Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 187
Kegiatan Pembelajaran
Doa Pembuka
Allah Bapa di Surga, Kami bersyukur atas berkat-Mu bagi negeri kami yang kaya akan suku,
agama dan budaya. Semoga bangsa yang penuh keanekaragaman ini hidup bersatu padu, saling menghargai satu dengan yang lain sehingga
terciptalah perdamaian sejati di antara kami. Semoga melalui irman-Mu yang kami dengar pada kegiatan pembelajaran ini, kami dapat menjadi
pembawa damai bagi bangsa dan negara yang kami cintai ini. Doa ini kami satukan dengan doa yang diajarkan Yesus Kristus Putra-Mu. Bapa kami....
Langkah Pertama: Menggali pemahaman tentang perdamaian dan persatuan dalam hidup masyarakat
1. Mengamati kasus
Guru mengajak peserta didik untuk menyimak cerita kehidupan masyarakat berikut ini.
Pertikaian antarsuku di Mimika sudah berjalan sejak 29 Januari 2014. 10 nyawa melayang akibat perang yang bermula dari saling klaim hak tanah ulayat di
wilayah tersebut. Dorty dan puluhan pasukannya bersiaga di dekat parit selebar satu meter yang merupakan jalan pemisah antardua kampung yang bertikai.
Mereka mendirikan tenda di sana agar gerak-gerik kedua warga terlihat. “Malam hari kami harus siaga, kalau mengantuk sedikit bisa-bisa hujan panah,” kata pria
asal Flores NTT, saat berbincang dengan detikcom, di Mimika, Rabu 342014.
Pakaian lengkap seperti body protector, tameng seberat 15 kg, serta senapan harus terus disiagakan. Hal ini untuk menghindari hujan panah dari kedua kubu
yang bisa saja mengenai mereka. Belum lagi akhir-akhir ini polisi yang melerai pertikaian menjadi sasaran massa. “Terhitung sudah tiga kali kami diserang,
entah apa alasannya. Seminggu lalu teman kami tertancap panah di pundaknya,” ujar Doroty.
Menurutnya, menangani konlik di Papua memang berbeda dengan penanganan di wilayah Indonesia lainnya. Ada pwelakuan khusus. Bila di tempat lain
penanganan bentrok dilakukan melalui tahapan-tahapan yang ada; imbauan, negosiasi, dan represif, maka di Mimika mau tidak mau mereka harus tetap siaga
meski baru turun dari truk pembawa pasukan.
Sumber: http:news.detik.comread20140403090949
188 Kelas XII SMA
2. PendalamanDiskusi
a. Guru mengajak peserta didik untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan cerita yang telah dibaca atau didengarnya.
b. Guru mengajak peserta didik untuk berdiskusi membahas pertanyaan- pertanyaan berikut:
1 Mengapa terjadi konlik antarmasyarakat?
2 Apa akibat dari konlik itu?
3 Bagaimana mengatasi sebuah konlik?
4 Konlik-konlik apa saja dalam masyarakat yang membahayakan
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia? 5
Apa yang dapat Anda lakukan bila terjadi konlik di sekitar Anda?
3. Peneguhan
a. Guru mengajak peserta didik untuk mencaritahu informasi tentang sumber- sumber terjadinya konlik di masyarakat yang mengancam persatuan dan
kesatuan sebagai warga masyarakat dan negara. b. Guru memberikan penjelasan sebagai berikut:
1 Kasus perang antar-suku di Papua, hanyalah salah satu contoh kasus konlik antarmasyarakat, antaretnis, antaragama, di Indonesia. Hal
itu tidak perlu terjadi apabila masyarakat menjunjung nilai-nilai persaudaraan, sesuai yang diajarkan oleh setiap agama dan budaya di
Indonesia.
2 Kemajemukan atau keanekaragaman sukuetnis, agama, budaya, dll masyarakat Indonesia, dapat menimbulkan kerawanan akan konlik.
Masalah yang sepele yang terjadi antardua orang yang kebetulan berbeda agama dapat memicu konlik antarsuku atau antaragama. Tetapi
dalam bangsa majemuk seperti Indonesia, sebenarnya juga terdapat potensi yang luar biasa. Ketika kebudayaan dari berbagai suku dikelola
dengan baik akan menghasilkan khasanah budaya bangsa yang luar biasa. Ketika semua umat beragama dapat hidup berdampingan dengan
semangat toleransi yang tinggi, tentu akan menghasilkan kehidupan yang indah, saling memberdayakan dan saling menghormati dalam
kehidupan yang demokratis.
3 Kata kunci dalam mengelola konlik conlict management adalah
bagaimana kita hidup berdampingan dalam keanekaragaman tetapi tetap memiliki semangat persatuan; dalam kerangka NKRI. Selama kita
memiliki semangat Bhinneka Tunggal Ika, dalam menghadapi konlik akan tetap mengedepankan persatuan dan kesatuan, musyawarah –
mufakat dalam bentuk komunikasi dialogis serta menjauhkan diri dari fanatisme sempit dan kekerasan. Konlik itu sendiri akan tetap muncul
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 189
setiap saat, tetapi kita perlu memiliki konsensus untuk menyelesaikan dalam koridor persatuan bangsa. Untuk itu Pancasila yang telah
disepakati sebagai dasar negara dan way of life harus kita jadikan alat pemersatu bangsa. Mengenai hal ini M. Dawam Rahardjo 2010
menyatakan bahwa konsep NKRI hanya dapat dipertahankan kalau kita tetap berpegang teguh pada semangat Bhinneka Tunggal Ika, sehingga
kemajemukan masyarakat Indonesia bukan merupakan ancaman, melainkan justru merupakan kekuatan dan ssumber dinamika.
4 Konlik horisontal adalah konlik antarkelompok masyarakat yang
disebabkan oleh berbagai faktor seperti ideologi politik, ekonomi dan faktor primordial. Konlik vertikal maksudnya adalah konlik antara
pemerintahpenguasa dengan warga masyarakat. 5
Beberapa contoh konlik horisontal yang pernah terjadi di Indonesia misalnya: Konlik antarkampungdesawilayah karena isu etnis; isu
aliran kepercayaan; isu ekonomi seperti rebutan lahan ekonomi pertanian, perikanan, pertambangan; isu solidaritas suporter olah
raga, kebanggaan group; isu ideologi dan isu sosial lainnya tawuran antar anak sekolah, antar kelompok geng.
6 Contoh peristiwa konlik vertikal misalnya: konlik ideologi untuk
memisahkan diri dari wilayah RI, konlik yang dipicu oleh perlakuan tidak adil dari pemerintah berkaitan dengan pembagian hasil pengolahan
sumber daya alam, kebijakan ekonomi yang dinilai merugikan kelompok tertentu, dampak pemekaran wilayah, dampak kebijakan yang dinilai
diskriminatif.
7 Konlik massal tidak akan terjadi secara serta merta, melainkan selalu
diawali dengan adanya potensi yang mengendap di dalam masyarakat, yang kemudian dapat berkembang memanas menjadi ketegangan dan
akhirnya memuncak pecah menjadi konlik isik akibat adanya faktor pemicu konlik. Oleh karenanya dalam rangka penanggulangan konlik,
yang perlu diwaspadai bukan hanya faktor-faktor yang dapat memicu konlik, namun juga yang tidak kalah pentingnya adalah faktor-faktor
yang dapat menjadi potensi atau sumber-sumber timbulnya konlik.
Langkah Kedua: Menggali Ajaran Kitab Suci dan Ajaran Gereja tentang perdamian dan persatuan.
1. Menggali ajaran Kitb Suci