Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 105
apa pun taruhannya. Tujuan kekuasaan dapat menghalalkan segala cara. Sementara bagi rakyat kecil ketidakjujuran
terpaksa dilakukan demi rasa aman.
2. Alasan ketidakjujuran di bidang ekonomi adalah keserakahan pada materi, harta, khususnya pada uang. Uang menjadi dewa
baru bagi manusia zaman ini, yang sudah hanyut dalam budaya konsumerisme dan hedonisme. Uang dapat membeli apa saja,
termasuk kejujuran.
3. Sementara bagi rakyat kecil ketidakjujuran terpaksa dibuat demi untuk mempertahankan hidup.
4. Alasan ketidakjujuran di bidang budaya mungkin adalah demi harmonisasi palsu. Orang bersopan santun hanyalah formalitas
dan munaik demi harmonitas palsu itu.
d Akibat dari Ketidakjujuran
1 Untuk para pelaku • Walaupun ia hidup berkelimpahan dan senang, tetapi belum
tentu bahagia. • Hati nurani tidak berfungsi mati jika ketidakjujuran
dilakukan berulang-ulang. • Kemerosotan moral dan kepribadiannya.
• Mungkin saja suatu saat ketidakjujuran akan terbongkar dan ia serta keluarganya akan menderita.
2 Untuk masyarakat luas Ketidakjujuran merupakan salah satu akar dari berbagai
krisis multi dimensi seperti yang dialami negeri kita. Karena ketidakjujuran dan ketidakadilan, kita mengalami krisis di
bidang politikhukum, ekonomi, lingkungan hidup, budaya, dsb.
b. Mendalami Kitab Suci 1 Menyimak cerita Kitab Suci
Guru mengajak para peserta didik untuk menyimak Kitab Suci berikut ini:
Matius 23:13 - 16
13
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munaik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan
Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.
14
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munaik,
sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan
106 Kelas XII SMASMK
menerima hukuman yang lebih berat.
15
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munaik, sebab
kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat,
kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.
16
Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi
bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.
Matius 5:33 - 37
33
Kamu telah mendengar pula yang diirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di
depan Tuhan.
34
Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah,
35
maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar;
36
janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa
memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun.
37
Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan:
tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
2 PendalamanDiskusi
Guru mengajak para peserta didik untuk mendalami isipesan dari kutipan Kitab Suci dengan pertanyaan:
a Apa isi pesan Kitab Suci Mat 23:13-16? b Apa isi pesan Kitab Suci Mat.5:33-37?
c Bentuk ketidakjujuran seperti apa saja yang ditentang oleh Yesus? d Mengapa Yesus begitu keras terhadap orang-orang yang tidak jujur
dan yang munaik?
3 Peneguhan
Guru memberikan penjelasan sebagai berikut: Secara khusus Yesus menasihatkan kepada kita supaya kita tidak
bersumpah palsu: “Kamu telah mendengar pula yang diirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan
peganglah sumpahmu di depan Tuhan. Tetapi Aku berkata kepadamu, janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah
takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kakinya,
ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar. Janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau
tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. Jika ‘ya’, hendaklah kamu katakan ‘ya’, jika ‘tidak’, hendaklah kamu
katakan ‘tidak’. Apa yang lebih dari itu berasal dari si jahat lih. Mat 5: 33-37.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 107
c. Menghayati Kejujuran dalam hidup sehari-hari