98 Kelas XII SMASMK
membawa bencana. Bencana kemerosotan pribadi, karena lama- kelamaan kita akan dikenal sebagai pembohong. Bencana yang
lain ialah bahwa kita akan kehilangan kepercayaan.
b Bagi orang yang dibohongi • Orang yang dibohongi tentu saja mendapat gambaran yang
salah dan dapat bertindak fatal bagi dirinya dan mungkin saja bagi orang lain.
• Orang yang dibohongi dapat masuk ke dalam komunikasi dan relasi yang semu dengan yang membohonginya dan mungkin
juga dengan orang lain. c. Bagi masyarakat luas
Tindakan penipuan, rekayasa, dan manipulasi dapat merugikan bagi masyarakat luas.
d. Menggali Ajaran Kitab Suci 1 Menelusuri teks Kitab Suci
Guru mengajak peserta didik mengeksplorasimencari teks-teks Kitab Suci yang mengajarkan bahwa kita tidak boleh berbohong atau bersaksi
dusta. Teks-teks Kitab Suci itu antara lain:
Perjanjian Lama: • Kel 23: 1-3. 6-8
• Ul 16:19, Ul 1: 17, Ul 32: 4;
Perjanjian Baru: • Matius 12: 36-37
• Yohanes 8:43 - 47 • Yakobus 3: 1-6
2 Menyimak ajaran Kitab Suci
Guru mengajak peserta didik untuk menyimak teks Kitab Suci.
Keluaran 23: 1-3, 6-8
1
Janganlah engkau menyebarkan kabar bohong; janganlah engkau membantu orang yang bersalah dengan menjadi saksi yang tidak benar.
2
Janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang melakukan kejahatan, dan dalam memberikan ksaksian mengenai sesuatu perkara janganlah
janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang membelokkan hukum.
3
Juga janganlah memihak kepada orang miskin dalam perkaranya.
6
Janganlah engkau memperkosa hak orang miskin di antaramu dalam perkaranya.
7
Haruslah kaujauhkan dirimu dari perkara dusta. Orang yang tidak bersalah dan orang yang benar tidak boleh kaubunuh, sebab
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 99
Aku tidak akan membenarkan orang yang bersalah.
8
Suap janganlah kauterima, sebab suap membuat buta mata orang-orang yang melihat
dan memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar.”
Ulangan 16: 18-19
18
“Hakim-hakim dan petugas-petugas haruslah kauangkat di segala tempat yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu, menurut suku-
sukumu; mereka harus menghakimi bangsa itu dengan pengadilan yang adil.
19
Janganlah memutarbalikkan keadilan, janganlah memandang bulu dan janganlah menerima suap, sebab suap membuat buta mata
orang-orang bijaksana dan memutarbalikkan perkataan orang-orang yang benar.
Matius 5:37
37
Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Yohanes 8:43 - 47
43
Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap irman-Ku.
44
Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh
manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata
atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.
45
Tetapi karena Aku mengatakan kebenaran kepadamu, kamu tidak percaya kepada-Ku.
46
Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? Apabila Aku mengatakan kebenaran,
mengapakah kamu tidak percaya kepada-Ku?
47
Barangsiapa berasal dari Allah, ia mendengarkan irman Allah; itulah sebabnya kamu tidak
mendengarkannya, karena kamu tidak berasal dari Allah.
3 PendalamanDiskusi
a Guru mengajak peserta didik untuk merumuskan pertanyaan- pertanyaan berdasarkan teks Kitab Suci.
b Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mendalami teks Kitab Suci dengan pertanyaan-pertanyaan berikut.
• Apa pesan Keluaran 23: 1-3, 6-8 • Apa pesan teks Ulangan 16: 18-19
• Apa pesan teks Matheus 5:37 • Apa pesan teks Yohanes 8:43 - 47
• Apa makna pesan Kitab Suci itu bagi hidupmu sendiri?
4 Peneguhan
Guru memberikan penjelasan setelah mendengar jawaban-jawaban peserta didik:
100 Kelas XII SMASMK
a Dalam Kitab Suci, ditegaskan bahwa kebenaran tidak hanya berarti tidak berbohong, tetapi juga berarti mengambil bagian dalam
kehidupan Allah. Allah adalah “sumber kebenaran”, karena Allah selalu berbuat sesuai dengan janji-Nya. Maka Allah berirman:
“Jangan bersaksi dusta.” b Pada dasarnya Kitab Suci tidak berkata saksi dusta terhadap
sesamamu, melainkan saksi dusta tentang sesamamu manusia, sebab perintah ini semula menyangkut kesaksian di pengadilan. Dengan
kesaksian palsu, orang dicelakakan, karena ia dihukum secara tidak adil malah dihukum mati dan tata keadilan dijungkirbalikkan.
Sebetulnya, masalahnya bukan “bohong”, melainkan tidak adanya kepastian hukum yang dapat diandalkan.
c Dalam Ul 16:19, ditegaskan “Jangan memutar-balikkan hu- kum; jangan memandang bulu; dan jangan menerima suap.”
Inilah maksud irman kedelapan. Di muka pengadilan orang menyatakan kesetiaannya baik terhadap si terdakwa, sesama
manusia, maupun terhadap masyarakat, umat Allah. Sebab dalam umat Allah, “pengadilan adalah kepunyaan Allah” lih. Ul 1:17,
yakni kepunyaan “Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar” lih. Ul 32: 4.
d Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, dikatakan bahwa Yesus adalah kebenaran. Ia dibenarkan Allah. Dengan kebangkitan-Nya, Allah
menyatakan bahwa Yesus adalah orang benar. Ia adalah pewah- yuan dari Allah sendiri. Orang yang percaya kepada-Nya akan
selamat ikut dibenarkan Allah. Percaya di sini bukan hanya yakin bahwa Yesus itu ada dan hidup, tetapi lebih-lebih berarti mau
mengandalkan hidupnya kepada Yesus serta menjalankan apa yag dikehendaki-Nya. Maka membela kebenaran berarti ikut dalam
karya Allah menyelamatkan manusia. Membela kebenaran berarti juga memperjuangkan kehendak Allah dan meneladan Yesus,
Sang Kebenaran sendiri. Karena iman terhadap Yesus inilah, kita berani menyampaikan pemikiran-pemikiran atau maksud kepada
siapa pun, termasuk kritik kepada yang melanggar, koreksi kepada siapa pun yang melawan cinta kasih Allah. Kita harus selalu
mengatakan yang benar, walaupun mungkin dengan risiko. Yesus pernah mengatakan: “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika
tidak hendaklah kamu katakan tidak Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat Mat 5: 37. Ia iblis adalah pembunuh
manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata
atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta lih. Yoh 8: 44.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 101
e. Menjadi Saksi Kebenaran 1 Menyimak kisah tokoh suci