T = M
1
– M
2
SE
M1-M2
SE
M1-M2
= √SE
M1 2
+SE
M2 2
SE
M1
= SD
1
√N-1 SE
M2
= SD
2
√N-1
Keterangan :
T = t hasil perhitungan
M
1
= rata-rata kelompok eksperimen M
2
= rata-rata kelompok kontrol SD
1
= simpangan baku kelompok kontrol SD
2
= simpangan baku kelompok kontrol N
1
= jumlah sampel kelompok eksperimem N
2
= jumlah sampel kelompok kontrol SE
M1
= batas eror rata-rata sampel kelompok eksperimen SE
M2
= batas eror rata-rata sampel kelompok kontrol SE
M1-M2
= batas eror rata-rata sampel gabungan
Pengujian signifikansi dari uji-t dilakukan dengan tabel t pada tingkat signifikansi 5. Apabila t hitung lebih besar dari t tabel, maka hipotesis nol
ditolak dan apabila t hitung lebih kecil dari t tabel maka hipotesis nol diterima atau gagal untuk menolak hipotesis nol.
G. Hipotesis Statistik
H : µA = µB
H
a
: µA µB Keterangan :
µA = rata-rata hasil belajar biologi siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
µB = rata-rata hasil belajar biologi menggunakan pembelajaran konvensional.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT teams games
tournament Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa
Aktivitas siswa selama pembelajaran menunjukan bahwa, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa seperti mendengarkan atau memperhatikan guru pada saat penyajian materi. Mencatat hal-hal penting tentang informasi yang didapat pada proses
pembelajaran, membaca, dan mengerjakan tugas. Saling bekerjasama selama proses pembelajaran dan menjaga kekompakan dalam belajar serta dalam diskusi
sehingga dapat memecahkan masalah dan mempresentasikan kerja kelompok. Aktivitas siswa yaitu dalam bentuk sikap dan perhatian dalam kegiatan belajar
guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.
Dalam kegiatan pembelajaran ini telah nampak kegiatan pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat kegiatan belajar mengajar student
centered. Sedangkan guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan pendorong siswa belajar lebih giat. Hasil penelitian menunjukkan, pertama mayoritas siswa
beraktivitas dalam pembelajaran. Kedua, aktivitas pembelajaran didominasi oleh siswa. Ketika mayoritas siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru
melalui pembelajaran kooperatif maka proses pembelajaran berpusat pada siswa dan menunjukkan bahwa siswa antusias dengan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT ini. Menerapkan model TGT pada proses pembelajaran mendorong kelas
menjadi lebih aktif karena menggunakan permainan. Siswa menjadi berani tampil dalam mengungkapkan pendapatnya. Sedangkan kesan yang diperlihatkan di
kelas menunjukkan bahwa kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan dan dapat terlatih memecahkan contoh permasalahan melalui kegiatan diskusi
kelompok. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Charlton, Williams
dan McLaughlin bahwa pembelajaran dengan games dapat membuat siswa lebih aktif dan merasa senang untuk belajar. Pembelajaran tersebut terlihat menarik
ketika penjelasan guru dikombinasikan dengan games sehingga penyampaian materi menjadi lebih cepat tersampaikan.
95
Sedangkan kendala yang dihadapi dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT diantaranya yaitu pada saat pembelajaran
melalui tahapan TGT guru merasa kesulitan dalam mengorganisasikan waktu. Dalam melaksanakan tahapan kegiatan diskusi dan mengerjakan LKS masih
dihadapi dengan kendala siswa masih belum fokus. Kemudian pada tahapan presentasi hasil diskusi, siswa masih kurang terbiasa tampil menyampaikan
pendapatnya di depan kelas. Peningkatan hasil belajar yang dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran
kooperatif tipe TGT, tentu tidak terlepas dari keterlibatan siswa yang lain dalam kelompok dimana mereka berkumpul. Berdasarkan pengertian tentang
pembelajaran kooperatif. Para siswa berkumpul dalam sebuah kelompok dengan jumlah anggota antara 4-5 oranng dengan karakteristik tingkat kemampuan, jenis
kelamin, suku, ras, dan lain-lain yang heterogen. Hal ini yang perlu difahami bahwa dalam pembelajaran kooperatif, terdapat hal-hal positif seperti hubungan
saling menguntungkan, semangat kerja kelompok. Semangat kompetisi dan komunikasi yang efektif antara anggota kelompok. Dengan hal-hal tersebut, sudah
tentu para siswa akan belajar dengan senang, karena tidak dilakukan dibawah tekanan. Hal ini sesuai dengan beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif, yaitu:
a setiap anggota memiliki peran, b terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa, c setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan
juga teman sekelompoknya, d guru membantu mengembangkan keterampilan interpersonal kelompok, e guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat
diperlukan. Selain itu, dalam pembelajaran koopertaif, terdapat tiga konsep sentral
95
Charlton, B., Williams, R. L dan McLaughlin, T.F. 2005. Educational Games: A Technique to Accelerate the Acquisition of Reading Skills of Children with Learning
Disabilities. International Journal of Special Education. Volume 20, Number 2, page 66-72.