Menggali ajaran Kitab Suci tentang perdamaian

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 111 • Kehancuran secara jasmani dan isik: Perang dapat menyebabkan banyak orang mati, sekian banyak sarana dan prasarana hancur, sekian ekologi punah, dsb. • Kehancuran secara rohani: Dalam perang dapat terjadi kejahatan terhadap kemanusiaan. Perang menyisakan trauma dan luka perkosaan terhadap martabat dan peradaban manusia. Perang dapat saja membawa akibat yang baik tetapi tidak sebanding dengan kehancuran yang diakibatkannya, apalagi di zaman modern ini. d Kerinduan Manusia pada Perdamaian • Perdamaian sangat penting bagi kelangsungan dan perkembangan hidup manusia. Manusia ingin mencari suatu ketenangan hidup yang memungkinkan setiap orang dapat mengembangkan dirinya dengan lebih manusiawi di dalam persaudaraan. Tidak mungkinkah manusia mewujudkan perdamaian yang pada dasarnya telah diletakkan Allah dalam hati setiap orang? • Mewujudkan perdamaian memerlukan kesadaran, pengakuan, dan penghormatan terhadap martabat dan hak asasi manusia. Perampasan terhadap hak asasi orang lain membawa bencana yang besar. Karena itu, menghormati martabat dan hak asasi orang lain merupakan dasar untuk mewujudkan suatu perdamaian sejati. Perdamaian tidak mungkin tercipta selama seseorang merendahkan orang lain dan saling menuding kesalahan kepada orang lain.

b. Menggali ajaran Kitab Suci tentang perdamaian

1 Menelusuri Ajaran Kitab Suci tentang Perdamaian a Guru mengajak peserta didik untuk menemukan ayat-ayat Kitab Suci tentang pentingnya membangun perdamaian antaranak manusia. Teks Kitab Suci Perjanjian Lama misalnya: Ayub 3, Hakim 6:12; Mzm 36; Mzm 37: 11-37, Mzm 129: 7-8, 1Samuel 25: 6; 2Sam 7: 1; Yes 2: 4 b Guru mengajak peserta didik untuk menyimak pesan Kitab Suci berikut ini. Ulangan 2:26-29 26 “Kemudian aku menyuruh utusan dari padang gurun Kedemot kepada Sihon, raja Hesybon, menyampaikan pesan perdamaian, bunyinya: 27 Izinkanlah aku berjalan melalui negerimu. Aku akan tetap berjalan mengikuti jalan raya, dengan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri. 28 Juallah makanan kepadaku dengan bayaran uang, supaya aku dapat makan, dan berikanlah air kepadaku ganti 112 Kelas XII SMASMK uang, supaya aku dapat minum; hanya izinkanlah aku lewat dengan berjalan kaki 29 seperti yang diperbuat kepadaku oleh bani Esau yang diam di Seir dan oleh orang Moab yang diam di Ar -- sampai aku menyeberangi sungai Yordan pergi ke negeri yang diberikan kepada kami oleh TUHAN, Allah kami. Yoh. 14: 27 27 Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. Yoh 16: 33 33 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” Luk 1: 78-79 78 oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan melawat kita, Surya pagi dari tempat yang tinggi, 79 untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera. Mat 5: 39 39 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.

2 PendalamanDiskusi

a Guru mengajak peserta didik untuk merumuskan pertanyaan- pertanyaan berdasarkan teks-teks Kitab Suci tersebut di atas. b Guru mengajak peserta didik untuk berdialog, dengan pertanyaan- pertanyaan berikut: • Apa pesan Kitab Ulangan 2:26-29 tentang perdamaian? • Apa ajaran Yesus tentang perdamaian Yoh. 14: 27; Yoh 16: 33; Luk 1: 78-79 dan Mat 5:39? • Apa yang dapat kita lakukan untuk menciptakan perdamaian dan persaudaraan dalam hidup sehari-hari?

3 Peneguhan

Guru memberikan masukan setelah mendapat jawaban dari peserta didik. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 113 a Yesus berkata: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan dunia kepadamu” Yoh. 14: 27. Damai macam apakah yang ditinggalkan oleh Yesus bagi kita? b Orang pada zaman Yesus mengharapkan damai secara politis, yakni diusirnya penjajah dari negeri mereka, sehingga tidak ada perang dan penindasan lagi. Yesus menegaskan: “Aku bukan pembawa damai seperti yang kalian pikirkan. Aku memang pembawa damai, sebab inilah salah satu ciri khas mesias sejati” bdk. Luk 1: 79. Namun, damai itu bukan semacam ketenangan murahan, damai politis, seperti yang biasanya dibayangkan orang. Yesus mengajarkan perdamaian yang jauh lebih mendalam. c Damai yang diajarkan oleh Yesus membersihkan dunia ini dari segala macam kejahatan dan kedurhakaan. Damai itu benar-benar damai bagi mereka yang sejiwa dengan Yesus. Damai adalah suatu pencapaian kebenaran dan hasil perjuangan serta pergulatan batin. Ini bukan damai lahiriah yang tergantung pada manusia lain, tetapi damai batiniah yang sepenuhnya berakar dalam kebenaran, yaitu di dalam diri Yesus. d Damai itu bukan hanya tidak ada perang atau kekacauan. Lebih dari itu, damai berarti suatu rasa ketenangan hati karena orang memiliki hubungan yang bersih dengan Tuhan, sesama, dan dunia. Damai sejahtera yang menampakkan Kerajaan Allah. e Damai tidak hanya ditempatkan dalam pengertian politik atau lahiriah saja. Yesus sendiri memperingatkan kita bahwa damai- Nya tidak meniadakan derita yang dijumpai para murid-Nya di dalam dunia. Dengan kata lain, damai harus diuji dengan derita. Dunia ini penuh dengan derita, tetapi Yesus penuh dengan damai. Damai yang dimiliki oleh para murid-Nya sebenarnya berasal dalam Kristus. “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku”Yoh 16: 33. f Damai Tuhan inilah yang seharusnya berada dan tinggal dalam tiap hati orang. Damai yang demikian kuatnya sehingga setiap kejahatan dibalas dengan kebaikan. “Kalau orang menampar pipi kirimu, berikanlah pula pipi kananmu” lih. Mat 5: 39. Yesus menolak setiap kekerasan dalam perwartaan-Nya.

c. Menggali ajaran Gereja tentang perdamaian