55
4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan
Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi.
Nama lain dari uji besar pengaruh perlakuan adalah effect size. Data diuji dengan Kolmogorov-Smirnov dan didapatkan data yang terdistribusi normal. Data yang
diperoleh terdistribusi dengan normal, maka digunakan rumus koefisien korelasi Pearson untuk data normal Field, 2009: 57. Cara untuk mengetahui koefisien
korelasi yaitu dengan mengubah harga t menjadi harga r Field, 2009: 57. Besar pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi kelompok
eksperimen adalah r = 0,41 atau 17 yang setara dengan efek besar. Tabel 4.6 berikut ini adalah hasil uji besar pengaruh perlakuan terhadap kemampuan
mengevaluasi lihat Lampiran 4.8.1.
Tabel 4.6 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan Mengevaluasi Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Variabel t
t
2
df r effect size
R
2
Efek
Mengevaluasi -3,28
10,76 53
0,41 0,17
17 Besar
4.1.2.5 Analisis Lebih Lanjut 1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Uji peningkatan skor pretest ke posttest I bertujuan mengetahui persentase peningkatan skor dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen pada kemampuan mengevaluasi dihitung
menggunakan aplikasi komputer Microsoft Office Excel 2013. Tabel 4.7 berikut ini menunjukkan hasil uji peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen lihat Lampiran 4.9.1.
Tabel 4.7 Hasil Uji Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengevaluasi
Kelompok Kontrol Variabel
Pretest Posttest I
Peningkatan
Mengevaluasi 1,78
2,28 28,12
Kelompok Eksperimen Variabel
Pretest Posttest I
Peningkatan
Mengevaluasi 1,71
2,86 66,66
56
Hasil uji statistik Paired samples t-test menunjukkan rerata skor kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan skor rerata kelompok kontrol, yaitu M = 1,14;
SD = 0,77; SE = 0,15; n = 28; dan df = 27 sedangkan hasil kelompok kontrol yaitu M = 0,50; SD = 0,68; SE = 0,13; n = 27; dan df = 26. Persentase peningkatan skor
pretest dan posttest I pada kelompok kontrol sebesar 28,12, sedangkan kelompok eksperimen sebesar 66,66. Berdasarkan analisis data, dapat diketahui bahwa
persentase peningkatan skor pretest dan posttest I kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan persentase peningkatan skor pretest dan posttest I kelompok
kontrol. Tabel 4.7 menunjukkan bahwa ada perbedaan antara rerata skor pretest ke
posttest I baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Selisih skor pretest-posttest Gain Score dilakukan untuk melihat perbedaan selisih skor
pretest-posttest I yang paling dominan. Selisih skor pretest-posttest I yang paling dominan pada kelompok kontrol lebih kecil dibandingkan kelompok eksperimen.
Hal ini dapat dilihat pada grafik berikut.
Gambar 4.2
Grafik Perbedaan Selisih Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengevaluasi
Gain dengan frekuensi paling dominan pada kelompok kontrol adalah 0,5 sedangkan pada kelompok eksperimen adalah 1,0. Hal ini berarti selisih skor
pretest-posttest I yang paling dominan pada kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan kelompok kontrol. Gain terendah pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen adalah -1 sedangkan gain tertingginya adalah 2,5. Gain
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
-1,5 -1
-0,5 0,5
1 1,5
2 2,5
3
f
gain
kontrol eksperimen
57
score yang digunakan untuk menghitung persentase siswa yang mendapat pengaruh perlakuan pada kedua kelompok
≥ 1,25. Siswa yang memiliki gain ≥ 1,25 pada kelompok kontrol berjumlah 3 siswa sehingga penerapan metode
ceramah memberikan pengaruh terhadap 11,11 dari keseluruhan jumlah siswa pada kelompok kontrol. Siswa yang memiliki gain
≥ 1,25 pada kelompok eksperimen berjumlah 11 siswa sehingga penerapan metode inkuiri memberikan
pengaruh terhadap 39,29 dari keseluruhan jumlah siswa pada kelompok eksperimen lihat Lampiran 4.10.1.
2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh metode ceramah dan metode inkuiri terhadap
kemampuan mengevaluasi. Uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest ke posttest I menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test karena data yang
diuji adalah data normal dan dalam kelompok yang sama Field, 2009: 325. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam uji signifikansi peningkatan rerata skor
pretest ke posttest I adalah 95. Kriteria yang digunakan untuk menolak H
null
adalah jika harga Sig. 2-tailed 0,05 Field, 2009: 53. Penghitungan r didapat dari rumus korelasi Pearson. Tabel 4.8 berikut ini menunjukkan hasil uji
siginifikansi peningkatan skor pretest ke posttest I kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan mengevaluasi lihat Lampiran 4.11.1.
Tabel 4.8 Hasil Uji Siginifikansi Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengevaluasi
Kelompok t
t
2
df Sig. 2-tailed
r R
2
Efek
Kontrol 3,82
14,59 26
0,001 0,60
0,36 36
Besar Eksperimen
7,87 61,94
27 0,000
0,83 0,70
70 Besar
Hasil uji statistik Paired samples t-test menunjukkan rerata skor kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan skor rerata kelompok kontrol, yaitu M = 1,14;
SD = 0,77; SE = 0,15; n = 28; dan df = 27 sedangkan hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 0,50; SD = 0,68; SE = 0,13; n = 27; dan df = 26. Hasil uji peningkatan
skor pretest ke posttest I kemampuan mengevaluasi pada kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. 2-tailed sebesar 0,001 p 0,05, maka H
null
ditolak dan
58
H
i
diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I kemampuan mengevaluasi pada kelompok kontrol.
Kesimpulan berdasarkan analisis data adalah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I kemampuan mengevaluasi pada kelompok
kontrol. Hasil uji peningkatan skor pretest ke posttest I untuk variabel kemampuan
mengevaluasi pada kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. 2-tailed sebesar 0,000 p 0,05 maka H
null
ditolak dan H
i
diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I
kemampuan mengevaluasi pada kelompok eksperimen. Kesimpulan berdasarkan analisis data adalah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke
posttest I kemampuan mengevaluasi pada kelompok ekperimen. Penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol berpengaruh secara
signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi dengan harga Sig. 2-tailed sebesar 0,001 dan r = 0,60 sehingga memberikan efek sebesar 36 besar. Penerapan
metode inkuiri pada kelompok eksperimen berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi dengan harga Sig. 2-tailed sebesar 0,000 dan r = 0,83
sehingga memberikan efek sebesar 70 besar. Analisis data menunjukkan bahwa persentase pengaruh penerapan metode inkuiri pada kelompok eksperimen lebih
besar dibandingkan persentase pengaruh penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol.
3. Uji Korelasi antara Rerata Skor Pretest dan Posttest I
Uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I dilakukan untuk mengetahui hubungan atau korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Data yang diperoleh terdistribusi dengan normal maka digunakan rumus koefisien korelasi Pearson untuk data normal Field, 2009:
57 179. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I adalah 95. Kriteria yang digunakan untuk menolak H
null
adalah jika harga Sig. 2-tailed 0,05 Field, 2009: 53. Hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini lihat Lampiran 4.12.1.
59
Tabel 4.9 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Skor Pretest dan Posttest I Kemampuan Mengevaluasi
Kelompok Kontrol Aspek
Pearson Correlation Sig. 2-tailed
Keterangan
Pretest- Posttest I 0,682
0,000 Positif dan signifikan
Kelompok Eksperimen Aspek
Pearson Correlation Sig. 2-tailed
Keterangan
Pretest- Posttest I 0,555
0,002 Positif dan signifikan
Tabel hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kemampuan mengevaluasi menunjukkan bahwa Pearson Correlation kelompok
kontrol sebesar 0,68. Hasil uji korelasi antara rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mengevaluasi menunjukkan bahwa harga
Sig. 2-tailed ˂ 0,000 atau p ˂ 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa H
null
ditolak dan H
i
diterima. Hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I menunjukkan bahwa ada korelasi yang positif dan signifikan antara skor pretest dan postest I
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Nilai positif Pearson Correlation menunjukkan bahwa semakin tinggi skor pretest, maka semakin tinggi
pula skor posttest I. Signifikan berarti hasil skor korelasi dapat digeneralisasikan pada populasi.
Tabel hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kemampuan mengevaluasi menunjukkan bahwa Pearson Correlation kelompok
eksperimen sebesar 0,55. Hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengevaluasi menunjukkan
bahwa harga Sig. 2-tailed ˂ 0,002 atau p ˂ 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa
H
null
ditolak dan H
i
diterima. Hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I menunjukkan bahwa ada korelasi yang positif dan signifikan antara skor pretest
dan postest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Nilai positif Pearson Correlation menunjukkan bahwa semakin tinggi skor pretest, maka
semakin tinggi pula skor posttest I. Signifikan berarti hasil skor korelasi dapat digeneralisasikan pada populasi.
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
Uji retensi pengaruh perlakuan posttest I ke posttest II bertujuan untuk mengetahui apakah hasil posttest II masih sekuat posttest I setelah jangka waktu 2
60
minggu. Data rerata skor posttest I dan posttest II kemampuan mengevaluasi dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Tabel 4.10 berikut ini menunjukkan
hasil normalitas distribusi data posttest II dengan Kolmogorov-Smirnov test lihat Lampiran 4.5.1.
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Distibusi Data Posttest II Kemampuan Mengevaluasi
Aspek Sig. 2-tailed
Keterangan
Posttest II kelompok control 0,123
Normal Posttest II kelompok eksperimen
0,257 Normal
Tabel hasil uji normalitas distribusi data rerata skor posttest II menunjukkan bahwa harga Sig 2-tailed 0,05 sehingga data dikatakan terdistribusi normal dan
analisis selanjutnya menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test. Uji retensi pengaruh perlakuan menggunakan statistik parametrik Paired samples t-
test karena data yang diuji adalah data normal dan dalam kelompok yang sama Field, 2009: 325. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95. Kriteria
yang digunakan untuk menolak H
null
adalah Sig. 2-tailed 0,05 Field, 2009: 53. Persentase peningkatan rerata skor posttest I ke posttest II kelompok kontrol
maupun kelompok eksperimen pada kemampuan mengevaluasi dihitung menggunakan aplikasi komputer Microsoft Office Excel 2013. Tabel 4.11 berikut
ini menunjukkan hasil uji retensi pengaruh perlakuan terhadap kemampuan mengevaluasi lihat Lampiran 4.13.1.
Tabel 4.11 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengevaluasi Kelompok Kontrol
Variabel Posttest I
Posttest II Peningkatan
Mengevaluasi 2,28
1,76 -22,76
Kelompok Eksperimen Variabel
Posttest I Posttest II
Peningkatan
Mengevaluasi 2,86
2,50 -12,50
Hasil uji statistik Paired samples t-test menunjukkan rerata skor kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan skor rerata kelompok kontrol, yaitu M =
-0,36; SD = 0,43; SE = 0,08; n = 28; dan df = 27, sedangkan hasil kelompok kontrol yaitu M = -0,52; SD = 0,51; SE = 0,09; n = 27; dan df = 26. Hasil uji retensi
pengaruh perlakuan skor posttest I ke posttest II kemampuan mengevaluasi pada
61
kelompok kontrol menunjukkan bahwa harga Sig. 2-tailed sebesar 0,000 p 0,05, maka H
null
ditolak dan H
i
diterima sehingga dapat dikatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II kemampuan
mengevaluasi pada kelompok kontrol. Kesimpulan berdasarkan analisis data adalah terjadi penurunan yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II
kemampuan mengevaluasi pada kelompok kontrol. Hasil uji retensi pengaruh perlakuan skor posttest I ke posttest II kemampuan mengevaluasi pada kelompok
eksperimen menunjukkan bahwa harga Sig. 2-tailed sebesar 0,000 p 0,05, maka H
null
ditolak dan H
i
diterima sehingga dapat dikatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II kemampuan mengevaluasi
pada kelompok eksperimen. Kesimpulan berdasarkan analisis data adalah terjadi penurunan yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II kemampuan
mengevaluasi pada kelompok eksperimen. Persentase peningkatan kelompok kontrol adalah sebesar -22,76,
sedangkan persentase peningkatan kelompok eksperimen adalah sebesar -12,50. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa kelompok kontrol mengalami penurunan
skor yang lebih besar dibandingkan kelompok eksperimen. Peningkatan skor pretest, posttest I, dan posttest II secara keseluruhan pada kelompok kontrol
maupun kelompok eksperimen dapat dilihat pada grafik berikut.
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Mengevaluasi
1,7778 2,2778
1,7593 1,7143
2,8571 2,5
0,5 1
1,5 2
2,5 3
Pretest Posttest I
Posttest II
Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan Posttest II
Kontrol Eksperimen
62
4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II
Hipotesis penelitian II adalah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mencipta pada pelajaran IPA siswa kelas V SD Sokowaten
Baru Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 20152016. Variabel independen pada hipotesis adalah metode inkuiri, sedangkan variabel dependennya adalah
kemampuan mencipta. Peneliti menyusun instrumen soal sebagai alat untuk mengukur kemampuan mencipta, yaitu 1 item soal uraian pada nomor 6 yang
mengandung aspek merumuskan dan mendesain. Bagian ini akan memaparkan hasil analisis statistik data yang secara
keseluruhan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Dengan tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95. Langkah-
langkah analisis data sebagai berikut. 1 Uji normalitas data. 2 Uji perbedaan kemampuan awal. 3 Uji signifikansi pengaruh perlakuan. 4 Uji besar pengaruh
perlakuan. 5 Perhitungan persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada tiap kelompok. 6 Uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest ke posttest I. 7
Uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I. 8 Uji retensi pengaruh perlakuan.
4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas distribusi data bertujuan mengetahui apakah data terdistribusi secara normal atau tidak, sehingga dapat ditentukan uji statistik selanjutnya. Data
pada kemampuan mencipta dianalisis dengan Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas distribusi data kemampuan mencipta baik kelompok kontrol dan
eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut lihat Lampiran 4.5.2.
Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mencipta Aspek
Sig. 2-tailed Keterangan
Pretest mencipta kelompok kontrol 0,423
Normal Posttest I mencipta kelompok kontrol
0,274 Normal
Posttest II mencipta kelompok kontrol 0,136
Normal Rerata selisih skor pretest-posttest I mencipta
kelompok kontrol 0,461
Normal Pretest mencipta kelompok eksperimen
0,067 Normal
Posttest I mencipta kelompok eksperimen 0,442
Normal Posttest II mencipta kelompok eksperimen
0,450 Normal
Rerata selisih skor pretest-posttest I mencipta kelompok eksperimen
0,450 Normal
63
Tabel uji normalitas distribusi data menunjukkan bahwa Sig. 2-tailed 0,05 untuk semua aspek, sehingga semua data terdistribusi normal. Analisis
statitistik yang digunakan selanjutnya Independent samples t-test untuk analisis data dari kelompok responden yang berbeda dan Paired samples t-test untuk
analisis data dari kelompok responden yang sama.
4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal