Faktor-faktor penyebab munculnya gejala depresi pada remaja

b. Life Stress Stres memainkan peran penting dalam sebagian besar teori depresi, dan ada hubungan yang jelas antara stres dan depresi pada anak dan remaja. Hubungan antara stres dan depresi tampaknya lebih kuat pada remaja dibandingkan pada anak-anak, khususnya pada anak perempuan. Alasan untuk hal ini tidak sepenuhnya jelas, efek hormonal, konsolidasi gaya kognitif, beban stres kumulatif, dan reaktivitas stres mungkin memiliki peran potensial. Salah satu teori mengusulkan bahwa kesulitan anak mengubah proses neurobiologis dan psikososial dimana individu dapat peka terhadap efek dari peristiwa stres baru-baru ini, yang mengarah ke depresi pada tingkat stres yang lebih rendah, atau dengan reaktivitas fisiologis yang lebih besar untuk efek stres. Model lain menunjukkan bahwa stres berkontribusi terhadap beban stres masa kanak-kanak seumur hidup dan independen memprediksi depresi bersama dengan stres baru-baru ini. c. Coping with Stress Meskipun stres jelas memainkan peran dalam depresi, individu bervariasi dalam respon mereka terhadap stres, dan bagaimana mereka merespon stres dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional dan penyesuaian masa depan mereka. Selain gaya adaptif kognitif dijelaskan di atas, jenis lain dari mekanisme koping, seperti gaya perilaku dan kemampuan memecahkan masalah, telah diperiksa dalam kaitannya dengan depresi pada anak dan remaja. Teori-teori sebelumnya dibedakan antara emotion-focused dan problem-focused coping. Problem-focused coping melibatkan tanggapan yang bertindak langsung pada sumber stres, sedangkan emotion-focused coping melibatkan langkah-langkah paliatif untuk melawan emosi negatif yang muncul dari situasi stres. Studi pada anak-anak dan remaja menunjukkan bahwa tingkat yang lebih tinggi yang terlibat dan problem focused coping berhubungan dengan rendahnya tingkat gejala depresi, sedangkan pelepasan dan emotion-focused coping terkait dengan tingkat yang lebih tinggi pada gejala depresi dalam keadaan stres. Penyelidikan terbaru juga telah mulai meneliti peran metode koping dalam hubungan antara temperamen dan gejala depresi pada anak-anak.

2.1.4 Pengukuran gejala depresi

Untuk mengukur gejala depresi pada penelitian ini digunakan salah satu instrument yang mengukur gejala depresi pada anak-anak dan remaja yaitu Children Depression Inventory-II Short Subscale yang dikembangkan oleh Maria Kovacs 2007 yang berisi 12 item, diukur berdasarkan emotional problem dan functional problem. Skala ini terdiri dari tiga kelompok pernyataan dari masing- masing item yang mendeskripsikan berbagai level dari gejala depresi yang dirasakan oleh anak dan remaja. 2.2. Dukungan Sosial 2.2.1 Pengertian dukungan sosial Taylor, Peplau dan Sears 2012 mendeskripsikan dukungan sosial sebagai pertukaran interpersonal yang dicirikan oleh perhatian emosi, bantuan instrumental, penyediaan informasi, atau pertolongan lainnya. Dukungan sosial diyakini bisa menguatkan orang dalam menghadapi efek stress dan mungkin meningkatkan kesehatan fisik pula. Sarason, Sarason dan Pierce 1990 mendefinisikan dukungan sosial sebagai keberadaan dan kesediaan orang lain yang dapat kita andalkan, seseorang yang mengizinkan kita tahu bahwa mereka peduli, menghargai, dan mencintai kita. Sarason et al. juga menyatakan bahwa bantuan langsung, saran, dorongan, persahabatan, dan ungkapan kasih sayang, semuanya terkait dengan hasil positif terhadap orang-orang yang menghadapi berbagai dilemma dan tekanan hidup. Sarafino dan Timothy 2011 mendefinisikan dukungan sosial sebagai perasaan kenyamanan, perhatian, penghargaan atau bantuan yang diterima oleh orang banyak atau kelompok lain. Mereka menambahkan bahwa orang-orang yang menerima dukungan sosial memiliki keyakinan bahwa mereka dicintai, bernilai, dan merupakan bagian dari kelompok yang dapat menolong mereka disaat membutuhkan bantuan. Taylor 2003 mendefinisikan dukungan sosial sebagai informasi yang diterima oleh orang lain yang membuat individu tersebut merasa disayangi, diperhatikan, dihargai, dan bernilai dan merupakan bagian dari jaringan komunikasi dari orang tua, suami atau orang yang dicintai, sanak keluarga, teman, hubungan sosial dan komunitas. Zimet, Dahlem, Zimet dan Farley 1988 menggambarkan dukungan sosial sebagai diterimanya dukungan yang diberikan oleh orang-orang terdekat individu meliputi dukungan keluarga, dukungan pertemanan dan dukungan dari orang- orang yang berarti disekitar individu. Shumaker and Brownell dalam Zimet et.al., 1988 mendeskripsikan dukungan sosial sebagai pertukaran sumber daya antara setidaknya dua individu yang dirasakan oleh penyedia atau penerima yang akan dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan penerima. Berdasarkan pengertian yang telah dijabarkan diatas, peneliti menggunakan pengertian dukungan sosial menurut Zimet, Dahlem, Zimet dan Farley 1988 yang menggambarkan dukungan sosial sebagai diterimanya dukungan yang diberikan oleh orang-orang terdekat individu meliputi dukungan keluarga, dukungan pertemanan dan dukungan dari orang-orang yang berarti disekitar individu.

2.2.2 Aspek-aspek dukungan sosial

Sarafino dan Timothy 2011 membagi dukungan sosial menjadi lima dimensi, yaitu: 1. Dukungan emosi yaitu suatu bentuk dukungan yang diekspresikan melalui perasaan positif yang berwujud empati, perhatian dan kepedulian terhadap individu lain. 2. Dukungan penghargaan yaitu suatu bentuk dukungan yang diekspresikan melalui penghargaan dan tanpa syarat atau apa adanya. Bentuk dukungan sosial seperti ini dapat menimbulkan perasaan berharga dan kompeten. 3. Dukungan instrumental yaitu dukungan sosial yang diwujudkan dalam bentuk langsung yang mengacu pada penyediaan barang dan jasa. 4. Dukungan informasi yaitu suatu dukungan yang diungkapkan dalam bentuk pemberian nasehat atau saran. 5. Dukungan jaringan yaitu bentuk hubungan yang diperoleh melalui keterlibatan dalam suatu aktivitas kelompok yang diminati oleh individu yang bersangkutan. Zimet, Dahlem, Zimet dan Farley 1988 menggambarkan dukungan sosial sebagai diterimanya dukungan yang diberikan oleh orang-orang terdekat individu yaitu: 1. Dukungan keluarga family support atau bantuan-bantuan yang diberikan oleh keluarga terhadap individu seperti membantu dalam membuat keputusan maupun kebutuhan secara emosional. 2. Dukungan teman friend support atau bantuan-bantuan yang diberikan oleh teman-teman individu seperti membantu dalam kegiatan sehari-hari maupun bantuan dalam bentuk lainnya. 3. Dukungan orang yang istimewa significant other support atau bantuan- bantuan yang diberikan oleh seseorang yang berarti dalam kehidupan individu seperti membuat individu merasa nyaman dan merasa dihargai

2.2.3 Pengaruh dukungan sosial terhadap gejala depresi

Dukungan sosial dapat membantu seseorang menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. Individu yang mendapatkan dukungan, akan lebih mampu mereduksi perasaan tertekan seperti depresi, cemas, atau perasaan menekan lainnya. Sebaliknya, individu yang kurang mendapatkan dukungan pada waktu mengalami tekanan akan kurang mampu menghadapi masalah tersebut. Salah satu masalah yang dialami oleh individu yang kurang mendapatkan dukungan adalah munculnya depresi. Menurut Teori Interpersonal Depresi,