Komponen-komponen Karakter yang Baik

6 Pengetahuan diri Memahami diri sendiri merupakan pengatahuan moral yang paling sulit untuk dikuasai, tapi penting bagi pengembangan karakter. Membangun pemahaman diri berarti sadar terhadap kekuatan dan kelemahan karakter kita dan mengetahui cara untuk memperbaiki kelemahan tersebut. b. Perasaan Moral 1 Hati nurani Hati nurani memiliki dua sisi: sisi kognitif dan sisi emosional. Sisi kognitif menuntun kita dalam menentukan hal yang benar, sedangkan sisi emosional menjadikan kita merasa berkewajiban untuk melakukan hal yang benar. 2 Penghargaan diri Apabila kita memiliki penghargaan diri yang sehat, kita akan dapat menghargai diri sendiri. Dan, jika kita menghargai diri sendiri, maka kita akan menghormati diri sendiri. Dengan demikian, kecil kemungkinan bagi kita untuk merusak tubuh atau pikiran kita atau membiarkan orang lain merusaknya. 3 Empati Empati adalah kemampuan mengenali, atau merasakan, keadaan yang tengah dialami orang lain. Empati memungkinkan kita keluar dari kulit kita dan masuk ke kulit PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI orang lain. Empati merupakan sisi emosional dari pengambilan perspektif. 4 Menyukai kebaikan Apabila orang mencintai kebaikan, mereka akan merasa senang melakukan kebaikan. Cinta akan melahirkan hasrat, bukan hanya kewajiban. 5 Kotrol diri Kontrol diri penting untuk mengekang keterlenaan diri. Emosi dapat menghanyutkan akal. Maka dari itulah kontrol diri merupakan pekerti moral yang penting. Dapat mengontrol diri sendiri itu berarti dapat mengkondisikan diri sendiri dan dapat menahan emosi dan amarah yang ada di dalam diri. 6 Kerendahan hati Kerendahan hati merupakan pekerti moral yang kerap diabaikan padahal pekerti ini merupakan bagian penting dari karakter yang baik. Kerendahan hati adalah bagian dari pemahaman diri. Suatu bentuk keterbukaan murni terhadap kebenaran sekaligus kehendak untuk berbuat sesuatu demi memperbaiki kegagalan kita. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Aksi Moral 1 Kompetensi Kompetensi moral adalah kemampuan mengubah pertimbangan dan perasaan moral ke dalam tindakan moral yang efektif. 2 Kemauan Kehendak atau kemauan dibutuhkan untuk menjaga emosi agar tetap terkendali oleh akal. Kehendak juga dibutuhkan untuk dapat melihat dan memikirkan suatu keadaan melalui seluruh dimensi moral. Kehendak dibutuhkan untuk mendahulukan kewajiban, bukan kesenangan. 3 Kebiasaan Dalam banyak situasi, kebiasaan merupakan faktor pembentuk perilaku moral. Anak-anak membutuhkan banyak kesempatan untuk membangun kebiasaan-kebiasaan baik, dan banyak berlatih untuk menjadi orang baik.

3. Ciri-ciri Orang Jujur

Orang yang memiliki karakter jujur dicirikan oleh perilaku sebagai berikut Dharma, Cepi, dan Johar, 2011:16: a. Jika bertekad inisiasi keputusan untuk melakukan sesuatu, tekadnya adalah kebenaran dan kemaslahatan; b. Jika berkata tidak berbohong benar apa adanya; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Jika adanya kesamaan antara yang dikatakan hatinya dengan apa yang dilakukannya. Di lingkungan rumah tangga, kita harus dapat mencontohkan kejujuran pada anak-anak. Kita pun sudah siap dengan disiplin keluarga jika ada anak yang berbohong, dan selalu siap memberi pujian apabila berbuat jujur, betapapun kecilnya prestasi kejujuran itu. Ia harus diapresiasi atas kejujurannya. Kita tinggal menambahkan pengetahuannya saja. Di sekolah, murid-murid itu berbuat jujur apabila Mustari, 2014:15: a. Menyampaikan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya. b. Bersedia mengakui kesalahan, kekurangan, ataupun keterbatasan diri. c. Tidak suka menyontek. d. Tidak suka berbohong. e. Tidak memanipulasi fakta atau informasi. f. Berani mengakui kesalahan. Menurut Pupuh, Suryana, dan Fenny 2013:107 indikator atau ciri-ciri kejujuran itu meliputi: a. Melaksanakan tugas sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di sekolah. b. Menyebutkan secara tegas keunggulan dan kelemahan suatu pokok bahasan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Mau bercerita tentang permasalahan dirinya dalam menerima pendapat temannya. d. Mengemukakan pendapat tentang sesuatu sesuai dengan yang diyakininya. e. Membayar barang yang dibeli dengan jujur. f. Mengembalikan barang yang dipinjam atau ditemukan di tempat umum.

E. Minat

1. Pengertian Minat

Minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap Winkel, 2004:212, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi tersebut. Minat momentan ialah perasaan tertarik pada suatu topik yang sedang dibahas atau dipelajari, untuk itu kerap digunakan istilah “perhatian”. Menurut Reber Muhibbin, 2008:151 Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan. Menurut Slameto Syaiful, 2011:191 minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa

Dokumen yang terkait

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 2

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa: survei pada siswa kelas XII IIS di SMA N 1 Wates, SMA N 2 Wates, dan

0 2 219

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi Akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi dan minat belajar peserta didik : survei pada lima SMA di wilayah Kota Yogyakarta.

0 2 199

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada Materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar peserta didik : survei pada lima SMA di Kabupaten Gunungkidul.

0 0 211

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa: survei pada siswa Kelas XII IIS SMA Negeri di Kabupaten Bantul.

0 0 232

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

5 14 226

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan Keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 205

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa

0 1 163

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa

0 1 169

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar dan kecerdasan emosional siswa

0 0 158