Prinsip Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Kooperatif

3 Ketergantungan yang bersifat positif Untuk mengkondisikan terjadinya interpendensi di antara siswa dalam kelompok belajar, maka guru harus mengorganisasikan materi dan tugas-tugas pelajaran sehingga siswa memahami dan mungkin untuk melakukan hal itu dalam kelompoknya. Guru harus merancang struktur kelompok dan tugas- tugas kelompok yang memungkinkan setiap siswa untuk belajar dan mengevaluasi dirinya dan teman kelompoknya dalam penguasaan materi pelajaran; 4 Interaksi yang bersifat terbuka Dalam kelompok belajar, interaksi yang terjadi bersifat langsung dan terbuka dalam mendiskusikan materi dan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Suasana belajar seperti itu akan membantu menumbuhkan sikap ketergantungan yang positif dan keterbukaan di kalangan siswa untuk memperoleh keberhasilan dalam belajarnya. Mereka akan saling member dan menerima masukan, ide, saran, dan kritik dari temannya secara positif dan terbuka; 5 Tanggung jawab individu Salah satu dasar penggunaan cooperative Learning dalam pembelajaran adalah keberhasilan belajar akan lebih mungkin dicapai secara lebih baik apabila dilakukan dengan bersama-sama. Oleh karena itu, keberhasilan belajar dalam model belajar strategi ini dipengaruhi oleh kemampuan individu siswa dalam menerima dan member apa yang telah dipelajarinya di antara siswa lainnya. Sehingga secara individual siswa mempunyai tanggung jawab, yaitu mengerjakan dan memahami materi atau tugas bagi keberhasilan dirinya dan juga bagi keberhasilan anggota kelompoknya; 6 Kelompok bersifat heterogen Dalam pembentukan kelompok belajar, kenggotaan kelompok harus bersifat heterogen sehingga interaksi kerja sama yang terjadi merupakan akumulasi dari berbagai karakteristik siswa yang berbeda. Dalam suasana belajar seperti itu akan tumbuh dan berkembang nilai, sikap, moral, dan prilaku siswa; 7 Interaksi sikap dan prilaku sosial yang positif Dalam mengerjakan tugas kelompok, siswa bekerja dalam kelompok sebagai suatu kelompok kerja sama. Dalam interaksi dengan siswa lainnya siswa tidak begitu saja bisa menerapkan dan memaksakan sikap dan pendiriannya pada anggota kelompok lainnya. Pada kegiatan bekerja dalam kelompok, siswa harus belajar bagaimana meningkatkan kemampuan interaksinya dalam memimpin, berdiskusi, bernegosiasi, dan mengklarifikasi berbagai masalah dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok 26 Jadi dari beberapa prinsip yang dinyatakan oleh Wina Sanjaya di dalam pembelajaran kooperatif siswa diajarkan untuk tidak bergantung kepada guru akan tetapi bergantung pada usahanya sendiri dan bekerjasama dengan teman-temannya dalam kelompok, didalam kelompok siswa diberikan ruang untuk saling berinteraksi dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas karena pembelajaran akan berhasil jika siswa saling membantu dan tidak saling mengandalkan satu dengan lainnya. Menurut Nur, prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut : 1 Setiap anggota kelompok siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya. 2 Setiap anggota kelompok siswa harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama. 3 Setiap anggota kelompok siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya. 4 Setiap anggota kelompok siswa akan dikenai evaluasi. 5 Setiap anggota kelompok siswa berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. 26 Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS , Jakarta : Bumi Aksara, 2008, hal.7-9. 6 Setiap anggota kelompok siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. 27

d. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif

Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran di antaranya : 1 Melalui SPK siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain; 2 SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan idea tau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain; 3 SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan; 4 SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar; 5 SPK merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah; 6 Melalui SPK dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya; 7 SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata; 8 Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang. 28 27 Widyantini. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kooperatif , Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan dan Penataran Guru Matematika, 2006, h. 4. 28 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media Group. 2006, hal.247 Pembelajaran kooperatif berdasarkan pernyataan tersebut dalam proses pembelajaran memberikan keluasaan kepada siswa untuk berfikir sendiri, mencari informasi sendiri sehingga siswa tidak bergantung pada guru, tidak hanya itu siswa pun dalam proses pembelajaran kooperatif di dorong untuk mengungkapkan ide dan gagasan sendiri serta dapat memiliki tanggung jawab terhadap idea tau gagasannya tersebut. Sehingga dengan keluasan yang diberikan kepada siswa membuat siswa memiliki rasa percaya yang tinggi dan dapat memberikan dampak yang positif terhadap prestasi belajarnya. Dengan belajar secara kelompok siswa dapat belajar cara bersosialisasi dengan temannya sehingga dengan hal ini siswa belajar menghargai dan menerima pendapat dari teman-temannya, inilah keunggulan pembelajaran kooperatif dibandingkan dengan pembelajaran lainnya. e. Hal-hal yang dilakukan guru dalam pembelajaran kooperatif : 29 1 Menspesifikasikan tujuan pelajaran Disetiap pelajaran seharusnya ada tujuan akademis yang mengkhususkan untuk mempelajari konsep dan strategi dan tujuan kecakapan sosial yang mengkhususkan pada interpersonal atau kelompok kecil untuk digunakan dan dikuasai selama pelajaran berlangsung 2 Membuat sejumlah keputusan sebelum pelajaran di mulai Guru harus menentukan ukuran kelompok, metode penugasan siswa pada kelompok, peran siswa yang akan diberikan tugas, materi yang diperlukan untuk menjalankan pelajaran, dan cara menata ruangan 3 Menjelaskan tugas dan interdependensi positif Menentukan penugasan dengan jelas, mengajarkan konsep dan strategi yang diperlukan, menentukan cara saling membantu yang positif dan akuntabilitas individu, menentukan criteria keberhasilan, dan menjelaskan kecakapan sosial yang diharapkan dapat dijalankan siswa 4 Mengawasi pembelajaran siswa Guru secara sistematis mengamati dan mengumpulkan data tentang tiap-tiap kelompok ketika mereka bekerja. Jika dibutuhkan, guru memberikan campur tangan untuk membantu siswa menyelesaikan tugas secara tepat dan ketika bekerja bersama secara efektif 5 Mengevaluasi pembelajaran siswa Pembelajaran siswa secara hati-hati dinilai dan pemahaman mereka dievaluasi. Para anggota kelompok belajar kemudian memproses seberapa efektif mereka bekerjasama. Berdasarkan pernyataan tersebut tugas guru dalam hal ini tidak hanya menjadi sumber pengetahuan akan tetapi tugas guru di dalam pembelajaran kooperatif ditugaskan untuk menjadi fasilisator, motivator serta evaluator, 29 Shlomo Sharan, The Handbook of cooperative learning : inovasi pengajaran dan pembelajaran untuk memacu keberhasilan siswa dikelas.terj : Sigit Prawoto Yogyakarta : Familia. 2012,hal.85-86 sehingga proses belajar mengajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif berjalan sesuai dengan prinsip dasar pembelajaran kooperatif.

2. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

Charlton, Williams dan McLaughlin mengemukakan bahwa pembelajaran dengan games dapat membuat siswa lebih aktif dan merasa senang untuk belajar. Pembelajaran tersebut terlihat menarik ketika penjelasan guru dikombinasikan dengan games sehingga penyampaian materi menjadi lebih cepat tersampaikan. 30 Teams-Games-Tournament pada mulanya dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edwards, ini merupakan model pembelajaran pertama dari Johns Hopkins. Dalam model ini, para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat sampai lima orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya diadakan turnamen, di mana siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. TGT menambahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan. Teman satu tim akan saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain, memastikan telah terjadi tanggung jawab individual. 31 TGT adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang 30 Charlton, B., Williams, R. L dan McLaughlin, T.F. 2005. Educational Games: A Technique to Accelerate the Acquisition of Reading Skills of Children with Learning Disabilities. International Journal of Special Education. Volume 20, Number 2, page 66-72. 31 Robert E. Slavin, Cooperative Learning: Teori Riset dan Praktik, Bandung : Nusa Media, 2009, h.13.

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 3 melalui metode pembelajaran kooperatif tipe TGT : teams games tournament di MI Darul Muqinin Jakarta Barat

0 29 169

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Games Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat-Alat Optik

3 35 205