76
inkuiri yang diterapkan guru pada kelompok eksperimen dapat membantu siswa untuk belajar menemukan dan mengalami sendiri, sehingga siswa diharapkan
mampu belajar untuk lebih aktif, kritis, dan kreatif. Siswa pada kelompok eksperimen memiliki lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan
kemampuan mengevaluasi dibandingkan kelompok kontrol selama pembelajaran berlangsung.
Siswa pada kelompok eksperimen memiliki lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan kemampuan mengevaluasi dibandingkan kelompok kontrol
selama pembelajaran berlangsung. Siswa kelompok eksperimen lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri. Siswa pada kelompok
eksperimen membuat rumusan masalah, merumuskan hipotesis, merancang langkah percobaan, dan melaksanakan percobaan. Siswa selanjutnya merumuskan
kesimpulan kemudian secara berkelompok siswa mempresentasikan hasil kerja mereka. Siswa mengembangkan kemampuan mengevaluasi berdasarkan
pengalaman yang diperoleh selama proses pembelajaran. Hasil observasi pembelajaran di kelompok eksperimen menunjukkan bahwa siswa memiliki
kesempatan untuk mengevaluasi ketika mereka menentukan hipotesis atas rumusan masalah dan rancangan percobaan.
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa dari kedua kelompok lebih bisa mengembangkan kemampuan mengevaluasi dilihat dari metode efektif yang
mereka pilih dalam menyimpan buah-buahan pada soal nomor 5. Metode yang diterapkan pada masing-masing kelompok memberikan pengaruh terhadap
kemampuan mengevaluasi siswa, tetapi metode inkuiri yang diterapkan pada kelompok eksperimen memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan
metode ceramah yang diterapkan pada kelompok kontrol.
4.2.2 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mencipta
Hipotesis penelitian II adalah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mencipta pada pelajaran IPA siswa kelas V SD Sokowaten
Baru Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 20152016. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian-penelitian terdahulu yang relevan yaitu menerapakan
metode inkuiri pada pembelajaran IPA. Penelitian yang relevan dilakukan beberapa
77
peneliti di antaranya, 1 Ambarsari, Santosa, Maridi 2013 meneliti pengaruh penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses Sains
pada pelajaran Biologi, 2 Anggraeni, Ristiati, Widiyanti 2013 yang meneliti pengaruh implementasi strategi pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan berpikir
kritis dan pemahaman konsep IPA, 3 Santiningyas, Prasetyo, Priyono 2012 yang meneliti pengaruh outdoor learning berbasis inkuiri terhadap hasil belajar
materi ekosistem. Penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu yang relevan memiliki
perbedaan yaitu materi dan variabel dependen. Hasil dari penelitian ini adalah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mencipta pada mata
pelajaran IPA siswa kelas V SD Sokowaten Baru Yogyakarta tahun ajaran 20152016. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian terdahulu yang dilakukan,
1 Ambarsari, Santosa, Maridi 2013 Penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap keterampilan proses Sains pada pelajaran
Biologi, 2 Anggraeni, Ristiati, Widiyanti 2013 Implementasi strategi pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis dan
pemahaman konsep IPA, 3 Santiningyas, Prasetyo, Priyono 2012 Outdoor learning berbasis inkuiri berpengaruh terhadap hasil belajar materi ekosistem.
Hasil analisis statistik dalam penelitian ini menunjukkan bahwa harga Sig. 2-tailed sebesar 0,008 p 0,05 sehingga terdapat perbedaan yang signifikan
antara rerata selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan eksperimen. Kesimpulan berdasarkan analisis data adalah penerapan metode inkuiri
berpengaruh terhadap kemampuan mencipta. Metode inkuiri memberikan pengaruh 13 terhadap kemampuan
mengevaluasi dengan harga r = 0,36. Hasil uji besar pengaruh perlakuan adalah sebagai berikut. 1 Pembelajaran dengan metode ceramah pada kelompok kontrol
memberikan pengaruh besar terhadap kemampuan mencipta yaitu 28 dengan harga r = 0,53. 2 Pembelajaran dengan metode inkuiri pada kelompok eksperimen
memberikan pengaruh besar terhadap kemampuan mencipta yaitu 63 dengan harga r = 0,80. Metode ceramah memberikan pengaruh sebesar 28 terhadap
kemampuan mencipta sedangkan 72 merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. Metode inkuiri memberikan pengaruh terhadap
78
kemampuan mengevaluasi sebesar 63 sedangkan 37 merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. Variabel lain di luar variabel yang diteliti
tersebut dapat berasal dari faktor-faktor dalam diri siswa dan lingkungan. Faktor- faktor dalam diri siswa, misalnya minat, motivasi, kesehatan, dan konsentrasi.
Faktor-faktor dari lingkungan, misalnya latar belakang keluarga siswa dan kondisi kelas.
Gambar 4.4 menunjukkan perbandingan rerata selisih skor pretest dan posttest I kemampuan mencipta pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Gambar tersebut terdiri dari sebuah diagram yang menggambarkan peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Peningkatan rerata skor pada kelompok eksperimen lebih besar dan signifikan dibandingkan kelompok kontrol. Peningkatan rerata skor pada kelompok kontrol
sebesar 0,39 sedangkan peningkatan skor pada kelompok eksperimen sebesar 0,89. Kedua kelompok mengalami peningkatan yang signifikan tetapi kelompok
eksperimen mengalami peningkatan yang lebih besar dibandingkan kelompok kontrol. Harga Sig. 2-tailed pada kelompok kontrol sebesar 0,004 p 0,05
sedangkan harga Sig. 2-tailed pada kelompok eksperimen sebesar 0,000 p 0,05. Kedua kelompok mengalami penurunan skor yang signifikan pada
pelaksanaan posttest II. Hal ini dibuktikan dengan harga Sig. 2-tailed sebesar 0,000 p 0,05 untuk kelompok kontrol dan eksperimen.
Hasil ini terlihat dari setelah siswa mengikuti pretest, pembelajaran dengan menerapkan metode ceramah untuk kelompok kontrol dan metode inkuiri untuk
kelompok eksperimen, serta pelaksanaan posttest I dan posttest II. Pada saat pemberian pretest, siswa dari kedua kelompok kurang mampu menjawab
pertanyaan yang berkaitan dengan kemampuan mencipta. Mereka kurang mampu membuat rumusan masalah, hipotesis, dan langkah percobaan. Guru mitra
kemudian melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode ceramah pada kelompok kontrol dan metode inkuiri pada kelompok eksperimen. Pembelajaran
dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan membahas materi perubahan sifat benda. Metode pembelajaran yang diterapkan pada kelompok kontrol berbeda
dengan kelompok eksperimen. Kegiatan pembelajaran pada kelompok kontrol menerapkan metode ceramah. Pembelajaran dengan metode ceramah hanya
79
menggunakan interaksi satu arah dari sumber belajar, yaitu guru Sani, 2013: 159. Metode ceramah yang diterapkan guru pada kelompok kontrol menuntut siswa
hanya untuk duduk dan memperhatikan penjelasan guru. Guru dianggap sebagai sumber belajar terpenting dalam pembelajaran. Papan tulis menjadi media guru
dalam menuliskan materi. Kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen menerapkan metode
inkuiri. Pembelajaran inkuiri adalah suatu strategi yang membutuhkan siswa menemukan sesuatu dan mengetahui bagaimana cara memecahkan masalah dalam
suatu penelitian ilmiah Ngalimun, 2012: 33. Guru melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan langkah metode inkuiri yaitu orientasi, merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis,
melakukan eksperimen,
menarik kesimpulan,
mempresentasikan hasil, dan melakukan evaluasi. Metode inkuiri yang diterapkan guru pada kelompok eksperimen dapat membantu siswa untuk belajar menemukan
dan mengalami sendiri, sehingga siswa diharapkan mampu belajar untuk lebih aktif, kritis, dan kreatif. Siswa pada kelompok eksperimen memiliki lebih banyak
kesempatan untuk mengembangkan kemampuan mencipta dibandingkan kelompok kontrol selama pembelajaran berlangsung.
Siswa pada kelompok eksperimen memiliki lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan kemampuan mencipta dibandingkan kelompok kontrol selama
pembelajaran berlangsung. Siswa kelompok eksperimen lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri. Siswa selanjutnya
merumuskan kesimpulan berdasarkan rumusan masalah, hipotesis, dan hasil percobaan, kemudian secara berkelompok siswa mempresentasikan hasil kerja
mereka, siswa mengembangkan kemampuan mencipta berdasarkan pengalaman yang diperoleh selama proses pembelajaran. Hasil observasi pembelajaran di
kelompok eksperimen menunjukkan bahwa siswa memiliki kesempatan untuk mencipta ketika mereka merumuskan pertanyaan, hipotesis, dan mendesain langkah
percobaan. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa dari kedua kelompok lebih bisa
mengembangkan kemampuan mencipta dapat dilihat dari kemampuan mereka dalam membuat rumusan masalah, merumuskan hipotesis, dan mendesain langkah
percobaan. Metode yang diterapkan pada masing-masing kelompok memberikan
80
pengaruh terhadap kemampuan mencipta siswa, tetapi metode inkuiri yang diterapkan pada kelompok eksperimen memberikan pengaruh yang lebih besar
dibandingkan metode ceramah yang diterapkan pada kelompok kontrol.
4.2.3 Dampak Pengaruh Perlakuan