Menjadi Saksi Kebenaran 1 Menyimak kisah tokoh suci

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 101

e. Menjadi Saksi Kebenaran 1 Menyimak kisah tokoh suci

Guru mengajak peserta didik untuk membaca dan mereleksikan cerita berikut ini. Ketika raja Henry VIII dari Inggris memisahkan diri dari Ge-reja Katolik karena Paus tidak dapat menerima pernikahannya dengan Anna Boleyn raja masih terikat dengan pernikahan sakramentalnya dengan ratu, terdapat banyak warga Inggris yang tidak dapat menerima kebijaksanaan raja itu, termasuk perdana menterinya, Thomas Morus. Banyak rohaniwan, biarawan-biarawati, dan awam ditangkap dan dibunuh pada masa itu karena mereka tetap setia kepada Gereja Katolik, walaupun mereka tetap setia pula kepada Henry VIII sebagai raja. Thomas Morus akhirnya juga ditahan dan dimasukkan ke dalam penjara. Banyak anggota keluarga dan teman-teman membujuk Thomas Morus supaya ia menyerah saja kepada raja demi kedudukannya yang tinggi dan keluarganya. Salah seorang putrinya yang sangat dicintainya menulis surat kepada ayahnya supaya sang ayah mengikuti saja kehendak raja karena dengan demikian sang ayah akan dapat kembali ke rumah karena ia sangat mencintai sang ayah. Thomas Morus sangat sedih membaca surat putrinya yang sangat dicintainya itu. Ia mengalami pergumulan batin yang hebat. Akhirnya, ia berhasil menulis surat kepada putrinya itu. Dalam surat itu, Thomas Morus menulis bahwa ia sangat sedih karena putri yang paling disayanginya sampai hati membujuknya untuk menjadi seorang pengkhianat terhadap imannya. Pada hari ia dihukum mati, Thomas Morus masih berbicara bahwa ia masih seorang warga Inggris yang setia kepada rajanya, tetapi juga setia kepada imannya. Ia tidak dendam kepada siapa pun, termasuk raja dan hakim-hakim yang menghukumnya. Sebelum kepalanya dipenggal, ia masih sempat menciumi algojo yang akan memenggal kepalanya. Thomas Morus tetap berkata dan bersaksi tentang kebenaran, walaupun dengan itu ia kehilangan segala-galanya, termasuk nyawanya sendiri. Memang, kadang-kadang sulit untuk mengatakan dan bersaksi tentang kebenaran. Sumber: 2 Membuat releksi dan aksi

a Releksi

1 Setelah membaca, menyimak kisah tersebut, guru mengajak para peserta didik untuk menuliskan sebuah releksi tentang memperjuangkan kebenaran, meski sulit dengan berbagai tantangan dan risiko. 102 Kelas XII SMASMK 2 Peserta didik diminta untuk menulis doa “Mohon Keberanian” untuk selalu berkata yang benar.

b Aksi

Peserta didik diminta untuk membuat niat aksi nyata untuk berani bersaksi atas suatu kebenaran. Misalnya berkata benar kalau hal itu benar dan mengakui salah kalau melakukan kesalahan. Ia pun juga berani mengkritik perkataan atau perbuatan orang lain yang memang dianggap salah baik secara norma umum maupun norma ajaran Gereja. Sebagai orang Katolik, peserta didik juga berani bersaksi sebagai pengikut Yesus dalam hidupnya sehari- hari di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk agama dan kepercayaannya ini.

3. Memperjuangkan Kejujuran