Definisi Kepribadian Trait Kepribadian

Pada awal tahun 1980-an, McCrae dan Costa melakukan validasi teori kepribadian Big Five, berdasarkan pengujiannya terhadap kuesioner kepribadian Cattel dan Eysenck. Secara khusus, hasilnya menunjukkan keberhasilan pengukuran kepribadian pada nilai yang bersumber dari kuesioner yang didasarkan pada analisis inventori Eysenck dan 16 PF Cattel dalam Pervin, Cervone Jhon, 2010. Kepribadian Big Five menurut Costa dan McCrae dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan dalam psikologi untuk melihat kepribadian manusia melalui trait yang tersusun dalam lima buah domain kepribadian yang dibentuk dengan menggunakan analisis faktor. Lima buah domain tersebut adalah extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticsm dan openness to experiences dalam Feist Feist, 2010. Sebagai usaha untuk menjawab kebutuhan akan instrumen tes yang praktis dan singkat serta mampu mengukur dan mengidentifikasi komponen dari kepribadian Big Five, maka John, Donahue dan Kentle membuat suatu konstruk yang bernama Big Five Inventory. Tujuan dari pembuatan tes ini adalah terciptanya inventori yang ringkas, fleksibel dan efisien. Alat ukur ini tidak menggunakan kata sifat tunggal sebagai item, melainkan menggunakan frase atau kalimat yang singkat yang merupakan representasi kata sifat dan trait dari dimensi John Sivastava, 1999. Adapun aspek-aspek kepribadian yang dikembangkan oleh John dan Srivastava 1999 yaitu : 1 Neuroticism N Dimensi ini menilai kestabilan dan ketidakstabilan emosi. Orang dengan nilai neurotik yang tinggi cenderung pencemas, temperamental, sentimentil, emosional, tertekan, gelisah dan tidak aman. Sedangkan orang dengan nilai neurotik yang rendah cenderung tenang, terkadang temperamen, bangga terhadap diri, tidak emosional dan kuat. 2 Extraversion E Dimensi ini menilai kuantitas dan intensitas interaksi interpersonal, level aktivitasnya, kebutuhan untuk didukung, kemampuan untuk berbahagia. Orang yang nilai ekstraversinya tinggi cenderung ramah, penuh kasih sayang, bersemangat dan menghabiskan banyak waktu untuk mempertahankan dan menikmati sejumlah besar hubungan. Sementara orang yang nilai ekstraversinya rendah cenderung tidak peduli, penyendiri, pendiam, serius dan tidak berperasaan. 3 Openness to Experience O Dimensi ini menilai usahanya secara proaktif dan penghargaannya terhadap pengalaman demi kepentingannya sendiri. Orang dengan nilai openness tinggi, ia akan cenderung menjadi imajinatif, kreatif, inovatif, punya rasa penasaran yang tinggi dan bebas. Sementara orang dengan nilai openness rendah terlihat lebih konvensional, relitas, tidak kreatif, dan punya pemikiran yang konservatif.