Diskusi kelompok Melaporkan hasil diskusi Penilaian Sikap Spiritual

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 253 Langkah Ketiga: Mendalami usaha-usaha kongkrit untuk Membangun Persaudaraan Sejati antar-Pemeluk Agama dan Kepercayaan lain.

1. Diskusi kelompok

Guru mengajak peserta didik untuk menggali usaha-usaha dialog apa saja dalam rangka membangun dan mengembangkan persaudaraan sejati. Pertanyaan untuk diskusi, misalnya: a. Dialog seperti apa yang dapat mengembangkan persaudaraan sejati antarpemeluk agama dan kepercayaan lain? b. Kerja sama macam apa yang dapat dilaksanakan untuk mengembangkan persaudaraan sejati dalam hidup kita sehari-hari? c. Sikap bagaimana yang perlu kita miliki untuk membangun persaudaraan sejati antarpemeluk agama dan kepercayaan lain?

2. Melaporkan hasil diskusi

Guru mengajak peserta didik untuk melaporkan hasil diskusi kelompoknya masing-masing. Kelompok lain dapat menanggapinya dengan bertanya atau mengkritisinya.

3. Peneguhan

Guru memberikan penjelasan untuk menambah wawasan peserta didik tentang dialog dan kerja sama antarpemeluk agama dan kepercayaan lain dalam rangka membangun persaudaraan sejati. Dewasa ini dialog agama-agama terasa amat kuat pengaruhnya. Pengaruhnya nyata tidak hanya dalam hidup Gereja partikular Asia yang menganut pola masyarakat pluri-religius, melainkan juga telah mewarnai Gereja universal pada umumnya. Sebab gerakan dialog dengan agama-agama lain telah, sedang dan pasti akan dirintis di mana-mana mulai dari tingkat yang paling kecil yaitu keluarga, kampung, dan desa sampai tingkat yang lebih luas nasional dan internasional.

a. Dialog Kehidupan

Dialog kehidupan diperuntukkan bagi semua orang dan sekaligus merupakan level dialog yang paling mendasar. Sebab ciri kehidupan bersama sehari- hari dalam masyarakat majemuk yang paling umum dan mendasar ialah ciri dialogis. Kita sering hidup bersama dengan umat beragama lain dalam suatu lingkungan atau daerah. Dalam hidup bersama itu, kita tentu berusaha untuk bertegur sapa, bergaul, saling mendukung dan saling membantu satu sama lain. Hal itu dilakukan bukan saja demi tuntutan sopan santun dan etika pergaulan, tetapi juga tuntutan iman kita. 254 Kelas XII SMA

b. Dialog Karya

1 Dimaksudkan dengan dialog karya adalah kerjasama yang lebih intens dan mendalam dengan para pengikut agama-agama lain. Sasaran yang hendak diraih jelas dan tegas, yakni pembangunan manusia dan peningkatan martabat manusia. Bentuk dialog semacam ini sekarang kerap berlangsung dalam kerangka kerjasama organisasi-organisasi internasional, di mana orang-orang Kristen dan para pengikut agama- agama lain bersama-sama menghadapi masalah-masalah dunia. 2 Dalam hidup bersama dengan umat beragama lain, kita sering diajak dan didorong untuk bekerja sama demi kepentingan bersama atau kepentingan yang lebih luas dan luhur. Kita bekerja sama dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, kegiatan sosial karitatif, kegiatan rekreatif, dan sebagainya. Dalam kegiatan-kegiatan seperti itu, kita dapat lebih saling mengenal dan menghargai.

c. Dialog Pengalaman Iman

1 Dialog pengalaman iman atau pengalaman keagamaan merupakan dialog tingkat tinggi. Dialog pengalaman iman dimaksudkan untuk saling memperkaya dan memajukan penghayatan nilai-nilai tertinggi dan cita-cita rohani masing-masing pribadi. 2 Dalam hidup beriman, kita dapat saling memperkaya, walaupun berbeda agama. Ada banyak ajaran iman yang sama, ada banyak visi dan misi agama yang sama. Lebih dari itu, semua orang ternyata mempunyai perjuangan yang sama dalam menghayati ajaran imannya, dan dalam hal ini kita dapat saling belajar, saling meneguhkan, dan saling memperkaya. 3 Kita dapat memperoleh banyak hal dari apa yang kita pelajari dari agama Islam, Hindu, Buddha, Khonghucu, Aliran Kepercayaan dan agama asli, yaitu: a Dari agama Islam, kita dapat belajar sikap pasrah, kepercayaan yang teguh pada Allah Yang Maha Esa, ketekunan dalam berdoa secara teratur, dan sikap tegar menolak kemaksiatan. b Dari agama Hindu dan Buddha juga Aliran Kepercayaan, kita dapat belajar, misalnya, tentang penekanan pada hal-hal batin. Agama Hindu dan Buddha demikian juga agama-agama orientalis lainnya sangat menekankan doa batin, meditasi, konteplasi. Yoga dan berbagai seni bermeditasi lainnya sangat disukai dan dipraktekkan di seluruh dunia. c Dari agama Konghucu juga agama Buddha, kita dapat belajar tentang penekanan dan penghayatan umatnya pada hidup moral dan perilaku. Mereka sangat menekankan praktek hidup yang baik. Agama Konghucu dan agama Buddha adalah agama moral. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 255 d Dari Aliran Kepercayaan dan agama asli, kita dapat belajar tentang kedekatan mereka pada alam lingkungan hidup. Agama asli percaya akan keharmonisan seluruh kosmis. Ada mata rantai kehidupan yang melingkupi seluruh alam raya, yang tidak boleh dirusakkan. Maka, umat agama asli selalu membuat upacara sebelum mereka mengolah tanah atau menebang pohon, semacam tindakan minta izin kepada sesama saudara sekehidupan. Dalam gerakan melestarikan ekologi saat ini rupanya kita perlukan menimba inspirasi dari agama asli ini.

d. Sikap-sikap yang perlu kita miliki

1 Bersikap dewasa, kritis, agar agama tidak diperalat demi kepentingan politik dan ekonomi. 2 Menjauhkan diri dari setiap provokasi yang muncul dari fanatisme buta. 3 Berani mencegah terjadinya pencemaran terhadap simbol-simbol agama mana pun.

4. Releksi dan Aksi

Guru mengajak peserta didik untuk menyimak kisah berikut ini. Ningrum Septianda , mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa, bersyukur bila fotonya bersama sahabatnya, Suster Maria Patrice OSF, mampu mengilhami persaudaraan umat beragama di Nusantara. Meskipun demikian, Ningrum mengaku kaget pertemanannya dengan biarawati yang diabadikan oleh Lexy Rambadeta pada 8 Januari 2014 lalu menjadi istimewa. Padahal, pertemanan antarumat beragama merupakan hal yang wajar dan biasa di Yogyakarta. Seperti diberitakan, foto Ningrum dan Suster Maria Patrice OSF yang sedang bergandengan tangan di Jalan Loji Kecil, Yogyakarta, Rabu 812014, menjadi perbincangan hangat di berbagai media sosial. Foto itu diunggah oleh Lexy Rambadeta, pembuat ilm dokumenter, di akun Facebook-nya. Foto itu dinilai menunjukkan keindahan persahabatan antarumat beragama di Indonesia di tengah berbagai berita tentang peristiwa intoleransi yang terjadi. “Alhamdulillah kalau bisa menginspirasi orang, kita juga tidak tahu bakalan jadi seperti ini. Kalau ada yang memandang positif, ya terima kasih. Namun, jika dipandang negatif, ya itu hak setiap orang,” kata Ningrum saat ditemui di asrama suster OSF Jalan Senopati Yogyakarta, Selasa 1412014 malam. Ningrum berpendapat, dalam kemajemukan, Yogyakarta masih mampu mempertahankan toleransi hingga saat ini. Semua suku, ras, dan agama hidup berdampingan dan bersaudara. “Bagi saya, indahnya Yogya salah satunya di situ. Bersatu dalam perbedaan,” katanya. 256 Kelas XII SMA “Jadi ketika foto saya dengan suster beredar dan banyak responsnya, ini jadi pertanyaan, kenapa hal yang biasa di sini jadi begitu istimewa,” ujar dia. Menurut Ningrum, jika setiap manusia hanya melihat perbedaan, masing-masing tidak akan menemukan titik kebersamaan. Sebab, manusia pada dasarnya diciptakan berbeda antar-individu, baik isik maupun sifatnya. Bagi Ningrum, pertemanan dengan biarawati merupakan hal yang biasa karena mahasiswa di kampusnya berasal dari bermacam-macam latar belakang, termasuk agama. Hampir setiap hari di kampus ataupun saat bersantai selalu bertemu dengan teman-teman yang beragam, termasuk biarawati. “Banyak teman biarawati, hanya yang paling dekat ya sama Suster Patrice. Selain satu kampus, juga satu kelompok KKN, jadi komunikasinya lebih intens,” ucap Ningrum. Ia berharap agar persaudaraan antarsesama manusia tetap terus terjalin. Dengan demikian, kenyamanan dan perdamaian terus tercipta di Nusantara, bahkan di dunia. http:renungankatolik.blogspot.com201401inspirasi-suster-dan-wanita-berjilbab.html

a. Releksi

Setelah peserta didik membaca cerita di atas, guru mengajak para peserta didik untuk menuliskan sebuah releksi pribadi tentang membangun persaudaraan sejati dengan umat beragama lain.

b. Aksi

Guru mengajak peserta didik untuk membuat rencana aksi untuk mengembangkan dialog, khususnya dialog kehidupan dengan teman atau umat beragama lain di lingkungan tempat tinggal atau di manapun berada. Guru mengajak peserta didik untuk mengakhiri pelajaran dengan doa. Doa Penutup Allah Bapa di surga, Kami telah mempelajari banyak hal tentang membangun persaudaraan sejati, melalui kerja sama antarumat beragama. Semoga dengan bimbingan- Mu, kami dapat mewujudkan persaudaraan itu dalam hidup kami. Semoga kami dapat menjadi terang dan garam dalam masyarakat, menjadi pelopor persaudaraan sejati di tengah masyarakat bangsa Indonesia yang plural ini. Doa ini kami satukan dengan Yesus, Putra-Mu, Bapa Kami... Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 257 Penilaian A. Kekhasan Agama-Agama Di Indonesia

1. Penilaian Sikap Spiritual

Penilaian ini dilakukan melalui penilalian diri Petunjuk Umum a. Instrumen penilaian berupa Lembar Penilaian Diri b. Instrumen ini diisi oleh peserta didik untuk menilai diri sendiri secara relektif. Petunjuk pengisian a. Lakukan releksi secara pribadi, berdasarkan perilaku dan sikapmu selama ini, nilailah sikapmu dengan memberi tanda √ pada kolom skor 4, 3, 2, atau 1 pada lembar penilaian antarpeserta didik dengan ketentuan sebagai berikut 4 = SELALU apabila melakukan perilaku yang dinyatakan 3 = SERING apabila melakukan perilaku yang dinyatakan 2 = KADANG-KADANG apabila melakukan perilaku yang dinyatakan 1 = TIDAK PERNAH apabila melakukan perilaku yang dinyatakan b. Baris SKOR AKHIR dan KETUNTASAN diisi oleh guru. Lembar Penilaian Antarpeserta didik Nama Peserta didik yang dinilai : ................................... Nomor UrutKelas : ....................................... Semester : ................................... Tahun Pelajaran : ....................................... HariTanggal Pengisian : ....................................... Indikator Sikap : Sikap Pernyataan Skor 1 2 3 4 1. Menunjukkan rasa syukur atas agamanya dengan rajin beribadah di rumah ibadah Gereja 258 Kelas XII SMA 2. Berteman dengan semua teman tanpa membedakan agama dan kepercayaan. 3. Menunjukkan rasa syukur atas kebersamaan dengan mengucapkan selamat kepada teman yang merayakan hari raya agamanya. 4. Menunjukkan rasa syukur atas kebersamaan dengan berkunjung ke rumah teman yang merayakan hari raya keagamaannya Total Skor Nilai Akhir Ketuntasan Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus : Skor yang diperoleh x 4 = skor akhir Skor maksimal

2. Penilaian Pengetahuan