depresi dengan menggunakan nilai mean pada tabel 4.2 sebelumnya. Norma skor skala gejala depresi digambarkan seperti tertera pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Norma Skor Variabel
Kategorisasi Rumus
Rendah X Mean
Tinggi X Mean
Setelah norma kategorisasi tersebut didapatkan, selanjutnya akan dijelaskan perolehan nilai persentase kategorisasi untuk variabel gejala depresi,
dukungan sosial, loneliness, neuroticsm, extraversion, agreeableness, openness, dan conscientiousness pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel
Kategorisasi Skor Variabel Variabel
Frekuensi Persentase
Rendah Tinggi
Rendah Tinggi
Gejala Depresi 113
107 51.4
48.6 Dukungan Sosial
105 115
47.7 52.3
Loneliness 118
102 53.6
46.4 Neuroticsm
101 119
45.9 54.1
Extraversion 120
100 54.0
46.0 Agreeableness
103 117
46.8 53.2
Openness 115
105 52.3
47.7 Conscientiousness
125 95
56.8 43.2
Berdasarkan tabel 4.4, variabel yang memiliki skor terendah paling banyak adalah variabel kepribadian conscientiousness. Sedangkan variabel yang memiliki
skor tertinggi paling banyak adalah variabel neuroticsm.
4.4. Hasil Uji Hipotesis Nihil
4.4.1 Analisis regresi variabel penelitian
Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi berganda dengan menggunakan software SPSS 20.0. Seperti yang sudah
disebutkan pada bab 3, dalam regresi ada 3 hal yang dilihat, yaitu melihat besaran R square untuk mengetahui berapa persen varians DV yang dijelaskan oleh
IV, kedua apakah secara keseluruhan IV berpengaruh secara signifikan terhadap DV, kemudian terakhir melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari
masing-masing IV. Langkah pertama peneliti melihat besaran R square untuk mengetahui
berapa persen varians DV yang dijelaskan oleh IV. Tabel 4.5
Tabel R-Square
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Change Statistics
R Square Change
F Change
df1 df2
Sig. F Change
1 ,460
a
,211 ,185
6,90602 ,211
8,121 7
212 ,000
Dari tabel 4.5, dapat kita lihat bahwa perolehan R square sebesar 0,211 atau 21,1 artinya proporsi varians dari gejala depresi yang dijelaskan oleh semua IV
adalah sebesar 21,1, sedangkan 78,9 sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.
Langkah kedua peneliti menganalisis dampak dari seluruh IV terhadap gejala depresi. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.6:
Tabel 4.6 Tabel Anova
Model Sum of
Squares df
Mean Square
F Sig.
1 Regression
2711,372 7
387,339 8,121
,000
b
Residual 10110,942
212 47,693
Total 12822,314
219
a. Dependent Variable: GejalaDepresi b. Predictors: Constant, Conscientiousness, Agreeableness, Loneliness, Neuroticsm, Extraversion,
DukunganSosial, Openness
Jika melihat kolom Sig diketahui bahwa sig 0,05, maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari seluruh IV terhadap
gejala depresi ditolak artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari dukungan sosial, loneliness, kepribadian neurotisme, kepribadian extraversion, kepribadian
agreeableness, kepribadian openness, dan kepribadian conscientiousness terhadap gejala depresi.
Langkah terakhir adalah melihat koefisien regresi tiap IV. Jika nilai t 1,96 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti bahwa IV tersebut
memiliki dampak yang signifikan terhadap gejala depresi. Adapun analisisnya ditampilkan pada tabel 4.7
Tabel 4.7 Tabel Koefisien Regresi
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error
Beta
1 Constant
54,983 8,225
6,685 ,000
DukunganSosial -,125
,063 -,149
-1,985 ,048
Loneliness ,250
,060 ,294
4,197 ,000
Neuroticsm ,033
,068 ,034
,481 ,631
Extraversion -,167
,071 -,168
-2,349 ,020
Agreeableness -,199
,075 -,180
-2,639 ,009
Openness -,013
,068 -,015
-,190 ,849
Conscientiousness ,122
,077 ,133
1,583 ,115
a. Dependent Variable: GejalaDepresi