Aspek-aspek loneliness Loneliness pada remaja

seseorang berdasarkan banyak aspek yang membahas pola konsistensi perilaku dan kualitas dalam diri seseorang. Feist dan Feist 2010 mendeskripsikan pola sifat dan karakteristik tertentu yang relatif permanen dan memberikan baik konsistensi maupun individualitas pada perilaku seseorang. Sifat trait merupakan faktor penyebab adanya perbedaan antar individu dalam perilaku, konsistensi perilaku, dan stabilitas perilaku dalam berbagai situasi. Sedangkan karakteristik merupakan kualitas tertentu yang dimiliki seseorang termasuk didalamnya beberapa karakter seperti temperamen, fisik dan kecerdasan. McCrae dan Costa dalam Feist Feist, 2010 mendefinisikan kepribadian sebagai suatu karakteristik seseorang yang terdiri dari lima karakter kepribadian yaitu ekstraversi, neurotisme, keterbukaan openness, keramahan agreeableness dan kesadaran conscientiousness. Berdasarkan pengertian yang telah dijabarkan diatas, peneliti menggunakan pengertian kepribadian menurut McCrae dan Costa dalam Feist Feist, 2010 mendefinisikan kepribadian sebagai suatu karakteristik seseorang yang terdiri dari lima karakter kepribadian yaitu ekstraversi, neurotisme, keterbukaan openness, keramahan agreeableness dan kesadaran conscientiousness.

2.4.2 Kepribadian pada remaja

Sudah sejak lama para ahli tertarik untuk menemukan sifat-sifat inti dari kepribadian dan akhir-akhir ini pencarian tersebut berfokus pada big five factor of personality: openness, conscientiousness, extraversion, agreeableness dan neuroticsm. Banyak peneliti mengenai “big five” berfokus pada orang dewasa namun beberapa ahli juga menemukan adanya bukti yang menyatakan adanya faktor-faktor ini di masa remaja. Penelitian Lounsbury, et al., pada tahun 2004 menemukan bahwa remaja yang memiliki karakteristik openness, conscientiousness, dan emotional stability cenderung kurang memiliki kebiasaan untuk absen disekolahnya Santrock, 2003. Meskipun kepribadian seseorang di masa remaja mengalami lebih banyak perubahan dibandingkan di masa dewasa, namun stabilitas di masa remaja masih tetap ada. Sebuah studi longitudinal yang menilai kepribadian individu dalam tiga masa perkembangan: sekolah menengah atas tingkat awal, sekolah menengah atas tingkat, dan usia 30 hingga 40 tahun. Perubahan kepribadian yang terjadi dari masa remaja hingga dewasa mencerminkan perubahan yang menuju ke arah kematangan, di mana banyak remaja menjadi lebih terkontrol, lebih yakin diri secara sosial dan kurang mudah marah seperti orang dewasa Santrock, 2003.

2.4.3 Trait Kepribadian Big Five

Teori Big Five pertama kali diperkenalkan oleh Goldberg’s pada tahun 1981. Goldberg’s menamakan faktor-faktor kepribadian ini setelah melihat penelitian 35 faktor yang dikemukakan oleh Cattel dan kemudian diringkas oleh Norman pada tahun 1963 menjadi 5 faktor. Munculnya strukur Big Five ini bukan berarti membatasi tipe kepribadian hanya pada lima tipe saja, melainkan lima dimensi ini mewakili kepribadian pada tingkatan yang luas dan masing-masing dimensi meringkaskan sejumlah besar perbedaan, yang dispesifikasikan menjadi karakteristik kepribadian John Srivastava, 1999.