Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 195
telah mendamaikan semua orang dengan Allah. Sambil mengembalikan kesatuan semua orang dalam satu bangsa dan satu Tubuh, Ia telah
membunuh kebencian dalam Daging-Nya sendiri, dan sesudah di muliakan dalam kebangkitan-Nya Ia telah mencurahkan Roh cinta
kasih ke dalam hati orang-orang.
Oleh karena itu segenap umat kristen dipanggil. Dengan mendesak, supaya “sambil melaksanakan kebenaran dalam cinta kasih” Ef 4:15,
menggabungkan diri dengan mereka yang sungguh cinta damai, untuk memohon dan mewujudkan perdamaian.
Digerakkan oleh semangat itu juga, kami merasa wajib memuji mereka, yang dapat memperjuangkan hak-hak manusia menolak untuk
menggunakan kekerasan, dan menempuh upaya-upaya pembelaan, yang tersedia pula bagi mereka yang tergolong lemah, asal itu dapat
terlaksana tanpa melanggar hak-hak serta kewajiban-kewajiban sesama maupun masyarakat.
Karena manusia itu pendosa, maka selalu terancam, dan hingga kedatangan Kristus tetap akan terancam bahaya perang. Tetapi sejauh
orang-orang terhimpun oleh cinta kasih mengalahkan dosa, juga tindakan-tindakan kekerasan akan diatasi, hingga terpenuhilah Sabda:
“Mereka akan menempa pedang-pedang mereka menjadi mata bajak, dan tombak-tombak mereka menjadi pisau pemangkas. Bangsa tidak
akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang” Yes 2:4. GS.78
b. PendalamanDiskusi
1 Guru mengajak peserta didik untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan dokumen yang sudah dibacanya.
2 Guru mengajak peserta didik untuk berdiskusi membahas pertanyaan- pertanyaan, misalnya:
a Apa pesan dari Ajaran Gereja Katolik yang termuat dalam Gaudium et Spes artikel 1 dan artikel 78?
b Apa upaya kita untuk mewujudkan perdamaian dan persatuan sesuai ajaran Gereja?
c Apa penilaianmu terhadap peran Gereja Katolik di Indonesia dalam rangka menciptakan perdamaian dan kesatuan bangsa?
c. Peneguhan
Guru memberikan penjelasan setelah para peserta didik memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam diskusi:
1 Gaudium et spes art.1 menyatakan: ”Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan manusia dewasa ini, terutama yang miskin dan
terlantar, adalah kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan
196 Kelas XII SMA
murid-murid Kristus pula.” Artinya bahwa Gereja tampil di dunia dan masyarakat sebagai tanda dan sarana keselamatan. Gereja hadir sebagai
sakramen keselamatan bagi dunia dan masyarakatnya.
2 Kita perlu memberikan pertanggungjawaban iman Katolik di tengah- tengah kehidupan yang konkret. Pertanggungjawaban iman itu di mana
saja kita berada, entah di sekolah sebagai pelajar, di masyarakat sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain, pertanggungjawaban iman
dalam konteks kehidupan yang nyata dengan segala persoalan yang ada. Misalnya kita ikut ambil bagian secara aktif dalam membangun
kehidupan yang damai sejahtera serta bersatu sebagai anak-anak Allah dalam memperjuangkan nilai-nilai kehidupan yang diangerahkan Allah
semua manusia serta alam lingkungan.
3 Dasar pertanggungjawabannya adalah iman akan Yesus Kristus yang telah menyelamatkan semua orang, tanpa pandang bulu agama, suku,
rasa, ideologi, kebudayaan dan latar belakang apa pun. St. Paulus berkata, ”kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia
sudah nyata” Titus 2:11. Allah menyelamatkan semua orang dan semua manusia, maka Gereja Katolik harus sungguh menjadi sakramen
keselamatan dengan perkataan dan perbuatan, melalui pergulatan dan usaha pembebasan manusia, pembebasan sepenuhnya dan seutuhnya
bagi semua orang, terutama mereka yang miskin dan terlantar.
4 ”Damai di dunia ini, yang lahir dari cinta kasih terhadap sesama, merupakan cermin dan buah damai Kristus, yang berasal dari Allah
Bapa” GS 78. Dasarnya adalah peristiwa salib. Yesus Kristus, Putera Allah, telah mendampaikan semua orang dengan Allah melalui salib-
Nya. Karenanya, semangat perdamaian dalam ajaran Gereja Katolik tidak pernah bisa dilepaskan dari peristiwa salib Kristus. Umat Kristiani
dipanggil dan diutus untuk memohon dan mewujudkan perdamaian di dunia.
3. Upaya Gereja Katolik untuk Membangun Perdamaian dan Persatuan Bangsa Indonesia.