitu semua siswa memiliki kesempatan untuk belajar mengemukakan pendapatnya, siswa dapat membentuk rasa hormat dan saling menghargai di antara siswa, pembelajaran TGT dapat membangkitkan motivasi siswa untuk berusaha lebih baik bagi diri maupun kelompoknya, siswa mempunyai kebiasaan bersaing sportif dan selanjutnya menumbuhkan keberanian dalam berkompetisi, siswa menyadari pentingnya kerjasama dalam pencapaian tujuan belajar, kegiatan belajar mengajar berpusat pada siswa sehingga proses belajar mengajar dapat lebih aktif. Sedangkan dari kelemahan model pembelajaran ini seorang guru harus menjadi fasilisator dan motivator jika guru tidak berperan seperti itu maka proses 39 Leonard Kiki Dwi Kusumaningsih, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Gamestournaments TGT Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Sistem Pencernaan Manusia, Jurnal Ilmiah Exacta Vol. 2 NO.1 Mei 2009, Universitas Indraprasta PGRI.h.90-91 pembelajaran dengan menggunakan model TGT tidak berjalan sesuai dengan yang diinginkan, karena didalam tahap pembelajaran ini jika guru terkesan monoton maka proses belajar yang seharusnya menyenangkan akan menjadi tidak menyenangkan dan membuat siswa tidak merasa senang dalam mengikuti pembelajaran, pembelajaran menggunkan model TGT memerlukan waktu yang cukup lama dan sarana yang memadai sehingga proses belajar menggunakan model ini berjalan dengan baik.

4. Teori Belajar Konstruktivisme

a. Pandangan Konstruktivisime Tentang Belajar

Salah satu prinsip psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak begitu saja memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswalah yang harus aktif membangun pengetahuan dalam pikiran mereka sendiri. Secara filosofis, belajar menurut teori konstruktivisme adalah membangun pengetahuan sedikit demi sedikit, yang kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep- konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil atau diingat. Manusia harus menkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. 40 Di dalam proses pembelajaran menurut teori ini guru berperan sebagai fasilisator yaitu memfasilitasi proses pembelajaran dengan menggunkan cara-cara yang membuat sebuah informasi atau materi pelajaran menjadi bermakna dan relevan bagi siswa. Tujuan utama mengajar adalah membelajarkan siswa. Oleh sebab itu, kriteria keberhasilan proses mengajar tidak diukur dari sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran, tetapi diukur dari sejauh mana siswa telah melakukan proses belajar. Dengan demikian guru tidak lagi berperan hanya sebagai sumber belajar, akan tetapi berperan sebagai orang yang membimbing dan memfasilitasi agar siswa mau dan mampu belajar. Jadi hasil belajar tergantung dari proses belajar yang terjadi pada siswa. 40 Baharuddin dan Esa Nurwahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media,2008, hal.115.

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 3 melalui metode pembelajaran kooperatif tipe TGT : teams games tournament di MI Darul Muqinin Jakarta Barat

0 29 169

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Games Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat-Alat Optik

3 35 205