namun beberapa ahli juga menemukan adanya bukti yang menyatakan adanya faktor-faktor ini di masa remaja. Penelitian Lounsbury, et al., pada tahun 2004
menemukan bahwa
remaja yang
memiliki karakteristik
openness, conscientiousness, dan emotional stability cenderung kurang memiliki kebiasaan
untuk absen disekolahnya Santrock, 2003. Meskipun kepribadian seseorang di masa remaja mengalami lebih banyak
perubahan dibandingkan di masa dewasa, namun stabilitas di masa remaja masih tetap ada. Sebuah studi longitudinal yang menilai kepribadian individu dalam tiga
masa perkembangan: sekolah menengah atas tingkat awal, sekolah menengah atas tingkat, dan usia 30 hingga 40 tahun. Perubahan kepribadian yang terjadi dari
masa remaja hingga dewasa mencerminkan perubahan yang menuju ke arah kematangan, di mana banyak remaja menjadi lebih terkontrol, lebih yakin diri
secara sosial dan kurang mudah marah seperti orang dewasa Santrock, 2003.
2.4.3 Trait Kepribadian Big Five
Teori Big Five pertama kali diperkenalkan oleh Goldberg’s pada tahun 1981. Goldberg’s menamakan faktor-faktor kepribadian ini setelah melihat penelitian 35
faktor yang dikemukakan oleh Cattel dan kemudian diringkas oleh Norman pada tahun 1963 menjadi 5 faktor. Munculnya strukur Big Five ini bukan berarti
membatasi tipe kepribadian hanya pada lima tipe saja, melainkan lima dimensi ini mewakili kepribadian pada tingkatan yang luas dan masing-masing dimensi
meringkaskan sejumlah besar perbedaan, yang dispesifikasikan menjadi karakteristik kepribadian John Srivastava, 1999.
Pada awal tahun 1980-an, McCrae dan Costa melakukan validasi teori kepribadian Big Five, berdasarkan pengujiannya terhadap kuesioner kepribadian
Cattel dan Eysenck. Secara khusus, hasilnya menunjukkan keberhasilan pengukuran kepribadian pada nilai yang bersumber dari kuesioner yang
didasarkan pada analisis inventori Eysenck dan 16 PF Cattel dalam Pervin, Cervone Jhon, 2010.
Kepribadian Big Five menurut Costa dan McCrae dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan dalam psikologi untuk melihat kepribadian manusia
melalui trait yang tersusun dalam lima buah domain kepribadian yang dibentuk dengan menggunakan analisis faktor. Lima buah domain tersebut adalah
extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticsm dan openness to experiences dalam Feist Feist, 2010.
Sebagai usaha untuk menjawab kebutuhan akan instrumen tes yang praktis dan singkat serta mampu mengukur dan mengidentifikasi komponen dari
kepribadian Big Five, maka John, Donahue dan Kentle membuat suatu konstruk yang bernama Big Five Inventory. Tujuan dari pembuatan tes ini adalah
terciptanya inventori yang ringkas, fleksibel dan efisien. Alat ukur ini tidak menggunakan kata sifat tunggal sebagai item, melainkan menggunakan frase atau
kalimat yang singkat yang merupakan representasi kata sifat dan trait dari dimensi John Sivastava, 1999.
Adapun aspek-aspek kepribadian yang dikembangkan oleh John dan Srivastava 1999 yaitu :