10
operasional konkret 7-11 tahun. Subjek penelitian yang ditentukan peneliti adalah siswa kelas V Sekolah Dasar yang berumur sekitar 11 tahun. Proses pemikiran anak
pada tahap operasional konkret diarahkan pada kejadian yang nyata. Anak dapat menyelesaikan permasalahan yang rumit selama permasalahan itu dapat
diselesaikan menggunakan hal konkret. Hal konkret tersebut diamati anak menggunakan panca inderanya, sehingga anak dapat lebih mudah untuk
menemukan permasalahan dan mencari pemecahannya, serta dapat menemukan konsep baru.
2.1.1.2 Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah salah satu unsur terjadinya suatu pembelajaran dalam kelas. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran Salma, 2007: 70. Metode pembelajaran dapat dianggap sebagai suatu prosedur atau proses yang teratur dan
suatu jalan atau cara yang teratur untuk melakukan pembelajaran Suyono Hariyanto, 2011: 19.
Kesimpulan berdasarkan pendapat-pendapat tersebut adalah metode pembelajaran berisi teknik untuk melaksanakan pembelajaran di dalam kelas.
Metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, antara lain demonstrasi, eksperimen, inkuiri, ceramah, diskusi, simulasi, dan
lain-lain.
2.1.1.3 Metode Inkuiri 1. Pengertian Metode Inkuiri
Teori Perkembangan Kognitif Piaget dan Lev Vygotsky memaparkan tentang tahapan perkembangan anak yang dipengaruhi faktor sosial. Faktor sosial
dalam hal ini meliputi lingkungan di luar anak, misalnya pembelajaran di sekolah. Tingkat perkembangan anak menjadi bahan pertimbangan guru untuk menerapkan
suatu metode pembelajaran. Metode inkuiri adalah salah satu metode yang menjadi pertimbangan guru ketika melaksanakan pembelajaran. Inkuiri adalah rangkaian
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
11
dipertanyakan Sanjaya, 2006: 194. Pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa di mana kelompok siswa masuk ke dalam suatu
isu atau mencari jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan melalui suatu prosedur yang digariskan secara jelas dan struktural kelompok Kourilsky, dalam Hamalik,
2007: 220. Metode inkuiri mengajarkan siswa untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu permasalahan yang dibahas. Metode inkuiri dalam pembelajaran dapat dilakukan guru dengan memberikan kesempatan siswa untuk bertanya
menggunakan kata tanya “Apakah”. Ciri utama strategi pembelajaran inkuiri adalah 1 menekankan kepada
aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, 2 siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu yang dipertanyakan,
sehingga diharapkan menumbuhkan rasa percaya diri, 3 tujuan penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara
sistematis, logis, dan kritis Sanjaya, 2006: 194-195.
2. Prinsip Metode Inkuiri
Metode inkuiri memiliki prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan sebelum diterapkan dalam pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam metode inkuiri adalah
sebagai berikut. 1 Berorientasi pada hasil dan proses belajar. 2 Prinsip interaksi yaitu proses interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan
interaksi antara siswa dengan lingkungan. 3 Prinsip bertanya adalah guru berperan sebagai penanya. 4 Prinsip belajar untuk berpikir, belajar bukan hanya mengingat
sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir. 5 Prinsip keterbukaan adalah siswa perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan
perkembangan kemampuan logika dan nalarnya Sanjaya, 2006: 196-199.
3. Jenis-jenis Metode Inkuiri
Tiga macam metode inkuiri Mulyasa, 2007: 109 sebagai berikut. a.
Inkuiri terbimbing Guided Inquiry Peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan.
Pedoman tersebut biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing.
12
b. Inkuiri bebas free inquiry
Inkuiri bebas menekankan aktivitas peserta didik dalam melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan. Peserta didik menemukan
permasalahan dan mencari sendiri solusi pemecahannya. c.
Inkuiri bebas yang dimodifikasi modified free inquiry Guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian peserta didik
diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.
Peneliti memfokuskan jenis metode inkuiri pada penelitian ini adalah metode inkuiri terbimbing karena siswa Sekolah Dasar memerlukan metode
pembelajaran yang berpusat pada siswa dan masih tetap disertai bimbingan guru secara intensif.
4. Pengertian Metode Inkuiri Terbimbing
Inkuiri terbimbing adalah kegiatan inkuiri dimana pelaksanaan atas dasar arahan dari guru berupa seperangkat pertanyaan inti dan pertanyaan melacak yang
mengarahkan siswa pada kesimpulan yang diharapkan Hanafiah Suhana, 2010: 77. Pendapat lain menyebutkan bahwa inkuiri terbimbing adalah langkah-langkah
pembelajaran yang membantu siswa untuk menemukan sendiri pemecahan suatu dengan pedoman berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing Mulyasa,
2007: 109. Berdasarkan pendapat-pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa metode
inkuiri terbimbing guided inquiry adalah kegiatan pembelajaran yang menuntut siswa untuk menemukan permasalahan beserta pemecahannya yang didasari
pertanyaan-pertanyaan yang membimbing atau masih dengan bimbingan guru.
5. Langkah-langkah Metode Inkuiri
Langkah-langkah dalam metode inkuiri Sanjaya, 2011: 201-205 dijabarkan sebagai berikut.
a. Orientasi
13
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada tahap ini, guru membimbing siswa agar siap
dalam mengikuti pembelajaran. b.
Merumuskan masalah Merumuskan masalah adalah langkah membawa siswa pada suatu persoalan
yang mengandung teka-teki. Guru membimbing siswa merumuskan masalah diawali dengan menceritakan suatu fenomena yang menarik bagi siswa untuk
diteliti. c.
Merumuskan hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji. Pada tahap ini, siswa merumuskan jawaban sementara dari suatu permasalahan dengan bimbingan guru.
d. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Siswa akan menggunakan beberapa sumber
belajar dalam mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. e.
Menguji hipotesis Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Pengujian hipotesis dilakukan dengan melakukan percobaan
menggunakan alat dan bahan yang tersedia. f.
Merumuskan kesimpulan Kesimpulan diperoleh siswa setelah melakukan percobaan dan menemukan
hasilnya. Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Pendapat sedikit berbeda diungkapkan Gulo mengenai langkah-langkah pembelajaran inkuiri dalam Trianto, 2010: 168-169 adalah sebagai berikut :
a. Mengajukan Pertanyaan
b. Merumuskan Hipotesis
c. Mengumpulkan Data
d. Analisis Data
e. Membuat Kesimpulan
14
Berdasarkan pendapat beberapa peneliti di atas, peneliti memilih menggunakan langkah-langkah metode inkuiri, yaitu orientasi, merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil eksperimen, dan melakukan evaluasi dengan siswa
memperbaiki hasil eksperimennya.
6. Keunggulan Metode Inkuiri
Keunggulan metode inkuiri jika diterapkan dalam pembelajaran Sanjaya, 2006: 204 adalah sebagai berikut.
a. Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor. b.
Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
c. Sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap
belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. d.
Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata- rata.
2.1.1.4 Teori kognitif Bloom
Kemampuan intelektual berkaitan erat dengan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran. Secara garis besar, hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah
yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik Bloom dalam Nana Sudjana, 2006.
1. Ranah kognitif yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek, yakni pengetahuan dan ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2. Ranah Afektif yang berkenaan dengan sikap dan nilai.
3. Ranah Psikomotorik yang tampak dalam bentuk keterampilan dan
kemampuan bertindak. Peneliti memfokuskan ranah kognitif dalam Taksonomi Bloom pada
penelitian ini. Proses kognitif dibagi menjadi enam kategori Anderson Krathwohl, 2010: 99-133 sebagai berikut.
15
1. Mengingat
Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Kata kerja operasionalnya terdiri dari mengenali dan
mengingat kembali. 2.
Memahami Memahami adalah mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran,
baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer. Kata kerja operasional memahami terdiri
dari menafsirkan,
mencontohkan, mengklasifikasikan,
merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.
3. Mengaplikasi
Mengaplikasi adalah proses melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Kata kerja
operasional kemampuan
mengaplikasi terdiri
dari mengeksekusi
dan mengimplementasikan.
4. Menganalisis
Menganalisis adalah proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara setiap bagian
dan struktur keseluruhannya. Kata kerja operasional kemampuan menganalisis terdiri dari membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan.
5. Mengevaluasi
Mengevaluasi adalah proses membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Kata kerja operasional kemampuan mengevaluasi adalah memeriksa dan
mengkritik. 6.
Mencipta Mencipta adalah proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah keseluruhan
yang koheren atau fungsional. Kata kerja operasional kemampuan mencipta adalah merumuskan, merencanakan, dan memproduksi.
Peneliti akan membahas lebih lanjut dan mendalam tentang kemampuan mengevaluasi dan mencipta dalam penelitian ini, karena kedua kemampuan
tersebut menjadi variabel dependen pada penelitian ini.
16
2.1.1.5 Kemampuan Mengevaluasi