dasar ini pembelajaran harus dikemas menjad proses mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan”.
42
Jadi berdasarkan beberapa pendapat tentang teori konstruktivisme tersebut menjelaskan bahwa di dalam teori ini siswa didorong untuk membangun
pengetahuann sendiri dengan bantuan guru yang menjadi fasilisator di dalam proses pembelajaran, dengan peran guru di dalam kelas sebagai fasilisator tidak
lagi menjadikan guru sebagai objek belajar akan tetapi siswa itu sendiri yang menjadi objek belajar. Sehingga proses pembelajaran di kelas menjadikan siswa
untuk mencari, berdiskusi dan berfikir untuk mendapatkan pengetahuan.
c. Konsep Belajar Konstruktivisme Jean Piaget
Dalam pandangan konstruktivisme, pengetahuan tumbuh dan
berkembang melalui pengalaman. Pemahaman berkembang semakin dalam dan kuat apabila selalu diuji oleh berbagai macam pengalaman baru. Menurut Piaget,
manusia memiliki struktur pengetahuan dalam otaknya, seperti sebuah kotak- kotak yang masing-masing mempunyai makna yang berbeda-beda. Pengalaman
yang sama bagi seseorang akan dimaknai berbeda oleh masing-masing individu dan disimpan dalam otak yang berbeda. Setiap pengalaman baru akan
dihubungkan dengan kotak-kotak atau struktur pengetahuan dalam otak manusia. Oleh karena itu, pada saat manusia belajar, menurut Piaget, sebenarnya telah
terjadi dua proses dalam dirinya, yaitu proses organisasi informasi dan proses adaptasi.
43
Proses organisasi adalah proses ketika manusia menghubungkan informasi yang diterimanya dengan struktur-struktur pengetahuan yang sudah
disimpan atau sudah ada sebelumnya dalam otak. Melalui organisasi inilah, manusia dapat memahami sebuah informasi baru yang didapatnya dengan
menyesuaikan informasi tersebut dengan struktur pengetahuan yang dimilikinya,
42
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung : Alfabeta.2009, h. 88.
43
Baharudin dan Nur Wahyuni. Teori Belajar dan Pembelajaran Jogjakarta: Ar- Ruzz Media. 2008, h.117-118.
sehingga manusia dapat mengasimilasikan atau mengakomodasikan informasi atau pengetahuan tersebut.
Proses adaptasi adalah proses yang berisi dua kegiatan. Pertama, menggabungkan atau mengintegrasikan pengetahuan yang diterima oleh manusia
atau disebut dengan asimilasi. Kedua, mengubah struktur pengetahuan yang sudah dimiliki dengan struktur pengetahuan baru, sehingga akan terjadi keseimbangan
equilibrium. Berdasarkan teori ini Piaget mengungkapkan bahwa siswa mendapatkan
pengetahuan yang seutuhnya jika siswa tersebut berperan di dalam proses belajar, siswa harus membangun pengetahuan dengan mengaplikasikan pengetahuan yang
telah di dapatkan dalam pengalaman, sehingga dengan pengalaman ini siswa dapat memahami pengetahuan yang telah diterimanya dan dapat menggabungkan
dengan pengetahuan-pengetahuan yang telah diterima sebelumnya.
d. Konsep Belajar Konstruktivisme Vygotsky
Salah satu konsep dasar pendekatan konstruktivisme dalam belajar adalah adanya interaksi sosial individu dengan lingkungannya. Menurut
Vygotsky, belajar adalah sebuah proses yang melibatkan dua elemen penting. Pertama, belajar merupakan proses secara biologi sebagai proses dasar. Kedua,
proses secara psikososial sebagai proses yang lebih tinggi dan esensinya berkaitan dengan lingkungan sosial budaya. Sehingga, lanjut Vygotsky, munculnya prilaku
seseorang karena intervening kedua elemen tersebut. Pada saat seseorang mendapatkan stimulus dari lingkungannya, ia akan menggunakan fisiknya berupa
alat indranya untuk menangkap atau menyerap stimulus tersebut, kemudian dengan menggunakan saraf otaknya informasi yang telah diterima tersebut diolah.
Keterlibatan alat indra dalam menyerap stimulus dan saraf otak dalam mengelola informasi yang diperoleh merupakan proses secara fisik psikologi sebagai elemen
dasar dalam belajar.
44
44
Baharudin dan Nur Wahyuni, Ibid.,h. 124.
Pada teori ini Vygotsky mengungkapkan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan terlepas dari lingkungan, interaksi manusia
dengan lingkungan yang ada menjadikan manusia dapat belajar dengan sendirinya melalui stimulus-stimulus yang berasal dari lingkungan, stimulus ini yang
merangsang alat indera untuk menyerap informasi yang kemudian informasi yang berupa data-data akan ditransformasikan ke otak yang nantinya akan menjadi
sebuah pengetahuan baru.
5. Belajar dan Hasil Belajar
a. Belajar
Belajar merupakan key term istilah kunci yang paling penting dalam pendidikan, sehingga tanpa belajar tidak akan pernah ada pendidikan. Belajar
adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat mendasar dari penyelenggaraan pendidikan. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
bergantung pada proses belajar yang dialami siswa.
45
Belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi dalam diri seseorang, walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan dapat
dikategorikan sebagai belajar, misalnya perubahan fisik, gila, mabuk, dan sebagainya.
46
Piaget membedakan dua pengertian tentang belajar,yaitu belajar dalam arti sempit dan belajar dalam arti luas. Belajar dalam arti sempit adalah belajar
yang hanya menekankan perolehan informasi baru dan pertambahan. Belajar ini disebut belajar figuratif, suatu bentuk belajar yang pasif. Sedangkan belajar dalam
arti luas, yang juga disebut perkembangan, adalah belajar untuk memperoleh dan menemukan struktur pemikiran yang lebih umum yang dapat digunakan pada
45
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos Wacana Ilmu dan Pemikiran, 2001, h. 55-59.
46
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h. 38.