57
score yang digunakan untuk menghitung persentase siswa yang mendapat pengaruh perlakuan pada kedua kelompok
≥ 1,25. Siswa yang memiliki gain ≥ 1,25 pada kelompok kontrol berjumlah 3 siswa sehingga penerapan metode
ceramah memberikan pengaruh terhadap 11,11 dari keseluruhan jumlah siswa pada kelompok kontrol. Siswa yang memiliki gain
≥ 1,25 pada kelompok eksperimen berjumlah 11 siswa sehingga penerapan metode inkuiri memberikan
pengaruh terhadap 39,29 dari keseluruhan jumlah siswa pada kelompok eksperimen lihat Lampiran 4.10.1.
2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh metode ceramah dan metode inkuiri terhadap
kemampuan mengevaluasi. Uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest ke posttest I menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test karena data yang
diuji adalah data normal dan dalam kelompok yang sama Field, 2009: 325. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam uji signifikansi peningkatan rerata skor
pretest ke posttest I adalah 95. Kriteria yang digunakan untuk menolak H
null
adalah jika harga Sig. 2-tailed 0,05 Field, 2009: 53. Penghitungan r didapat dari rumus korelasi Pearson. Tabel 4.8 berikut ini menunjukkan hasil uji
siginifikansi peningkatan skor pretest ke posttest I kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan mengevaluasi lihat Lampiran 4.11.1.
Tabel 4.8 Hasil Uji Siginifikansi Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengevaluasi
Kelompok t
t
2
df Sig. 2-tailed
r R
2
Efek
Kontrol 3,82
14,59 26
0,001 0,60
0,36 36
Besar Eksperimen
7,87 61,94
27 0,000
0,83 0,70
70 Besar
Hasil uji statistik Paired samples t-test menunjukkan rerata skor kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan skor rerata kelompok kontrol, yaitu M = 1,14;
SD = 0,77; SE = 0,15; n = 28; dan df = 27 sedangkan hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 0,50; SD = 0,68; SE = 0,13; n = 27; dan df = 26. Hasil uji peningkatan
skor pretest ke posttest I kemampuan mengevaluasi pada kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. 2-tailed sebesar 0,001 p 0,05, maka H
null
ditolak dan
58
H
i
diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I kemampuan mengevaluasi pada kelompok kontrol.
Kesimpulan berdasarkan analisis data adalah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I kemampuan mengevaluasi pada kelompok
kontrol. Hasil uji peningkatan skor pretest ke posttest I untuk variabel kemampuan
mengevaluasi pada kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. 2-tailed sebesar 0,000 p 0,05 maka H
null
ditolak dan H
i
diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I
kemampuan mengevaluasi pada kelompok eksperimen. Kesimpulan berdasarkan analisis data adalah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke
posttest I kemampuan mengevaluasi pada kelompok ekperimen. Penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol berpengaruh secara
signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi dengan harga Sig. 2-tailed sebesar 0,001 dan r = 0,60 sehingga memberikan efek sebesar 36 besar. Penerapan
metode inkuiri pada kelompok eksperimen berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi dengan harga Sig. 2-tailed sebesar 0,000 dan r = 0,83
sehingga memberikan efek sebesar 70 besar. Analisis data menunjukkan bahwa persentase pengaruh penerapan metode inkuiri pada kelompok eksperimen lebih
besar dibandingkan persentase pengaruh penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol.
3. Uji Korelasi antara Rerata Skor Pretest dan Posttest I