Trait Kepribadian Big Five

4 Agreeableness Menilai kualitas orientasi individu dengan kontinum nulai dari lemah lembut sampai antagonis didalam berpikir, perasaan dan perilaku. Orang dengan nilai agreeableness tinggi berhati lembut, mudah percaya dengan orang lain, dermawan dan ramah. Sedangkan orang dengan nilai agreeableness rendah cenderung keras hati, penuh rasa curiga, kritis dan mudah marah. 5 Conscientiousness Menilai kemampuan individu didalam organisasi, baik mengenai ketekunan dan motivasi dalam mencapai tujuan sebagai perilaku langsungnya. Orang dengan nilai conscientiousness tinggi cenderung teliti, pekerja keras, teratur, tepat waktu dan ambisius. Sementara yang nilai conscientiousness rendah ia akan cenderung menjadi ceroboh, pemalas, tidak teratur dan mudah menyerah.

2.4.4 Pengaruh trait kepribadian terhadap gejala depresi

Aspek-aspek kepribadian berpengaruh terhadap kerentanan dan tingkat depresi yang dialami seseorang. Individu yang lebih rentan terhadap depresi salah satunya adalah individu yang berkepribadian neurotiscm. Hal ini dibuktikan oleh penelitian Sen, Nesse, Stoltenberg, Li dan Gleiberman 2003 membuktikan bahwa trait neuroticsm berhubungan kuat dengan depresi. Penelitian Klein, Kotov dan Bufferd 2011 juga menyatakan bahwa depresi berhubungan dengan trait seperti neuroticsm emosi negatif, extraversion emosi positif dan conscientiousness. Mereka menemukan bahwa karakteristik kepribadian terlihat menyumbang pada awal dan serangkaian gejala depresi melalui berbagai macam cara.

2.4.5 Pengukuran Trait Kepribadian

Alat ukur trait kepribadian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Big Five Personality BFI yang dikembangkan oleh John dan Srivastava 1999 terdiri dari 44 item. Diukur berdasarkan neurotic, extraversion, agreeableness, openness, dan conscientiousness. Peneliti memodifikasi alat ukur ini menjadi berbahasa Indonesia. Alat ukur ini terdiri dari empat pilihan jawaban yaitu SS Sangat Sesuai, S Sesuai, TS Tidak Sesuai, dan STS Sangat Tidak Sesuai. 2.5. Narapidana Remaja 2.5.1 Pengertian Narapidana Narapidana, menurut Pasal 1 angka 7 Undang-Undang No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan LAPAS. Sedangkan, pengertian terpidana sendiri adalah seseorang yang dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap Pasal 1 angka 6 Undang-Undang No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.

2.5.2 Pengertian remaja

Menurut Santrock 2007, remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Remaja digambarkan sebagai suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Santrock 2003 membedakan masa remaja menjadi periode awal dan periode akhir. Masa remaja awal berlangsung di masa sekolah menengah pertama atau sekolah menengah akhir dan perubahan pubertal terbesar terjadi dimasa ini. Masa remaja awal dimulai dari usia 10 hingga usia 15 tahun. Sedangkan masa remaja akhir kurang lebih terjadi pada pertengahan dasawarsa yang kedua dari kehidupan. Minat karir, pacaran, dan eksplorasi identitas seringkali lebih menonjol di masa remaja akhir dibandingkan masa remaja awal. Masa remaja diakhir dimulai dari usia 16 hingga usia 22 tahun. Papalia dan Olds 2009 menyatakan bahwa remaja adalah suatu periode yang panjang sebagai proses transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Umumnya, remaja dikaitkan dengan mulainya pubertas, yaitu proses yang mengarah pada kematangan seksual, atau fertilitas yang merupakan kemampuan untuk reproduksi. Kemudian ditambahkan lagi bahwa remaja dimulai dari usia 11 atau 12 tahun sampai 19 atau 20 tahun. Dari penjelasan diatas peneliti menggunakan definisi remaja berdasarkan teori Santrock 2003 yaitu seseorang yang memasuki usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun dan dapat disimpulkan bahwa narapidana remaja pada penelitian ini adalah seseorang yang berusia 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun yang dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

2.5.3 Remaja dan penyesuaian diri

Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuaikan dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan sekolah. Menurut Hurlock 1980 beberapa kondisi yang menyebabkan seorang remaja diterima dan ditolak lingkungan sekitar di antaranya: 1. Sindroma penerimaan • Kesan pertama yang menyenangkan sebagai akibat dari penampilan yang menarik perhatian, sikap yang tenang dan gembira. • Reputasi sebagai seorang yang sportif menyenangkan. • Penampilan diri yang sesuai dengan penampilan teman-teman sebaya. • Status sosial ekonomi yang sama atau sedikit di atas anggota-anggota lain dalam kelompoknya dan hubungan yang baik dengan anggota-anggota keluarga. • Tempat tinggal yang dekat dengan kelompok sehingga mempermudah hubungan dan partisipasi dalam berbagai kegiatan kelompok. 2. Sistem Alienasi • Kesan pertama yang kurang baik karena penampilan diri yang kurang menarik atau sikap menjauhkan diri, yang mementingkan diri sendiri. • Terkenal sebagai seorang yang tidak sportif. • Penampilan yang tidak sesuai dengan standar kelompok dalam hal daya tarik fisik atau tentang kerapian. • Status sosial ekonomi berada di bawah status sosioekonomi kelompok dan hubungan yang buruk dengan anggota-anggota keluarga. • Tempat tinggal terpencil dari kelompok atau ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan kelompok karena tanggung jawab keluarga atau karena bekerja sambilan.