Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 239
simbolik memperkaya peta dunia tentang keberagaman agama di Indonesia, yang tentunya mengangkat citra kota Surabaya di mancanegara. “Dari
cerita yang saya dengar, kedua tempat ibadah ini, konsep bangunannya juga dikerjakan oleh tim dari Institut Teknologi 10 November Surabaya ITS,”
pungkas Ragil.
http:www.merdeka.comperistiwamas-amp-paroki-sakramen-wujud-lakum-diinukum-waliyadiin. html. Diakses pada tanggal 7 Oktober 2014
b. Diskusi
1 Guru memancing peserta didik untuk bertanya setelah membaca artikel tersebut.
2 Guru mengajak peserta didik untuk berdiskusi tentang toleransi berdasarkan artikel tersebut dengan membahas beberapa pertanyaan.
Misalnya: a Apa isi atau pesan berita koran itu?
b Apa kesanmu tentang berita itu? c Apakah di tempat-tempat lain di Indonesia terdapat bangunan
rumah-rumah ibadat yang berdiri berdampingan, dan apa tujuannya?
d Mengapa di beberapa tempat di Indonesia masih terjadi kasus- kasus intoleransi umat beragama?
e Apa ajaran Gereja tentang dialog antarumat beragama?
c. Peneguhan
Guru memberikan penjelasan sebagai penguatan atas jawaban peserta didik dari diskusi kelas yang telah dilaksanakan.
Langkah Kedua: Mendalami Ajaran Gereja tentang Dialog antar-Umat Beragama
1. Ajaran Gereja Katolik tentang Dialog Antarumat Beragama
Guru mengajak peserta didik untuk menyimak ajaran Gereja berikut ini. “Gereja Katolik tidak menolak apapun yang benar dan suci di dalam agama-
agama ini. Dengan sikap hormat yang tulus Gereja merenungkan cara-cara bertindak dan hidup, kaidah-kaidah serta ajaran-ajaran, yang memang dalam
banyak hal berbeda dari apa yang diyakini dan diajarkannya sendiri, tetapi tidak jarang toh memantulkan sinar Kebenaran, yang menerangi semua orang. Namun
Gereja tiada hentinya mewartakan dan wajib mewartakan Kristus, yakni “jalan, kebenaran dan hidup” Yoh 14:6; dalam Dia manusia menemukan kepenuhan
hidup keagamaan, dalam Dia pula Allah mendamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya. Maka Gereja mendorong para puteranya, supaya dengan bijaksana
dan penuh kasih, melalui dialog dan kerja sama dengan para penganut agama-
240 Kelas XII SMA
agama lain, sambil memberi kesaksian tentang iman serta perihidup kristiani, mengakui, memelihara dan mengembangkan harta-kekayaan rohani dan moral
serta nilai-nilai sosio-budaya, yang terdapat pada mereka.” NA.2
2. PendalamanDiskusi
Guru mengajak peserta didik untuk berdiskusi dalam kelompok dengan panduan pertanyaan-pertanyaan, misalnya:
a. Apa isi ajaran Gereja tentang dialog antarumat beragama? b. Apa bentuk-bentuk dialog yang perlu dikembangkan dalam hidup bersama
dengan agama-agama dan kepercayaan lain di Indonesia? c. Sikap apa yang perlu dimiliki dalam membangun dialog?
3. Melaporkan hasil diskusi
Guru mengajak peserta didik untuk melaporkan hasil diskusi kelompok masing- masing, dan kelompok lain diminta untuk menanggapi atau bertanya untuk
memperdalam hasil diskusi kelompok.
4. Penjelasan
Guru memberikan penjelasan, setelah mendengarkan hasil diskusi kelompok, seperti berikut ini.
a. Sikap Gereja
“Gereja Katolik tidak menolak apapun yang benar dan suci di dalam agama- agama ini. Dengan sikap hormat yang tulus Gereja merenungkan cara-cara
bertindak dan hidup, kaidah-kaidah serta ajaran-ajaran, yang memang dalam banyak hal berbeda dari apa yang diyakini dan diajarkannya sendiri, tetapi
tidak jarang memantulkan sinar Kebenaran, yang menerangi semua orang”.
b. Bentuk-Bentuk Dalog Dialog Kehidupan
Kita sering hidup bersama dengan umat beragama lain dalam suatu lingkungan atau daerah. Dalam hidup bersama itu, kita tentu berusaha untuk
bertegur sapa, bergaul, dan saling mendukung serta saling membantu satu sama lain. Hal itu dilakukan bukan saja demi tuntutan sopan santun dan
etika pergaulan, tetapi juga tuntutan iman kita. Dengan demikian terjadilah dialog kehidupan.
Dialog Karya
Dalam hidup bersama dengan umat beragama lain, kita sering diajak dan didorong untuk bekerja sama demi kepentingan bersama atau
kepentingan yang lebih luas dan luhur. Kita bekerja sama dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, kegiatan sosial karitatif, kegiatan rekreatif, dsb.
Dalam kegiatan-kegiatan seperti itu, kita dapat lebih saling mengenal dan menghargai.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 241
Dialog Iman
Dalam hal hidup beriman, kita dapat saling memperkaya, walaupun kita berbeda agama. Ada banyak ajaran iman yang sama, ada banyak visi
dan misi agama kita yang sama. Lebih dari itu semua, kita mempunyai perjuangan yang sama dalam menghayati ajaran iman kita. Dalam hal ini,
kita dapat saling belajar, saling meneguhkan, dan saling memperkaya. Dari pihak kita, umat Katolik, dapat memberikan kesaksian iman kita tentang
bagaimana kita menghayati nilai-nilai Injili seperti: cinta kasih, solidaritas, pengampunan, pemaafan, kebenaran, kejujuran, keadilan, perdamaian, dsb.
Langkah Ketiga: Menghayati dialog antarumat beragama dalam hidup sehari-hari.
1. Releksi
Guru mengajak peserta didik untuk menuliskan sebuah releksi tentang pentingnya melakukan dialog antarumat beragama dan kepercayaan lain dalam
hidup sehari-hari, agar terciptanya damai dan sejahtera.
2. Aksi
Guru mengajak peserta didik untuk membuat rencana aksi nyata dalam membangun dialog kehidupan dan dialog karya dalam hidup sehari-hari. Aksi
ini dapat dilakukan secara pribadi atau secara bersama-sama, tergantung jenis aksi yang akan dilakukannya.
Guru mengajak peserta didik untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan doa untuk kerukunan antarumat beragama.
Doa Penutup
Ya Allah, pencipta alam semesta, hanya kepada-Mulah segala ciptaan bersembah sujud dan berbakti. Engkau mengenal setiap hati, dan melalui
berbagai cara Engkau mewahyukan diri kepada mereka. Kami bersyukur kepada-Mu atas begitu banyak orang yang dengan tulus mencari
keselamatan.
Kami bersyukur pula atas agama-agama yang dapat menuntun para penganutnya sampai kepada-Mu, sebab hanya Engkaulah satu-satunya
sumber keselamatan. Engkaulah tujuan hidup manusia. Kami bersyukur atas begitu banyak tokoh agama yang menjadi panutan dalam berbakti
kepada-Mu dan dalam mengasihi sesama manusia.
242 Kelas XII SMA
Kami mohon, ya Bapa, semoga Engkau berkenan mengembangkan semangat kerukunan antar umat beragama. Jauhkanlah dari kami sikap
merendahkan penganut agama lain. Semoga semua orang sungguh menghayati dan mengamalkan ajaran imannya, dan hidup dengan
bertakwa. Bantulah para pemuka agama agar tekun meneladani dan mengajak umatnya untuk menghormati, mengasihi, menghargai penganut
agama lain, dan saling mengakui adanya perbedaan antar agama.
Kami mendoakan pula orang-orang yang tidak masuk dalam agama manapun, tetapi sungguh percaya akan Dikau, Allah yang esa. Hanya
Engkau sendirilah yang mengenal iman mereka. Terangilah mereka ini, dan bimbinglah agar sampai pada jalan keselamatan. Ini semua kami mohon
kepada-Mu dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus. Amin.
C. Membangun Persaudaraan Sejati Melalui Kerja Sama Antarumat
Beragama dan Kepercayaan Lain
Kompetensi Dasar
3.4 Memahami makna berdialog serta bekerja sama dengan umat beragama lain. 4.4 Berdialog serta bekerja sama dengan umat beragama lain
Indikator
• Menjelaskan bentuk-bentuk kerja sama yang sudah terjalin antara umat Katolik dan umat beragama lain di Indonesia berdasarkan pengalaman keuskupan
Ambonina. • Menjelaskan hambatan-hambatan kerja sama dan dialog dalam membangun
persaudaraan sejati dengan umat beragama lain • Menjelaskan tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan yang dapat membangun
persaudaraan sejati antarumat beragama berdasarkan Kitab suci Lukas 10:25- 37 dan Ajaran Gereja NA.1 -2
Bahan Kajian
1. Sebab dan akibat terjadinya pertikaian yang bernuansa agama. 2. Bentuk-bentuk kerja sama antara umat Katolik dan umat beragama lain.