Gambar 3.8 Path variabel kepribadian conscientiousness
Terlihat dari model fit tersebut bahwa nilai Chi-Square menghasilkan p0,05 tidak signifikan. Dengan demikian model dengan satu faktor dapat
diterima, yang berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu kepribadian conscientiousness.
Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di
drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, melihat koefisien muatan faktor yang positif dan melihat jumlah korelasi kesalahan item yang lebih dari lima 5, seperti terlihat pada
tabel 3.13 berikut:
Tabel 3.13 Analisis faktor item kepribadian conscientiousness
No. Item
Koefisien Standar
Error Nilai
T Signifikan
Muatan Korelasi
Kesalahan Keterangan
3 0.55
0.07 7.68
V +
1 8
0.15 0.08
1.98 V
+ 4
13 0.58
0.07 8.20
V +
18 0.29
0.08 3.82
V +
23 0.11
0.08 1.40
X +
4 28
0.69 0.07
9.95 V
+ 33
0.73 0.07
10.65 V
+ 38
0.24 0.08
3.10 V
+ 2
43 -0.02
0.08 -0.31
X -
3 Keterangan : tanda V = signifikan t1,96 ; X = tidak signifikan; = di-drop
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa terdapat item yang memiliki nilai t1,96 yaitu item nomor 23 dan 43. Selanjutnya dilihat muatan faktor dari item,
pada tabel diatas terdapat item yang muatan faktornya negatif yaitu item nomor 43. Terakhir yang dilihat adalah korelasi kesalahan, diketahui seluruh item tidak
memiliki korelasi kesalahan pengukuran 5. Hal ini menunjukkan bahwa hanya item nomor 23 dan 43 yang di-drop. Artinya item tersebut tidak dapat
diikutsertakan dalam perhitungan skor faktor.
3.6. Metode Analisis Data
Untuk menguji hipotesis penelitian mengenai pengaruh dukungan sosial, loneliness dan trait kepribadian terhadap gejala depresi pada narapidana remaja di
lembaga permasyarakatan, maka peneliti mengolah data yang didapat dengan menggunakan teknik statistik Multiple Regression Analysis.
Analisis regresi berganda digunakan agar dapat menjawab hipotesis nihil yang ada di bab 2. Dalam penelitian ini terdapat 1 dependent variable dan 7
independent variable. Sehingga susunan persamaan garis regresi penelitian adalah:
Jika dituliskan variabelnya maka: Y
: dependent variable yang dalam hal ini adalah gejala depresi a
: intercept konstan b
: koefisien regresi yang distandarisasikan untuk masing-masing X X
1
: independent variable dalam hal ini dukungan sosial X
2
: independent variable dalam hal ini loneliness X
3
: independent variable dalam hal ini Neuroticism X
4
: independent variable dalam hal ini Extraversion X
5
: independent variable dalam hal ini Openess X
6
: independent variable dalam hal ini Agreeableness X
7
: independent variable dalam hal ini Conscientiousness e
: residual Melalui regresi berganda ini dapat diperoleh nilai R, yaitu koefisien
korelasi berganda antara gejala depresi dengan dukungan sosial, loneliness dan trait kepribadian. Besarnya kemungkinan gejala depresi pada narapidana yang
disebabkan oleh faktor-faktor yang telah disebutkan tadi ditunjukkan oleh koefisien determinasi berganda atau R
2
. Fungsi R
2
digunakan untuk melihat proporsi varians dari gejala depresi yang dipengaruhi oleh dukungan sosial,
loneliness dan trait kepribadian. Untuk mendapatkan nilai R
2
, digunakan rumus sebagai berikut:
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ b
5
X
5
+ b
6
X
6
+ b
7
X
7
+ e
=
Uji R
2
diuji untuk membuktikan apakah penambahan varians dari independent variabel satu persatu signifikan atau tidak. Untuk membuktikan
apakah regresi X pada Y signifikan atau tidak, maka dapat diuji dengan menggunakan uji F, untuk membuktikan hal tersebut dengan menggunakan rumus
F sebagai berikut:
= 1
1
Dimana pembilang disini adalah R
2
dengan dfnya dilambangkan k, yaitusejumlah independent variable yang dianalisis, sedangkan penyebutnya 1 –
R
2
dibagi dengan N – k – 1 dimana N adalah jumlah sampel. Dari hasil uji F yang dilakukan nantinya, dapat dilihat apakah independent variable yang diujikan
tersebut memiliki pengaruh terhadap dependent variable. Kemudian untuk menguji apakah pengaruh yang diberikan variabel-
variabel independent signifikan terhadap dependent variabel, maka peneliti melakukan uji t. Uji t yang dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut: =
Dimana b adalah koefisien regresi dan S
b
adalah standar error dari b. Hasil uji t ini akan diperoleh dari hasil regresi yang dilakukan peneliti. Analisis data
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi20.0.
3.7. Prosedur Penelitian
Untuk mendapatkan data yang baik maka dibutuhkan suatu prosedur pengumpulan data yang sudah dirancang sebaik mungkin, dimana prosedur
penelitian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Sebelum turun ke lapangan, peneliti menentukan permasalahan yang akan
diteliti yaitu mengenai gejala depresi, kemudian peneliti menentukan variabel yang akan diteliti. Selanjutnya peneliti membuat landasan teori dalam
penelitian ini. Variabel-variabel tersebut adalah gejala depresi, dukungan sosial, loneliness dan trait kepribadian.
2. Peneliti menentukan sampel penelitian yaitu anak didik Lapas Klas II-B Anak Pria Tangerang, Lapas Klas II-A Anak Wanita dan Lapas Kelas II-B Salemba
dengan menggunakan teknik probability sampling dengan pendekatan simple random sampling.
3. Peneliti menentukan alat ukur yang akan disebarkan kepada responden penelitian yaitu skala
depresi, dukungan sosial, loneliness dan trait kepribadian. Menerjemahkan dan memodifikasi alat ukur baku yang digunakan
dalam penelitian, yaitu alat ukur depresi CDI-II yang disusun oleh Maria Kovacs 2009, alat ukur dukungan sosial MSPSS yang disusun oleh Zimet et
al. 1988, alat ukur loneliness UCLA-LS yang disusun oleh Russell 1996