Remaja dan penyesuaian diri

dukungan sosial secara umum tinggi terhadap munculnya gejala depresi pada pria dan wanita muda. Selain itu ditemukan bahwa depresi secara tidak langsung didahului dari kontak sosial dan persepsi dari dukungan sosialyang rendah Peirce et.al., 2000. Faktor kedua yang mempengaruhi munculnya gejala depresi adalah loneliness. Loneliness merupakan perasaan yang muncul akibat tidak adanya beberapa hubungan yang dibutuhkan individu yang muncul secara fisik atau tidak ada orang yang disekitarnya yang mau berhubungan dengannya maupun secara emosi atau dia tetap merasakan kesepian walaupun banyak orang lain disekitarnya. Bertahannya loneliness antara teman sebaya selama masa kanak- kanak merupakan suatu stressor interpersonal yang menjadikan predisposisi anak- anak untuk gejala depresi remaja Qualter, Brown, Munn Rotenberg, 2010. Faktor terakhir yang mempengaruhi munculnya gejala depresi adalah trait kepribadian. Trait kepribadian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah Big Five Personality. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa faktor kepribadian menjadi faktor yang mempengaruhi munculnya gejala depresi. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Cox, McWilliams, Enns dan Clara 2004 yang menggunakan analisis regresi terpisah menunjukkan bahwa masing- masing dimensi kepribadian secara bermakna dikaitkan dengan depresi berat seumur hidup. Berdasarkan berbagai penjelasan yang telah diungkapkan diatas, peneliti membuat kerangka berpikir tentang pengaruh dukungan sosial, loneliness dan trait kepribadian terhadap gejala depresi narapidana remaja lembaga pemasyarakatan. Apabila dukungan sosial tinggi dan loneliness rendah maka kecil kemungkinan timbul gejala depresi pada narapidana remaja. Namun sebaliknya, apabila dukungan sosial rendah dan loneliness tinggi maka besar kemungkinan timbul gejala depresi pada narapidana remaja. Begitupun dengan trait kepribadian, jika seseorang memiliki nilai trait kepribadian extraversion, agreeableness dan opennes yang tinggi maka kecil kemungkinan timbul gejala depresi. Namun sebaliknya, jika nilai trait kepribadian neuroticsm dan conscientiousness tinggi maka besar kemungkinan timbul gejala depresi. Berikut bagan kerangka berpikir untuk menjelaskan hal tersebut: Gambar 2.1. Bagan pengaruh dukungan sosial, loneliness dan trait kepribadian terhadap gejala depresi narapidana remaja di Lembaga Pemasyarakatan DUKUNGAN SOSIAL LONELINESS GEJALA DEPRESI TRAIT KEPRIBADIAN: 4. Openness 2. Extraversion 3. Agreeableness 5. Conscientiousness 1. Neuroticsm

2.7 Hipotesis

2.6.1. Hipotesis Mayor

Ha :Ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial, loneliness dan trait kepribadian terhadap gejala depresi narapidana remaja di Lembaga Permasyarakatan

2.6.2. Hipotesis Minor

H a 1 : Ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial terhadap gejala depresi narapidana remaja di Lembaga Permasyarakatan H a 2 : Ada pengaruh yang signifikan loneliness terhadap gejala depresi narapidana remaja di Lembaga Permasyarakatan H a 3 : Ada pengaruh yang signifikan trait kepribadian neuroticism terhadap gejala depresi narapidana remaja di Lembaga Permasyarakatan H a 4 : Ada pengaruh yang signifikan trait kepribadian extraversion terhadap gejala depresi narapidana remaja di Lembaga Permasyarakatan Ha 5 : Ada pengaruhyang signifikan trait kepribadian openness terhadap gejala depresi narapidana remaja di Lembaga Permasyarakatan H a 6 : Ada pengaruh yang signifikan trait kepribadian agreeableness terhadap gejala depresi narapidana remaja di Lembaga Permasyarakatan H a 7 : Ada pengaruh yang signifikan trait kepribadian conscientiousness terhadap gejala depresi narapidana remaja di Lembaga Permasyarakatan